Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Mei 2013 -
Baca: Roma 4:1-25
"Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" Roma 4:17a
Abraham disebut sebagai bapa orang percaya. Untuk mendapatkan pengakuan atau status sebagai bapa orang percaya Abraham harus terlebih dahulu lulus dalam berbagai ujian iman. Tidak semudah membalik telapak tangan, ada harga yang harus dibayar oleh Abraham. Kualitas iman Abraham tidak terjadi secara instan tetapi melalui proses.
Di awal pemanggilannya Abraham sudah menunjukkan iman percaya kepada Tuhan dengan meninggalkan sanak saudara dan juga negerinya (Ur-Kasdim) pergi ke negeri yang ditunjukkan Tuhan. "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri
yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan
tidak mengetahui tempat yang ia tujui." (Ibrani 11:8). Tuhan berjanji bahwa Abraham akan menjadi bangsa yang besar, di mana keturunannya akan seperti bintang-bintang di langit banyaknya. Meski itu baru janji dan belum terwujud, namun serta secara kasat mata ia tidak lagi berpotensi untuk memiliki keturunan karena usianya yang sudah lanjut. Tapi Alkitab menyatakan, "Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." (Kejadian 15:6).
Kejadian pasal 22 adalah puncak iman Abraham kepada Tuhan, ujian yang paling menentukan dalam hidup Abraham. Ketika Tuhan memerintahkan Abraham untuk menyerahkan anak semata wayangnya (Ishak) sebagai persembahan di gunung Moria, Abraham pun rela menyerahkan anak yang dikasihinya. Dengan perbekalan yang lengkap (kayu bakar dan Ishak yang hendak dikorbankannya) Abraham menuju ke tempat yang Tuhan sudah tentukan. Abraham berkata kepada bujangnya, "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan
pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." (Kejadian 22:5). Ini adalah deklarasi iman Abraham. "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Ketaatan Abraham beroleh upah: Tuhan menyatakan kemurahan dan kasihnya dengan menyediakan domba sebagai ganti Ishak. Kisah Abraham mempersembahkan Ishak adalah bukti bahwa ia mengasihi Tuhan lebih dari segala-galanya.
Abraham bapa orang beriman bagi segala bangsa karena imannya telah teruji!
Thursday, May 23, 2013
Wednesday, May 22, 2013
BELAJAR DARI BARTIMEUS (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Mei 2013 -
Baca: Lukas 18:35-43
"...lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah." Lukas 18:43
Ketika sedang berada dalam pergumulan yang berat tidak sedikit orang Kristen mengambil tindakan yang salah. Hal pertama yang mereka lakukan adalah mengeluh, bersungut-sungut, ngomong sana-sini, menceritakan keluh kesahnya kepada orang lain. Seringkali bukan jalan keluar yang didapat tapi suasana hati yang semakin keruh dan tidak menentu. Kita lupa bahwa hal terpenting yang seharusnya kita lakukan saat persoalan melanda adalah datang bersimpuh di bawah kaki Tuhan Yesus dan berdoa, karena hanya Dialah yang sanggup mengulurkan tanganNya dan memberi kita kekuatan untuk menghadapi semua itu, sebab "TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan." (Mazmur 145:18). Inilah yang dilakukan oleh Bartimeus yang seharusnya kita pelajari dari dia. Meski banyak orang menghalangi dan menegornya supaya diam ia tidak putus asa dan tetap berjuang untuk datang kepada Tuhan Yesus. "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (Lukas 18:7). Bukankah kita seringkali gampang menyerah pada keadaan dan terintimidasi oleh omongan orang lain yang melemahkan, sehingga kita pun tidak lagi datang kepada Tuhan dan akhirnya kita lari mencari pertolongan kepada manusia?
Setelah beroleh kesembuhan Bartimeus tidak lupa mengucap syukur kepada Tuhan; bukan hanya itu, ia juga memutuskan untuk mengikut Tuhan Yesus dengan segenap hati. Ini sebagai respons atas kasih yang telah diterimanya. "Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku;" (Mazmur 50:23a). Bartimeus telah mengalami titik balik dalam hidupnya! Melalui peristiwa ini kehidupan Bartimeus menjadi kesaksian bagi banyak orang dan nama Tuhan pun dipermuliakan. Bagaimana dengan kita? Mari saksikan kebaikan Tuhan kepada orang lain, mengucap syukur kepada Tuhan karena setiap hari kita mengalami dan merasakan kebaikan Tuhan.
Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita, maka milikilah iman yang teguh dan berharaplah hanya kepadaNya!
Baca: Lukas 18:35-43
"...lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah." Lukas 18:43
Ketika sedang berada dalam pergumulan yang berat tidak sedikit orang Kristen mengambil tindakan yang salah. Hal pertama yang mereka lakukan adalah mengeluh, bersungut-sungut, ngomong sana-sini, menceritakan keluh kesahnya kepada orang lain. Seringkali bukan jalan keluar yang didapat tapi suasana hati yang semakin keruh dan tidak menentu. Kita lupa bahwa hal terpenting yang seharusnya kita lakukan saat persoalan melanda adalah datang bersimpuh di bawah kaki Tuhan Yesus dan berdoa, karena hanya Dialah yang sanggup mengulurkan tanganNya dan memberi kita kekuatan untuk menghadapi semua itu, sebab "TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan." (Mazmur 145:18). Inilah yang dilakukan oleh Bartimeus yang seharusnya kita pelajari dari dia. Meski banyak orang menghalangi dan menegornya supaya diam ia tidak putus asa dan tetap berjuang untuk datang kepada Tuhan Yesus. "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (Lukas 18:7). Bukankah kita seringkali gampang menyerah pada keadaan dan terintimidasi oleh omongan orang lain yang melemahkan, sehingga kita pun tidak lagi datang kepada Tuhan dan akhirnya kita lari mencari pertolongan kepada manusia?
Setelah beroleh kesembuhan Bartimeus tidak lupa mengucap syukur kepada Tuhan; bukan hanya itu, ia juga memutuskan untuk mengikut Tuhan Yesus dengan segenap hati. Ini sebagai respons atas kasih yang telah diterimanya. "Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku;" (Mazmur 50:23a). Bartimeus telah mengalami titik balik dalam hidupnya! Melalui peristiwa ini kehidupan Bartimeus menjadi kesaksian bagi banyak orang dan nama Tuhan pun dipermuliakan. Bagaimana dengan kita? Mari saksikan kebaikan Tuhan kepada orang lain, mengucap syukur kepada Tuhan karena setiap hari kita mengalami dan merasakan kebaikan Tuhan.
Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita, maka milikilah iman yang teguh dan berharaplah hanya kepadaNya!
Subscribe to:
Posts (Atom)