Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Juni 2013 -
Baca: Ulangan 1:34-40
"kecuali Kaleb bin Yefune. Dialah yang akan melihat negeri itu dan
kepadanya dan kepada anak-anaknya akan Kuberikan negeri yang diinjaknya
itu, karena dengan sepenuh hati ia mengikuti TUHAN." Ulangan 1:36
Sampai hari ini masih ada orang yang berpikir bahwa mengikut Tuhan dengan setia tidak ada untungnya sama sekali. Mereka berkata tidak usah rajin-rajin amat ke gereja, tidak usah terlalu suci, yang biasa-biasa aja; tidak ada untungnya. Mereka menyodorkan bahwa hidup mereka tidak ada peningkatan, tetap saja. Sementara orang-orang di luar sana hidupnya baik-baik saja dan happy. Benarkah?
Kepada jemaat di Korintus Rasul Paulus mengingatkan, "...saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan
giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam
persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Jadi "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan," (Amsal 14:23).
Kaleb, yang begitu setia mengiring Tuhan, adalah salah satu dari dua belas orang pengintai yang diutus Musa untuk memata-matai negeri Kanaan selama empat puluh hari lamanya. "Aku berumur empat puluh tahun, ketika aku disuruh Musa, hamba TUHAN itu,
dari Kadesh-Barnea untuk mengintai negeri ini; dan aku pulang membawa
kabar kepadanya yang sejujur-jujurnya. Sedang saudara-saudaraku, yang bersama-sama pergi ke sana dengan aku,
membuat tawar hati bangsa itu, aku tetap mengikuti TUHAN, Allahku,
dengan sepenuh hati." (Yosua 14:7-8). Ketika sepuluh pengintai dikuasai oleh rasa pesimis serta putus asa, Kaleb dan Yosua justru menunjukkan sikap hati yang berbeda. Keduanya memiliki iman yang teguh sehingga tidak terpengaruh oleh keadaan yang ada. Dalam Ibrani 11:1 dikatakan bahwa "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Kaleb dan Yosua sangat percaya bahwa negeri yang diintainya itu dapat ditaklukkan dan akan diberikan kepada bangsa Israel. Hal ini membuat mereka dicemooh dan dimusuhi oleh banyak orang. Namun inilah harga yang harus dibayar! Tertulis: "...segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu.
Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang
Israel." (Bilangan 14:10). Tuhan tidak tinggal diam, Ia menunjukkan kuasaNya dengan melindungi Kaleb dan Yosua. (Bersambung)
Saturday, June 1, 2013
Friday, May 31, 2013
MEMBUKA TANAH BARU (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Mei 2013 -
Baca: Hosea 10:9-15
"Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan." Hosea 10:12
Masih banyak orang Kristen yang mudah sekali tersinggung dan marah ketika mendengar firman Tuhan yang keras. Lalu kita pun mogok tidak mau pergi ke gereja, atau tetap beribadah tapi kita pindah ke gereja lain. Inilah gambaran dari hati yang keras! Kita tidak mau menerima teguran! Hati yang demikian harus dibongkar dan diolah kembali, kalau tidak, meski ditaburi benih firman apa pun juga tetap saja hasilnya akan nihil, sebab firman yang mereka dengar berlalu begitu saja dan tidak tertanam di dalam hati.
Yakobus memperingatkan, "...hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." (Yakobus 1:22). Karena itu milikilah hati yang mau dibentuk dan jangan terus-terusan mengeluh, bersungut-sungut dan memberontak ketika mata bajak Tuhan turun untuk mengolah hidup kita. Tertulis: "Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur? Bukankah setelah meratakan tanahnya, ia menyerakkan jintan hitam dan menebarkan jintan putih, menaruh gandum jawawut dan jelai kehitam-hitaman dan sekoi di pinggirnya?" (Yesaya 28:24-25).
Jadi proses pembentukan dari Tuhan itu ada waktunya; selama kita mau tunduk, proses itu akan segera selesai. Bangsa Israel harus berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun dan mengalami pembentukan keras dari Tuhan karena mereka tegar tengkuk dan selalu memberontak kepada Tuhan. Bila kita punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan, aliran-aliran airNya (Roh Kudus) akan dicurahkan atas kita sehingga tanah hati kita menjadi lunak (gembur) dan siap untuk ditaburi benih firmanNya. Alkitab menyatakan bahwa benih "Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan." (Lukas 8:15) dan "...setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." (Lukas 8:8).
Hanya tanah hati yang baik yang akan menghasilkan tuaian berlipatkali ganda dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan!
Baca: Hosea 10:9-15
"Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan." Hosea 10:12
Masih banyak orang Kristen yang mudah sekali tersinggung dan marah ketika mendengar firman Tuhan yang keras. Lalu kita pun mogok tidak mau pergi ke gereja, atau tetap beribadah tapi kita pindah ke gereja lain. Inilah gambaran dari hati yang keras! Kita tidak mau menerima teguran! Hati yang demikian harus dibongkar dan diolah kembali, kalau tidak, meski ditaburi benih firman apa pun juga tetap saja hasilnya akan nihil, sebab firman yang mereka dengar berlalu begitu saja dan tidak tertanam di dalam hati.
Yakobus memperingatkan, "...hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." (Yakobus 1:22). Karena itu milikilah hati yang mau dibentuk dan jangan terus-terusan mengeluh, bersungut-sungut dan memberontak ketika mata bajak Tuhan turun untuk mengolah hidup kita. Tertulis: "Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur? Bukankah setelah meratakan tanahnya, ia menyerakkan jintan hitam dan menebarkan jintan putih, menaruh gandum jawawut dan jelai kehitam-hitaman dan sekoi di pinggirnya?" (Yesaya 28:24-25).
Jadi proses pembentukan dari Tuhan itu ada waktunya; selama kita mau tunduk, proses itu akan segera selesai. Bangsa Israel harus berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun dan mengalami pembentukan keras dari Tuhan karena mereka tegar tengkuk dan selalu memberontak kepada Tuhan. Bila kita punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan, aliran-aliran airNya (Roh Kudus) akan dicurahkan atas kita sehingga tanah hati kita menjadi lunak (gembur) dan siap untuk ditaburi benih firmanNya. Alkitab menyatakan bahwa benih "Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan." (Lukas 8:15) dan "...setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." (Lukas 8:8).
Hanya tanah hati yang baik yang akan menghasilkan tuaian berlipatkali ganda dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)