Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Mei 2013 -
Baca: 1 Samuel 2:11-26
"Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia." 1 Samuel 2:26
Pergaulan dan lingkungan adalah 2 faktor yang seringkali mempengaruhi perilaku dan juga karakter seseorang: "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33a). Juga ditegaskan, "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20). Oleh karena itu kita harus selektif dalam memilih teman karena itu akan menentukan masa depan kita. Satu-satunya langkah untuk kita bertahan terhadap arus yang ada (pengaruh yang buruk) adalah kita harus selalu melekat kepada Tuhan. "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9).
Samuel adalah anak dari Elkana dan Hana yang diserahkan kepada Tuhan di bawah pengawasan imam Eli. Meski tinggal di rumah seorang imam Tuhan bukan berarti Samuel berada di tempat yang aman dari pengaruh yang tidak baik. Sewaktu-waktu ia dapat terjerumus dan terjebak karena anak-anak imam Eli adalah orang-orang muda yang tidak takut akan Tuhan, bahkan Alkitab menyebutnya sebagai orang-orang dursila. Perbuatan anak-anak imam Eli sangat jahat di mata Tuhan: mereka mengurangi jatah daging yang dipersembahkan untuk Tuhan, bahkan tidak segan-segan mengambil dengan kekerasan persembahan yang dibawa orang Israel. Tidak berhenti di situ, mereka juga 'meniduri' perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan. Samuel, meski kesehariannya berada di tengah-tengah orang muda yang berkelakuan bejat, tetapi dapat mempertahankan hidupnya benar di hadapan Tuhan. Dengan kekuatan sendiri niscaya ia tidak akan mampu. Kita percaya Samuel tekun mencari Tuhan sehingga ia beroleh kekuatan untuk mempertahankan hidupnya tetap bersih dan tidak terbawa arus.
'Semakin besar semakin disukai Tuhan dan juga manusia' adalah bukti bahwa Samuel memiliki hati yang takut akan Tuhan sehingga ada buah-buah Roh yang dihasilkan, dengan begitu hidupnya menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain.
Milikilah hati yang takut akan Tuhan dan jadilah orang yang 'berbeda' meski di tengah dunia yang jahat ini!
Tuesday, May 7, 2013
Monday, May 6, 2013
MUJIZAT DI KANA: Air Menjadi Anggur (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Mei 2013 -
Baca: Mazmur 86:1-17
"Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah." Mazmur 86:10
Pesta perkawinan di Kana ini dihadiri oleh Yesus dan juga murid-muridNya. Ini adalah 'tour' awal Yesus dalam memulai pelayananNya di bumi, dan mujizat mulai dikerjakanNya. Ini adalah bukti bahwa Dia adalah Anak Allah yang hidup dan berkuasa.
Kepada murid-muridNya Yesus berkata, "Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." (Yohanes 1:50b); tidak harus menunggu lama, perkataan itu pun digenapiNya. Saat masalah terjadi berkatalah ibu Yesus kepadaNya, "Mereka kehabisan anggur." (Yohanes 2:4). Kata 'Saat-Ku belum tiba' sebagai penegas bahwa Yesus memiliki waktu tersendiri. Walau secara jasmani Yesus adalah anak Maria, tetapi Ia sesungguhnya adalah Anak Allah. Jadi Maria (ibu Yesus) tidak punya kuasa menentukan kapan Yesus harus bertindak dan menyelesaikan masalah yang ada. Meski demikian Maria sangat percaya bahwa Yesus sanggup melakukan perkara besar, karena itu ia menyuruh para pelayan pesta untuk taat melakukan apa pun yang diperintahkan Yesus. Dan ketika Yesus menyuruh para pelayan untuk mengisi tempayan-tempayan dengan air, mereka taat, meski apa yang diperintahkan Yesus itu tidak masuk akal; namun upah dari ketaatan itu pun nyata yaitu mujizat terjadi: air dalam tempayan itu berubah menjadi anggur. Akhirnya 'muka' tuan rumah pun terselamatkan karena mujizat yang dikerjakan oleh Yesus.
Mari kita belajar memahami bahwa Tuhan mempunyai waktu sendiri dalam menolong umatNya dan Dia tahu yang terbaik bagi kita. Seringkali kita bertanya mengapa doa kita tidak kunjung beroleh jawaban, lalu kita marah dan kecewa kepada Tuhan dan memaksa Tuhan untuk menuruti agenda kita. Waktu Tuhan tidak bisa diatur oleh manusia. Kita harus bersabar menunggu waktu Tuhan dinyatakan, karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkotbah 3:11). Air menjadi anggur adalah bukti nyata bahwa Yesus adalah Tuhan yang hidup dan berkuasa. Dia sanggup melakukan keajaiban-keajaiban. Tidak ada perkara yang mustahil bagi Dia!
Ketaatan dan kesabaran adalah kunci untuk mengalami mujizat dari Tuhan!
Baca: Mazmur 86:1-17
"Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah." Mazmur 86:10
Pesta perkawinan di Kana ini dihadiri oleh Yesus dan juga murid-muridNya. Ini adalah 'tour' awal Yesus dalam memulai pelayananNya di bumi, dan mujizat mulai dikerjakanNya. Ini adalah bukti bahwa Dia adalah Anak Allah yang hidup dan berkuasa.
Kepada murid-muridNya Yesus berkata, "Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." (Yohanes 1:50b); tidak harus menunggu lama, perkataan itu pun digenapiNya. Saat masalah terjadi berkatalah ibu Yesus kepadaNya, "Mereka kehabisan anggur." (Yohanes 2:4). Kata 'Saat-Ku belum tiba' sebagai penegas bahwa Yesus memiliki waktu tersendiri. Walau secara jasmani Yesus adalah anak Maria, tetapi Ia sesungguhnya adalah Anak Allah. Jadi Maria (ibu Yesus) tidak punya kuasa menentukan kapan Yesus harus bertindak dan menyelesaikan masalah yang ada. Meski demikian Maria sangat percaya bahwa Yesus sanggup melakukan perkara besar, karena itu ia menyuruh para pelayan pesta untuk taat melakukan apa pun yang diperintahkan Yesus. Dan ketika Yesus menyuruh para pelayan untuk mengisi tempayan-tempayan dengan air, mereka taat, meski apa yang diperintahkan Yesus itu tidak masuk akal; namun upah dari ketaatan itu pun nyata yaitu mujizat terjadi: air dalam tempayan itu berubah menjadi anggur. Akhirnya 'muka' tuan rumah pun terselamatkan karena mujizat yang dikerjakan oleh Yesus.
Mari kita belajar memahami bahwa Tuhan mempunyai waktu sendiri dalam menolong umatNya dan Dia tahu yang terbaik bagi kita. Seringkali kita bertanya mengapa doa kita tidak kunjung beroleh jawaban, lalu kita marah dan kecewa kepada Tuhan dan memaksa Tuhan untuk menuruti agenda kita. Waktu Tuhan tidak bisa diatur oleh manusia. Kita harus bersabar menunggu waktu Tuhan dinyatakan, karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkotbah 3:11). Air menjadi anggur adalah bukti nyata bahwa Yesus adalah Tuhan yang hidup dan berkuasa. Dia sanggup melakukan keajaiban-keajaiban. Tidak ada perkara yang mustahil bagi Dia!
Ketaatan dan kesabaran adalah kunci untuk mengalami mujizat dari Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)