Thursday, May 9, 2013

YESUS KEMBALI KE SORGA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Mei 2013 -

Baca:  Lukas 24:50:53

"Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga."  Lukas 24:51

Hari ini seluruh umat Kristiani merayakan hari kenaikan Yesus Kristus ke sorga, suatu momen yang sangat berarti bagi kehidupan orang percaya.  Sesuai janji firmanNya, setelah disalibkan Yesus bangkit pada hari ketiga, dan empat puluh hari kemudian Dia kembali ke sorga.  "...Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."  (Kisah 1:11).

     Kenaikan Yesus Kristus ke sorga bukanlah cerita fiksi.  Setelah menggenapi misi Allah datang ke dunia "...untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28), Yesus kembali ke sorga sebagaimana yang dikatakanNya,  "...Aku dari atas...Aku bukan dari dunia ini."  (Yohanes 8:23).  Bila Yesus Kristus tidak naik ke sorga, apa yang dikatakanNya adalah bohong.  KenaikanNya ke sorga adalah bukti sekaligus penegasan kepada dunia bahwa Dia benar-benar utusan Allah, Dia berasal dari sorga dan kembali ke sorga. 

     Kembalinya Yesus ke sorga bukan berarti Dia meninggalkan dan membiarkan umatNya bergumul sendiri di tengah-tengah dunia ini,  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  (Ibrani 13:5b), namun Yesus berkata,  "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu."  (Yohanes 16:7).  Tuhan memberikan Roh kudus bagi kita,  "...Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."  (Yohanes 14:26).  Kuasa Roh Kudus akan menyertai, menguatkan, menuntun, menopang dan menolong kita dalam segala hal.  Yesus ke sorga juga untuk menyediakan tempat bagi kita,  "Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada."  (Yohanes 14:3).  Pada saatnya, kita akan tinggal bersama dengan Dia di sorga.

Kita patut bangga punya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, karena kasihNya tak terbatas atas kita.

Wednesday, May 8, 2013

MEMIHAK DOSA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Mei 2013 -

Baca:  Matius 27:11-26

"Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?"  Matius 27:17

Dunia terbalik!  Inilah pernyataan banyak orang menyikapi apa yang sedang terjadi dan melanda dunia ini.  Bagaimana tidak?  Di dunia ini apa saja bisa terjadi:  hukum bisa diperjualbelikan, uang berkuasa, keadilan sulit ditegakkan, kejahatan dan dosa semakin merajalela di mana-mana;  sementara, kebenaran kian tidak ada tempat di dunia ini.  Orang yang jelas-jelas bersalah bisa dibenarkan, sebaliknya orang yang berbuat benar malah dipersalahkan.  Di zaman sekarang ini uanglah yang 'berbicara' sehingga segala hal bisa diatur dan dikompromikan!

     Pilatus adalah contoh orang yang lebih memilih berkompromi dengan ketidakbenaran.  Ketika orang-orang Yahudi menyerahkan dua orang kepadanya, yaitu Barabas dan Yesus Kristus kepadanya untuk diadili, Pilatus tidak bisa bertindak tegas, padahal ia tahu benar siapa yang salah dan siapa yang benar.  Barabas jelas-jelas adalah orang yang terkenal kejahatannya.  Bagaimana dengan Yesus Kristus?  Dia sama sekali tidak bersalah dan tidak ada kejahatan apa pun yang diperbuat olehNya sehingga dapat dijadikan alasan menghukum Dia.  Pilatus pun tahu benar alasan mengapa Yesus Kristus diserahkan yaitu karena orang-orang Yahudi sangat dengki.  Ketika orang banyak berteriak,  "Salibkan Yesus dan Barabas!", Pilatus harus mengingkari hati nuraninya dan lebih memihak kepada yang salah,  "...ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan."  (Matius 27:26).

     Bukankah masih banyak orang Kristen seperti Pilatus?  Memilih berkompromi dengan dosa demi jabatan, popularitas, pasangan hidup, komunitas, pertemanan.  Kita lebih taat kepada manusia daripada harus taat kepada Tuhan.  "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah."  (Yakobus 4:4).  Kompromi terhadap dosa adalah bukti bahwa kita tidak taat kepada Tuhan,  "...dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal,"  (Ibrani 2:2).

"Hiduplah sebagai anak-anak yang taat"  (1 Petrus 1:14), jika tidak, maka Tuhan akan menolak kita!