Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Juni 2013 -
Baca: Mazmur 78:65-72
"dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba;" Mazmur 78:70
Kemampuan Daud memainkan kecapi membawanya ke dalam istana sebagai pelayan Saul. Bukan sekedar mampu, tapi di dalam dirinya ada urapan Tuhan sehingga setiap kali kecapi itu dimainkan Roh Tuhan melawat. "Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul,
maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan
nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya." (1 Samuel 16:23). Tuhanlah yang menjadikan suara kecapi Daud berkuasa atas roh-roh jahat.
Untuk menjadi pribadi yang dipilih Tuhan Daud terlebih dahulu harus melewati proses pembentukan bertahun-tahun. Ia belajar setia, taat dan rendah hati melalui tugas yang dipercayakan kepadanya: penggembala domba dan pelayan Saul. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam
perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara
kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10). Keberanian Daud juga terbentuk saat berada di padang, "Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar
beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." (1 Samuel 17:37).
Pengalaman inilah yang membuatnya punya keberanian menghadapi Goliat. Ia berani bukan karena merasa kuat tapi karena ada keberanian Ilahi di dalamnya, di mana ia percaya bahwa ada Tuhan yang akan menyertainya. Bila manusia memilih seseorang seringkali berdasar atas apa yang terlihat dari luar: penampilan, gagah, tampan, cantik. Padahal penampilan luar itu seringkali menipu dan mengecoh kita, oleh karena itu kita diingatkan: "Don't judge the book from the cover!" Daud dipilih Tuhan bukan karena ia memiliki perawakan yang ideal bak peragawan, tapi karena Tuhan melihat hatinya. FirmanNya kepada Samuel, "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah
menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia
melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7). Setia, taat dan rendah hati ada dalam diri Daud, maka Tuhan memilih dan mengurapinya.
"...sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud." 1 Samuel 16:13b
Saturday, June 8, 2013
Friday, June 7, 2013
DAUD: Pilihan Tuhan (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Juni 2013 -
Baca: 1 Samuel 16:1-13
"Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku." 1 Samuel 16:1b
Siapa Daud? Ia adalah anak bungsu dari Isai. Nama 'Daud' memiliki arti beloved (yang dikasihi). Daud adalah orang yang sangat sederhana. Masa mudanya dihabiskan di padang pengembaraan bersama domba-domba. Banyak orang menganggap remeh (sepele) pekerjaan menggembalakan domba, tapi Daud melakukan tugas itu dengan penuh tanggung jawab. Tidak semua orang mau mengerjakan tugas menggembalakan domba karena dipandang sebagai pekerjaan yang rendah, karena itu dibutuhkan kerendahan hati untuk mengerjakan pekerjaan itu. Simak pernyataan Eliab (kakaknya) saat Daud datang ke medan pertempuran: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun?" (1 Samuel 17:28).
Meski hanya sedikit kambing domba yang digembalakan, Daud melakukan tugas itu dengan setia. Sepertinya sepele, namun tugas menggembalakan domba itu tidaklah mudah. Sebagai penggembala domba ia harus dengan sabar dalam membimbing dan menuntun domba-dombanya ke padang rumput yang hijau. Selain itu ia harus bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan domba-dombanya jika sewaktu-waktu mendapat serangan dari binatang buas. Inilah yang dilakukan Daud: "Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini." (1 Samuel 17:34-36). Dibutuhkan kewaspadaan dan keberanian untuk menghadapi bahaya itu. Luar biasa! Dari sinilah karakter Daud makin terbentuk dari hari ke sehari!
Selain setia mengerjakan tugas sebagai penggembala domba Daud juga bertalenta di bidang musik, di mana ia sangat piawai memainkan kecapi. kemampuannya dalam memainkan kecapi terasah di sela-sela menggembalakan domba-dombanya di padang. Sembari menjaga domba-dombanya Daud memainkan kecapinya dan memuji-muji Tuhan sehingga terciptalah mazmur pujian bagi Tuhan. Tiada hari terlewati oleh Daud tanpa ia mempersembahkan puji-pujian bagi Tuhan! (Bersambung)
Baca: 1 Samuel 16:1-13
"Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku." 1 Samuel 16:1b
Siapa Daud? Ia adalah anak bungsu dari Isai. Nama 'Daud' memiliki arti beloved (yang dikasihi). Daud adalah orang yang sangat sederhana. Masa mudanya dihabiskan di padang pengembaraan bersama domba-domba. Banyak orang menganggap remeh (sepele) pekerjaan menggembalakan domba, tapi Daud melakukan tugas itu dengan penuh tanggung jawab. Tidak semua orang mau mengerjakan tugas menggembalakan domba karena dipandang sebagai pekerjaan yang rendah, karena itu dibutuhkan kerendahan hati untuk mengerjakan pekerjaan itu. Simak pernyataan Eliab (kakaknya) saat Daud datang ke medan pertempuran: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun?" (1 Samuel 17:28).
Meski hanya sedikit kambing domba yang digembalakan, Daud melakukan tugas itu dengan setia. Sepertinya sepele, namun tugas menggembalakan domba itu tidaklah mudah. Sebagai penggembala domba ia harus dengan sabar dalam membimbing dan menuntun domba-dombanya ke padang rumput yang hijau. Selain itu ia harus bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan domba-dombanya jika sewaktu-waktu mendapat serangan dari binatang buas. Inilah yang dilakukan Daud: "Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini." (1 Samuel 17:34-36). Dibutuhkan kewaspadaan dan keberanian untuk menghadapi bahaya itu. Luar biasa! Dari sinilah karakter Daud makin terbentuk dari hari ke sehari!
Selain setia mengerjakan tugas sebagai penggembala domba Daud juga bertalenta di bidang musik, di mana ia sangat piawai memainkan kecapi. kemampuannya dalam memainkan kecapi terasah di sela-sela menggembalakan domba-dombanya di padang. Sembari menjaga domba-dombanya Daud memainkan kecapinya dan memuji-muji Tuhan sehingga terciptalah mazmur pujian bagi Tuhan. Tiada hari terlewati oleh Daud tanpa ia mempersembahkan puji-pujian bagi Tuhan! (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)