Tuesday, May 28, 2013

KAIN YANG BELUM SUSUT (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Mei 2013 -

Baca:  Roma 6:1-14

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?"  Roma 6:3

Bukankah masih banyak orang Kristen yang begitu sibuk dalam pelayanan pekerjaan Tuhan tapi kehidupan pribadinya masih kacau dan berantakan?  Kita begitu bangga berlabelkan 'pelayan Tuhan' sementara 'kedagingan' kita masih dominan:  egois, mudah tersinggung, marah, iri hati, kikir, berselisih, dendam, suka menghakimi orang lain, senang bila melihat saudara seiman 'jatuh', dan perkataan kita seringkali pedas dan menyakitkan orang lain yang mendengarnya.  Jika demikian kita bukannya 'menambal' kain yang lama, tapi malah makin merobek dan mencabik-cabiknya.  "...kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa."  (Roma 6:3-6).

     Tidak mudah bagi kita untuk 'disusutkan' hidupnya karena kita maunya dihormati, dinomorsatukan, dihargai, dipuji, dikenal banyak orang dan sebagainya.  Tuhan berkata,  "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;"  (Matius 20:26b-27).  Sebagai pengikut Kristus kita dituntut untuk meneladani kehidupan Kristus yang datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani!

     Saat ini banyak orang di luar sana yang hidupnya sedang terkoyak dan tercabik-cabik.  Mereka sangat membutuhkan 'kain' untuk menambal kehidupannya.  Sudahkah kita menjadi berkat bagi mereka?  Ataukah keberadaan kita bukannya menambal, membalut dan menyembuhkan, tapi makin memperparah luka dan mengecewakan?

Berikan hidup Saudara disusutkan Tuhan terlebih dulu sehingga kita layak melayaniNya dan akhirnya hidup kita pun menjadi berkat bagi banyak orang!

Monday, May 27, 2013

KAIN YANG BELUM SUSUT (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Mei 2013 -

Baca:  Matius 9:14-17

"Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya."  Matius 9:16

Sebagai orang percaya kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi dunia ini!  Menjadi berkat hidup kita menjadi kesaksian yang baik bagi orang-orang di sekitar, terlebih-lebih bagi orang-orang yang belum mengenal Tuhan.  Namun dalam prakteknya masih banyak orang Kristen yang belum bisa menjadi kesaksian yang baik (berkat), tapi malah menjadi 'batu sandungan' bagi orang lain.

     Kehidupan orang Kristen yang demikian tak ubahnya seperti kain yang belum susut yang ditambalkan pada baju lama, akibatnya kain penambal itu justru akan merobek baju lama tersebut sehingga makin besarlah robekannya.  Apa yang dimaksud dengan kain yang belum susut?  Ialah bahan kain yang sebelum dipotong dan dijahit harus direndam terlebih dahulu ke dalam air untuk beberapa waktu.  Tujuannya supaya susutnya berhenti.  Setelah itu barulah kain itu siap dikerjakan;  jika tidak, suatu saat akan mengalami penyusutan lagi.  Kain yang belum susut berarti kain yang belum tuntas prosesnya.  Memang kalau dilihat dari luarnya seperti kain itu sudah selesai diproses, padahal sesungguhnya belum.  Hal ini baru akan terlihat jika kain itu dipotong lalu ditambalkan pada baju lama yang robek.  Hasilnya ketika beberapa kali dicuci, kain penambal itu akan susut sehingga makin merobek baju lama tersebut.

     Sebelum kita melangkah keluar untuk melayani dan menjangkau jiwa-jiwa, hidup kita harus mau 'disusutkan' terlebih dahulu;  kita harus mau dibentuk dan diproses sampai tuntas dulu supaya kita benar-benar siap dan layak untuk melayani orang lain.  Adapaun 'direndam dalam air' adalah gambaran dari baptisan.  Dibaptis berarti kita ditenggelamkan ke dalam air yang adalah lambang 'kematian' bersama Kristus.  Kehidupan lama kita harus benar-benar dikubur dalam-dalam, sebab  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Jika kita masih mengenakan 'manusia lama', maka pelayanan yang kita lakukan untuk Tuhan dan juga sesama tidak akan berarti apa-apa, yang ada justru kita menjadi batu sandungan bagi orang lain.  (Bersambung)