Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Mei 2013 -
Baca: Lukas 9:57-62
"Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Lukas 9:59
Tuhan Yesus tidak ingin orang yang mengikutiNya memiliki motivasi yang salah. Dia tahu persis apa yang ada di dalam hati ahli Taurat itu. "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b).
Mungkin kita merasa bangga dengan apa yang telah kita lakukan saat ini: sudah melayani Tuhan sepenuh waktu (fulltimer), menjadi pembicara, menjadi donatur gereja dan lain-lain. Namun kita perlu berhati-hati! Bila di dalam hati kita masih terbersit motivasi atau tendensi yang tidak benar, maka semuanya itu tidak akan berkenan kepada Tuhan. Mari kita meneladani Paulus: "...Karena kami tidak pernah bermulut manis--hal itu kamu ketahui--dan tidak
pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi--Allah adalah saksi--juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu,
maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian
sebagai rasul-rasul Kristus." (1 Tesalonika 2:5-6).
Hal lain yang harus kita perhatikan sebagai pengikut Kristus adalah perihal prioritas dan komitmen. Ketika kita memutuskan untuk mengikut Tuhan Yesus kita pun harus menempatkan Dia sebagai yang terutama dalam hidup ini. Ada banyak orang Kristen yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai alternatif atau pilihan nomor sekian dalam hidupnya. Hal-hal ini menggeser posisi Tuhan sehingga Ia bukan lagi menjadi prioritas. Waktu-waktu mereka dihabiskan mengejar materi atau kepentingan duniawi semata. Ayat nas di atas menunjukkan bahwa seseorang menomorduakan ajakan Tuhan, dan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus (ayat 60) bukan berarti bila kita mengikuti Dia maka kita harus menelantarkan keluarga kita, tetapi Tuhan Yesus haruslah menjadi yang terutama, lebih dari segala-galanya. Dan bila kita mengutamakan Tuhan Dia akan bertindak menyatakan kuasaNya.
Bisa saja ceritanya akan lain ketika orang yang diajak oleh Tuhan Yesus itu mau mengutamakan Dia, mungkin saja Tuhan akan membangkitkan kembali ayahnya yang sudah mati itu. Di segala keadaan dan sampai kapan pun Yesus haruslah yang terutama di dalam hidup kita dan tidak boleh kita nomor duakan!
Memprioritaskan Tuhan berarti kita taat melakukan segala yang difirmankanNya!
Thursday, May 16, 2013
Wednesday, May 15, 2013
MENGIKUT KRISTUS: Perihal Motivasi
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Mei 2013 -
Baca: Matius 8:18-22
"Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Matius 8:20
Banyak orang berpikir bahwa mengikut Kristus adalah pekerjaan yang mudah. Benarkah? Sebagai pengikut Kristus kita dituntut untuk memiliki komitmen dan juga motivasi yang benar. Kalau hanya sekedar ikut-ikutan, apalah artinya. Jangan hanya bangga dengan label 'kristen' jika tidak diiringi dengan sikap dan perbuatan yang mencerminkan Kristus, sebab menjadi Kristen berarti memproklamirkan diri sebagai pengikut Yesus Kristus. Alkitab dengan tegas menyatakan, "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6).
Apa yang menjadi motivasi Saudara dalam mengikut Tuhan? Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan Yesus ketika melihat banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia, "...sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." (Yohanes 6:26). 'Roti' berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan jasmani. Bila orientasi kita dalam mengikut Kristus hanya sebatas itu, suatu saat nanti kita pasti akan kecewa. Banyak orang pada mulanya begitu menggebu-gebu mengikut Tuhan, tapi di tengah perjalanan mereka mundur dan meninggalkan Tuhan setelah apa yang mereka harapkan belum terwujud. Begitu ada tawaran lain yang lebih menggiurkan tidak segan-segan mereka akan berpaling dari Kristus. Atau kita mengikut Tuhan, bahkan terlibat dalam pelayanan, tapi di dalam hati kita terselip ambisi dan motivasi tidak benar.
Dalam perjalananNya menuju kota Yerusalem ada seorang ahli Taurat yang datang kepada Yesus dan berkeinginan mengikut Dia. "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." (Matius 8:19). Mengapa Tuhan Yesus tidak langsung meluluskan keinginan ahli Taurat itu? Apa yang membuat Dia tidak berkenan? Yang menjadi pokok permasalahan bukan terletak pada keseriusan dari ahli Taurat itu tapi pada motivasi atau sikap hatinya dalam mengikut Tuhan, sebab "...TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9). Ahli Taurat dikenal suka menerima pujian dan hormat dari manusia, "Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang;" (Matius 23:5). (Bersambung)
Baca: Matius 8:18-22
"Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Matius 8:20
Banyak orang berpikir bahwa mengikut Kristus adalah pekerjaan yang mudah. Benarkah? Sebagai pengikut Kristus kita dituntut untuk memiliki komitmen dan juga motivasi yang benar. Kalau hanya sekedar ikut-ikutan, apalah artinya. Jangan hanya bangga dengan label 'kristen' jika tidak diiringi dengan sikap dan perbuatan yang mencerminkan Kristus, sebab menjadi Kristen berarti memproklamirkan diri sebagai pengikut Yesus Kristus. Alkitab dengan tegas menyatakan, "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6).
Apa yang menjadi motivasi Saudara dalam mengikut Tuhan? Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan Yesus ketika melihat banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia, "...sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." (Yohanes 6:26). 'Roti' berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan jasmani. Bila orientasi kita dalam mengikut Kristus hanya sebatas itu, suatu saat nanti kita pasti akan kecewa. Banyak orang pada mulanya begitu menggebu-gebu mengikut Tuhan, tapi di tengah perjalanan mereka mundur dan meninggalkan Tuhan setelah apa yang mereka harapkan belum terwujud. Begitu ada tawaran lain yang lebih menggiurkan tidak segan-segan mereka akan berpaling dari Kristus. Atau kita mengikut Tuhan, bahkan terlibat dalam pelayanan, tapi di dalam hati kita terselip ambisi dan motivasi tidak benar.
Dalam perjalananNya menuju kota Yerusalem ada seorang ahli Taurat yang datang kepada Yesus dan berkeinginan mengikut Dia. "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." (Matius 8:19). Mengapa Tuhan Yesus tidak langsung meluluskan keinginan ahli Taurat itu? Apa yang membuat Dia tidak berkenan? Yang menjadi pokok permasalahan bukan terletak pada keseriusan dari ahli Taurat itu tapi pada motivasi atau sikap hatinya dalam mengikut Tuhan, sebab "...TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9). Ahli Taurat dikenal suka menerima pujian dan hormat dari manusia, "Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang;" (Matius 23:5). (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)