Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Mei 2013 -
Baca: Mazmur 55:1-24
"Pikirku: 'Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang,'" Mazmur 55:7
Kita sering menyaksikan di layar televisi bahwa setiap long weekend kawasan Puncak (Bogor) selalu dipenuhi oleh para pelancong, akibatnya jalan menuju daerah tersebut padat merayap dan menimbulkan kemacetan. Mereka datang dari berbagai kota terutama Jakarta. Mengapa mereka pergi ke Puncak? Untuk mendapatkan ketenangan, melepas penat dan juga menghilangkan stres karena udara di kawasan Puncak begitu menyejukkan, pemandangan alamnya pun sangat mempesona dan jauh dari kebisingan. Berbeda dengan Jakarta yang penuh dengan polusi dan keruwetan hidup.
Hidup tenang adalah dambaan setiap insan di dunia ini. Banyak orang berpikir bahwa dengan bepergian ke tempat-tempat wisata, memiliki rumah di kawasan elite, punya uang banyak dan mempunyai jabatan tertentu adalah jaminan untuk mendapatkan ketenangan dalam hidup ini. Benarkah? Ketenangan yang ditawarkan oleh dunia ini sifatnya hanya sementara alias semu. Kita masih ingat bagaimana banjir melanda Jakarta? Orang kaya/miskin yang tinggal di kawasan elite/kumuh, orang berpangkat/orang biasa dibuat tidak tenang dan tak berdaya menghadapi bencana ini. Tidaklah salah memiliki harta kekayaan, jabatan dan sebagainya asalkan kita tidak menyandarkan hidup sepenuhnya kepada apa yang kita miliki itu.
Bersandar dan berharap pada dunia ini adalah sia-sia belaka. Kita bisa belajar dari pengalaman hidup Daud. Sekalipun ia adalah seorang raja, punya segala-galanya (harta, istana, tentara sebagai penjaga), tidak menjamin hidupnya akan tenang. Bahkan ia mengalami ketidaktenangan karena hidupnya selalu berada dalam ancaman. Absalom, yang adalah anaknya sendiri, justru menjadi musuh dalam selimut. Ia berusaha untuk mengkudeta Daud dan berniat untuk membunuhnya, sampai-sampai Daud harus melarikan diri dari kejaran anaknya, "Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau
pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat
menyembunyikan diri terhadap dia." (Mazmur 55:13-15). (Bersambung)
Saturday, May 25, 2013
Friday, May 24, 2013
KEADILAN DAN KEBENARAN DITEGAKKAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Mei 2013 -
Baca: Mazmur 10:1-18
"Bangkitlah, TUHAN! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas." Mazmur 10:12
Saat berada dalam kesesakan, tekanan dan juga perlakuan yang tidak adil dari orang lain, hampir setiap kita akan bersikap tidak sabar menantikan Tuhan bertindak. Kita berkata, "Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?" (Mazmur 10:1), bahkan kita berani mempersalahkan Tuhan karena merasa Dia tidak segera memberikan pertolongan atas pergumulan yang kita alami. Akhirnya yang keluar dari mulut kita hanyalah keluh kesah dan persungutan.
Sikap demikian tentunya tidak membuat kita menjadi orang yang belajar mengerti kehendak Tuhan dan mensyukuri atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup. Karena itu Yakobus menasihati kita, "Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu,...janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu." (Yakobus 5:8-9). Menghadapi ketidakadilan dan penindasan mari belajar tetap bersabar. Kita harus percaya bahwa apa pun yang menimpa kita dan apa pun yang diperbuat oleh orang lain terhadap kita tidaklah luput dari pengawasan Tuhan. "Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel." (Mazmur 121:4), dan "Engkau memasang telinga-Mu, untuk memberi keadilan kepada anak yatim dan orang yang terinjak" (Mazmur 10:17-18).
Serahkan semuanya kepada Tuhan karena Dia adalah Hakim yang adil. Sekalipun untuk seketika lamanya kita harus bertekun dan bersabar dalam pergumulan akan datang waktunya bahwa keadilan dan kebenaran menjadi bagian hidup kita. Kesabaran akan mendatangkan berkat dari Tuhan. Yakobus berkata, "...kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan." (Yakobus 5:11). Tuhan tidak akan membiarkan kita terus-menerus dalam pergumulan; Dia pasti akan bertindak sesuai dengan waktuNya. Sebagaimana Tuhan memulihkan keadaan Ayub, Dia juga pasti akan memulihkan kita.
"Aku tahu, bahwa Tuhan akan memberi keadilan kepada orang tertindas, dan membela perkara orang miskin." Mazmur 140:13
Baca: Mazmur 10:1-18
"Bangkitlah, TUHAN! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas." Mazmur 10:12
Saat berada dalam kesesakan, tekanan dan juga perlakuan yang tidak adil dari orang lain, hampir setiap kita akan bersikap tidak sabar menantikan Tuhan bertindak. Kita berkata, "Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?" (Mazmur 10:1), bahkan kita berani mempersalahkan Tuhan karena merasa Dia tidak segera memberikan pertolongan atas pergumulan yang kita alami. Akhirnya yang keluar dari mulut kita hanyalah keluh kesah dan persungutan.
Sikap demikian tentunya tidak membuat kita menjadi orang yang belajar mengerti kehendak Tuhan dan mensyukuri atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup. Karena itu Yakobus menasihati kita, "Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu,...janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu." (Yakobus 5:8-9). Menghadapi ketidakadilan dan penindasan mari belajar tetap bersabar. Kita harus percaya bahwa apa pun yang menimpa kita dan apa pun yang diperbuat oleh orang lain terhadap kita tidaklah luput dari pengawasan Tuhan. "Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel." (Mazmur 121:4), dan "Engkau memasang telinga-Mu, untuk memberi keadilan kepada anak yatim dan orang yang terinjak" (Mazmur 10:17-18).
Serahkan semuanya kepada Tuhan karena Dia adalah Hakim yang adil. Sekalipun untuk seketika lamanya kita harus bertekun dan bersabar dalam pergumulan akan datang waktunya bahwa keadilan dan kebenaran menjadi bagian hidup kita. Kesabaran akan mendatangkan berkat dari Tuhan. Yakobus berkata, "...kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan." (Yakobus 5:11). Tuhan tidak akan membiarkan kita terus-menerus dalam pergumulan; Dia pasti akan bertindak sesuai dengan waktuNya. Sebagaimana Tuhan memulihkan keadaan Ayub, Dia juga pasti akan memulihkan kita.
"Aku tahu, bahwa Tuhan akan memberi keadilan kepada orang tertindas, dan membela perkara orang miskin." Mazmur 140:13
Subscribe to:
Posts (Atom)