Tuesday, June 4, 2013

DI BALIK KEBERHASILAN MUSA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juni 2013 -

Baca:  Amsal 19:1-29

"...isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN."  Amsal 19:14

Musa luput dari hukuman Tuhan karena tindakan penyelamatan yang dilakukan isterinya.  Ia sangat beruntung memiliki isteri yang cakap (Amsal 12:4) dan juga berakal budi (ayat nas), yang mampu menjalankan perannya dengan baik.  Ketika menghadapi pergumulan berat Musa tidak berjuang seorang diri, ada isteri yang selalu siap menolong.  Ketika sang suami melakukan kesalahan fatal, Zipora mampu menguasai diri dengan baik sehingga tidak terpancing emosi, mengomel atau pun menyudutkan suami.  Ia menunjukkan kualitasnya sebagai isteri yang baik.  Sebagai isteri, Zipora mampu menjalankan perannya sebagai partner hidup yang luar biasa.  Tak bisa dipungkiri,  "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!"  (Pengkotbah 4:9-10).  Tanpa dukungan isteri yang takut akan Tuhan, karir Musa pasti hancur.

     Sebagai isteri, sudahkan kita menjalankan peran kita dengan baik, sehingga keberadaan kita benar-benar menjadi penolong bagi suami?  Kehadiran seorang isteri sangat dibutuhkan oleh suami di segala keadaan, terlebih lagi ketika suami sedang dalam masalah berat, terpuruk, sakit, pailit.  Isteri harus selalu setia mendampingi suami.  Jangan malah sebaliknya, ketika suami sedang tak berdaya dan berada di ambang kehancuran, si isteri pergi meninggalkannya dan mencari laki-laki lain.  Bukankah kasus seperti ini marak terjadi?  Saat suami berada di 'puncak', isteri begitu cinta terhadap suami, tapi ketika suami 'jatuh', isteri berubah sikap dan menyia-nyiakannya.  Alkitab mengingatkan,  "Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji."  (Amsal 31:30).

     Peranan Zipora bukan hanya berpengaruh besar bagi kehidupan Musa secara pribadi, tapi juga sangat berdampak bagi generasi-generasi berikutnya.  Keturunan Musa dan Zipora menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan dan juga terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, karena mereka termasuk dalam golongan suku Lewi.

Zipora bukan saja penolong bagi Musa, tapi juga ibu yang menjadi teladan bagi anak-anaknya!

 Catatan: 
"Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya."  Kolose 3:18-21

Monday, June 3, 2013

DI BALIK KEBERHASILAN MUSA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juni 2013 -

Baca:  Keluaran 2:16-22

"Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu diberikan Rehuellah Zipora, anaknya, kepada Musa."  Keluaran 2:21

Ada ungkapan mengatakan:  di balik keberhasilan seorang pria pasti ada wanita hebat di belakangnya.  Wanita, bisa seorang ibu atau isteri, adalah tokoh-tokoh sederhana di balik keberhasilan pria (suami).  Tak bisa dipungkiri, keberadaannya membawa pengaruh luar biasa dalam perjalanan hidup seorang pria:  motivator, menguatkan di kala pria sedang dalam masalah;  namun tidak sedikit pula justru kehadirannya hanya melemahkan, merongrong dan menghancurkan.  Sungguh, di balik sosoknya yang lemah lembut wanita menyimpan kekuatan yang sangat dahsyat.  Inilah hal yang seringkali tidak disadari dan dilupakan oleh para suami.  Mereka begitu gampang meremehkan peranan si isteri dalam kehidupan sehari-hari.  Mereka beranggapan bahwa semua keberhasilan yang diraihnya adalah sepenuhnya hasil usaha dan kerja keras sendiri, padahal di balik itu ada isteri yang senantiasa men-support dari belakang.

     Musa dipilih Tuhan untuk memimpin umat Israel.  Keberhasilannya dalam mengemban tugas dari Tuhan itu juga tidak terlepas dari peran serta isteri yang dengan setia mendukung dan mendampinginya serta saat.  Adalah Zipora, anak perempuan Rehuel (yang disebut pula Yitro), seorang imam dari Midian.  Arti nama 'Zipora' adalah si burung kecil.  Begitu pentingkah peranan Zipora dalam perjalanan karir Musa?  Sangat penting.  Sebagai isteri ia telah melahirkan Gersom dan juga Eliezer bagi Musa.

     Suatu ketika Musa sedang menghadapi ujian yang sangat berat.  "...di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya."  (Keluaran 4:24).  Tuhan sangat marah kepada Musa karena ia lupa menyunat anaknya, padahal dalam Perjanjian Lama sunat adalah tanda perjanjian Tuhan dengan umatNya.  Ketika nasib suami berada di ujung tanduk, di sinilah peran isteri sangat berarti;  jika tidak, Musa pasti akan mati.  "...Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: 'Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku.'  Lalu Tuhan membiarkan Musa. 'Pengantin darah,' kata Zipora waktu itu, karena mengingat sunat itu."  (Keluaran 4:25-26).  Zipora benar-benar menjadi seorang penolong bagi suaminya!  (Bersambung)