Wednesday, May 29, 2013

MENYADARI STATUS KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Mei 2013 -

Baca:  Roma 8:1-17

"Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,"  Roma 8:17

Sebagai seorang Kristen alias pengikut Kristus keberadaan dan status kita pun kini telah berubah yaitu sebagai anak-anak Allah.  Dikatakan,   "...kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus."  (Galatia 3:26).  Karena status kita adalah anak Allah, kehidupan kita pun (perilaku, tabiat, karakter) harus mencerminkan Dia sebab keberadaan seorang anak itu erat kaitannya dengan keberadaan bapaknya.  Karena kita adalah anak Allah maka tidak seharusnya kita hidup dalam ketakutan lagi,  "Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi,"  (ayat 15).

     Kepada Timotius rasul Paulus kembali menegaskan bahwa  "Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."  (2 Timotius 1:7).  Punya rasa takut, kuatir, cemas dan sebagainya adalah manusiawi sekali, tapi jika perasaan itu secara terus-menerus meliputi hidup kita setiap hari membuktikan bahwa kita masih 'kanak-kanak' rohani dan memiliki iman yang dangkal, tanda ketidakpercayaan kita akan penyertaan Tuhan dalam hidup kita.  Kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa kita ini 'berbeda', tidak sama dengan mereka yang bukan anak-anak Tuhan.  Alkitab menegaskan bahwa sebagai anak Tuhan  "...kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah,"  (Roma 8:17).  Sebagai anak-anak Tuhan kita berhak atas penyertaanNya, pemeliharaanNya, perlindunganNya dan juga berkat-berkatNya.  "...segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu."  (Lukas 15:31).  Firman Tuhan selalu mengingatkan kita untuk tidak takut sebab Ia tahu benar akan kelemahan kita.  "janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan."  (Yesaya 41:10).  Berstatus sebagai anak Tuhan selain punyak hak, kita pun juga punya kewajiban (tanggung jawab).

     Janji Tuhan pasti akan digenapi dalam hidup kita asalkan kita juga memenuhi kewajiban kita.  Seringkali kita hanya menuntut hak-hak kita kepada Tuhan, sedangkan tanggung jawab kita abaikan.  Bukankah ini tidak fair?

Jadilah anak-anak Tuhan yang taat, janji Tuhan akan digenapi dalam hidup kita!

Tuesday, May 28, 2013

KAIN YANG BELUM SUSUT (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Mei 2013 -

Baca:  Roma 6:1-14

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?"  Roma 6:3

Bukankah masih banyak orang Kristen yang begitu sibuk dalam pelayanan pekerjaan Tuhan tapi kehidupan pribadinya masih kacau dan berantakan?  Kita begitu bangga berlabelkan 'pelayan Tuhan' sementara 'kedagingan' kita masih dominan:  egois, mudah tersinggung, marah, iri hati, kikir, berselisih, dendam, suka menghakimi orang lain, senang bila melihat saudara seiman 'jatuh', dan perkataan kita seringkali pedas dan menyakitkan orang lain yang mendengarnya.  Jika demikian kita bukannya 'menambal' kain yang lama, tapi malah makin merobek dan mencabik-cabiknya.  "...kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa."  (Roma 6:3-6).

     Tidak mudah bagi kita untuk 'disusutkan' hidupnya karena kita maunya dihormati, dinomorsatukan, dihargai, dipuji, dikenal banyak orang dan sebagainya.  Tuhan berkata,  "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;"  (Matius 20:26b-27).  Sebagai pengikut Kristus kita dituntut untuk meneladani kehidupan Kristus yang datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani!

     Saat ini banyak orang di luar sana yang hidupnya sedang terkoyak dan tercabik-cabik.  Mereka sangat membutuhkan 'kain' untuk menambal kehidupannya.  Sudahkah kita menjadi berkat bagi mereka?  Ataukah keberadaan kita bukannya menambal, membalut dan menyembuhkan, tapi makin memperparah luka dan mengecewakan?

Berikan hidup Saudara disusutkan Tuhan terlebih dulu sehingga kita layak melayaniNya dan akhirnya hidup kita pun menjadi berkat bagi banyak orang!