Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Mei 2013 -
Baca: 2 Tawarikh 26:16-23
"Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan
hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki
bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan." 2 Tawarikh 26:16
Alkitab menyatakan bahwa "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai
dengan rencana Allah." (Roma 8:28). Dengan caraNya yang ajaib Tuhan menolong raja Uzia sehingga ia menjadi kuat dan termasyhur. ketika kita karib dengan Tuhan dan memiliki kehidupan yang seturut dengan kehendakNya, apa pun yang kita lakukan akan dibuatNya berhasil. Kunci inilah yang juga Tuhan sampaikan kepada Yosua, "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi
renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati
sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian
perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8).
Namun, ayat nas di atas sungguh mencengangkan: setelah posisinya kuat dan berhasil, kehidupan raja Uzia mulai berubah. Raja Uzia menjadi tinggi hati (sombong) dan tidak lagi setia kepada Tuhan. Kalau dulunya ia begitu tekun mencari Tuhan dan melakukan apa yang benar, setelah berada di puncak karirnya ia tidak lagi menghormati kekudusan Tuhan dan melakukan hal yang merusak. Dengan beraninya ia "...memasuki
bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan." (ayat nas), padahal membakar ukupan kepada Tuhan itu hanya boleh dilakukan oleh imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan oleh Tuhan. Dan ketika ia ditegur oleh imam Azarya, raja Uzia malah tersinggung dan amarahnya meluap. Akibatnya "...timbullah penyakit kusta pada dahinya," (ayat 19b), bahkan akibat ketidaktaatannya itu "Raja Uzia sakit kusta sampai kepada hari matinya, dan sebagai orang yang
sakit kusta ia tinggal dalam sebuah rumah pengasingan, karena ia
dikucilkan dari rumah Tuhan." (ayat 21).
Apa yang dialami raja Uzia ini hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi kita. Banyak orang ketika berada di puncak dan diberkati menjadi lupa diri dan tidak lagi tekun mencari Tuhan. Mereka lebih bergantung pada apa yang dimilikinya. Berhati-hatilah!
"Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil," Ayub 1:21b
Thursday, May 2, 2013
Wednesday, May 1, 2013
RAJA UZIA: Yang Muda yang Berkarya!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Mei 2013 -
Baca: 2 Tawarikh 26:1-15
"Segenap bangsa Yehuda mengambil Uzia, yang masih berumur enam belas tahun dan menobatkan dia menjadi raja menggantikan ayahnya, Amazia." 2 Tawarikh 26:1
Muda, berprestasi dan penuh karya, mungkin inilah sebutan yang sangat cocok bagi Uzia, karena di usianya yang masih sangat belia, yaitu 16 tahun, ia sudah menjabat sebagai raja Yehuda menggantikan ayahnya, Amazia. Meski belum mengenyam 'asam garam' kehidupan (minim pengalaman) Uzia mampu menjalankan tugasnya dengan baik sehingga "Namanya termasyhur sampai ke Mesir, karena kekuatannya yang besar." (ayat 8b).
Alkitab menyatakan bahwa Uzia bukan hanya berhasil dalam hal memimpin bangsanya tapi ia juga mampu mengalahkan bangsa-bangsa lain. Uzia juga bukanlah seorang raja yang "kebetulan" (menjabat karena garis keturunan), tapi ia adalah seorang raja yang mumpuni di segala bidang kehidupan. Bukan hanya bidang pemerintahan yang ia kuasai tapi juga bidang-bidang lainnya. Ia mampu mendirikan kota-kota, menara-menara di padang gurun dan menggali banyak sumur. Di bidang peternakan ia memiliki banyak ternak. Lalu di bidang pertanian "...ia mempunyai petani-petani dan penjaga-penjaga kebun anggur, di gunung-gunung dan di tanah yang subur," (ayat 10b). Di bidang militer Uzia sangat ahli dalam strategi perang. Itula sebabnya ia mempunyai tentara dalam jumlah besar dan pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, lengkap dengan perlengkapan perang yang ia rancang dan ciptakan sendiri. Luar biasaa! Alkitab pun mencatat bahwa "Nama raja itu termasyhur sampai ke negeri-negeri yang jauh, karena ia ditolong dengan ajaib sehingga menjadi kuat." (ayat 15b).
Apa yang menjadi kunci utama keberhasilan raja Uzia? Apakah karena ia hebat, pintar, kuat, gagah dan kaya? Bukan itu. Raja Uzia menjadi seorang raja yang berhasil dan terkenal oleh karena "Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil." (2 Tawarikh 26:4-5). Tanpa campur tangan Tuhan raja Uzia tidak akan pernah mampu menjalankan tugas pemerintahannya dengan baik.
Oleh karena tekun mencari Tuhan dan senantiasa hidup dalam ketaatan, Uzia menjadi raja yang berhasil dan diberkati Tuhan.
Baca: 2 Tawarikh 26:1-15
"Segenap bangsa Yehuda mengambil Uzia, yang masih berumur enam belas tahun dan menobatkan dia menjadi raja menggantikan ayahnya, Amazia." 2 Tawarikh 26:1
Muda, berprestasi dan penuh karya, mungkin inilah sebutan yang sangat cocok bagi Uzia, karena di usianya yang masih sangat belia, yaitu 16 tahun, ia sudah menjabat sebagai raja Yehuda menggantikan ayahnya, Amazia. Meski belum mengenyam 'asam garam' kehidupan (minim pengalaman) Uzia mampu menjalankan tugasnya dengan baik sehingga "Namanya termasyhur sampai ke Mesir, karena kekuatannya yang besar." (ayat 8b).
Alkitab menyatakan bahwa Uzia bukan hanya berhasil dalam hal memimpin bangsanya tapi ia juga mampu mengalahkan bangsa-bangsa lain. Uzia juga bukanlah seorang raja yang "kebetulan" (menjabat karena garis keturunan), tapi ia adalah seorang raja yang mumpuni di segala bidang kehidupan. Bukan hanya bidang pemerintahan yang ia kuasai tapi juga bidang-bidang lainnya. Ia mampu mendirikan kota-kota, menara-menara di padang gurun dan menggali banyak sumur. Di bidang peternakan ia memiliki banyak ternak. Lalu di bidang pertanian "...ia mempunyai petani-petani dan penjaga-penjaga kebun anggur, di gunung-gunung dan di tanah yang subur," (ayat 10b). Di bidang militer Uzia sangat ahli dalam strategi perang. Itula sebabnya ia mempunyai tentara dalam jumlah besar dan pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, lengkap dengan perlengkapan perang yang ia rancang dan ciptakan sendiri. Luar biasaa! Alkitab pun mencatat bahwa "Nama raja itu termasyhur sampai ke negeri-negeri yang jauh, karena ia ditolong dengan ajaib sehingga menjadi kuat." (ayat 15b).
Apa yang menjadi kunci utama keberhasilan raja Uzia? Apakah karena ia hebat, pintar, kuat, gagah dan kaya? Bukan itu. Raja Uzia menjadi seorang raja yang berhasil dan terkenal oleh karena "Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil." (2 Tawarikh 26:4-5). Tanpa campur tangan Tuhan raja Uzia tidak akan pernah mampu menjalankan tugas pemerintahannya dengan baik.
Oleh karena tekun mencari Tuhan dan senantiasa hidup dalam ketaatan, Uzia menjadi raja yang berhasil dan diberkati Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)