Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juni 2013 -
Baca: Keluaran 18:13-27
"Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya." Keluaran 18:24
Kata mutiara mengatakan: "Pemimpin terbaik adalah pendengar." Biasanya seorang pemimpin atau pemegang otoritas memiliki kecenderungan tidak mau mendengarkan orang lain karena ego dan gengsinya tinggi.
Musa pun punya alasan untuk itu, tapi ayat nas menyatakan bahwa ia mendengarkan nasihat Yitro dan melakukannya. Memang, nasihat Yitro itu juga demi kebaikan Musa sendiri. Dengan mendelegasikan tugas-tugasnya kepada orang lain, beban Musa akan lebih ringan. Selain itu juga membuka kesempatan bagi orang lain untuk mengembangkan potensinya. Dengan adanya orang-orang yang turut membantu, masalah yang dihadapi oleh bangsa Israel akan cepat tertangani; ada efisiensi waktu, sehingga "... seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya." (Keluaran 18:23). Nasihat Yitro kepada Musa, "...kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan
Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada
pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi
pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang
dan pemimpin sepuluh orang." (Keluaran 18:21).
Di bidang pekerjaan apa pun: di kantor, perusahaan, gereja atau pelayanan, pembagian atau pendelegasian tugas sangatlah penting, sehingga seorang pemimpin tidak harus menangani semua pekerjaan sendiri. Tetapi ia harus memilih orang-orang yang mumpuni, yang dapat menjalankan perannya dengan baik. Pendelegasian tugas berkaitan erat dengan sebuah kepercayaan dan integritas. Tidak mungkin kita mempercayakan suatu tugas penting kepada sembarangan orang. Musa harus memilih orang-orang yang memang sudah teruji kualitas hidupnya. Mereka yang dipilih adalah orang-orang yang cakap, takut akan Tuhan, bisa dipercaya dan benci kepada suap. Di zaman sekarang ini mungkin banyak sekali orang yang cakap di bidangnya masing-masing, tapi sulit sekali untuk menemukan orang-orang yang bisa dipercaya, takut akan Tuhan dan benci kepada suap.
Musa berhasil menjalankan tugas kepemimpinannya karena didukung orang-orang yang berkualitas!
Thursday, June 6, 2013
Wednesday, June 5, 2013
ORANG BIJAK MENDENGARKAN NASIHAT (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juni 2013 -
Baca: Amsal 12:1-28
"Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak." Amsal 12:15
Sebagai manusia kita memiliki kecenderungan mementingkan dan membenarkan diri sendiri atau menganggap diri paling benar sehingga kita sulit sekali menjadi pendengar yang baik bagi orang lain. Mendengarkan orang lain berarti punya rasa penghargaan terhadap orang lain dan tanda bahwa kita mampu memahami mereka; mau mendengarkan orang lain berarti pula rela menerima teguran, masukan, kritik, saran ataupun nasihat dari orang lain. Jadi kita harus menyikapi secara positif semua itu yang ditujukan kepada kita. "...mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat. (Amsal 13:10).
Sebagai pemimpin bangsa Israel Musa memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, jauh melebihi kemampuannya. "Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah. Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah." (Keluaran 18:15-16). Musa memikul tugas berkenaan dengan wewenang membuat undang-undang serta mengadili perkara yang terjadi di antara orang Israel. Mustahil bagi Musa untuk mengerjakan tugas itu seorang diri, karena itu dia sangat membutuh rekan kerja untuk membantunya.
Yitro, sang mertua, yang juga adalah seorang imam dari Midian, selalu memperhatikan dan mengamati kesibukan Musa sehari-hari dalam "...mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang." (Keluaran 18:13). Mulai dari pagi sampai petang Musa harus menjalankan tugasnya dan itu sangat menguras energi dan membuat stress. Karena itu ia menasihati Musa, "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja." (Keluaran 18:17-18). Yitro pun mengajukan usul kepada Musa untuk melakukan pendelegasian tugas kepada orang-orang yang dinilainya tepat dan qualified sehingga Musa tidak harus 'turun gunung' langsung. Dibutuhkan kerendahan hati untuk menerima nasihat dan saran dari orang lain! (Bersambung)
Baca: Amsal 12:1-28
"Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak." Amsal 12:15
Sebagai manusia kita memiliki kecenderungan mementingkan dan membenarkan diri sendiri atau menganggap diri paling benar sehingga kita sulit sekali menjadi pendengar yang baik bagi orang lain. Mendengarkan orang lain berarti punya rasa penghargaan terhadap orang lain dan tanda bahwa kita mampu memahami mereka; mau mendengarkan orang lain berarti pula rela menerima teguran, masukan, kritik, saran ataupun nasihat dari orang lain. Jadi kita harus menyikapi secara positif semua itu yang ditujukan kepada kita. "...mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat. (Amsal 13:10).
Sebagai pemimpin bangsa Israel Musa memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, jauh melebihi kemampuannya. "Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah. Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah." (Keluaran 18:15-16). Musa memikul tugas berkenaan dengan wewenang membuat undang-undang serta mengadili perkara yang terjadi di antara orang Israel. Mustahil bagi Musa untuk mengerjakan tugas itu seorang diri, karena itu dia sangat membutuh rekan kerja untuk membantunya.
Yitro, sang mertua, yang juga adalah seorang imam dari Midian, selalu memperhatikan dan mengamati kesibukan Musa sehari-hari dalam "...mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang." (Keluaran 18:13). Mulai dari pagi sampai petang Musa harus menjalankan tugasnya dan itu sangat menguras energi dan membuat stress. Karena itu ia menasihati Musa, "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja." (Keluaran 18:17-18). Yitro pun mengajukan usul kepada Musa untuk melakukan pendelegasian tugas kepada orang-orang yang dinilainya tepat dan qualified sehingga Musa tidak harus 'turun gunung' langsung. Dibutuhkan kerendahan hati untuk menerima nasihat dan saran dari orang lain! (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)