Friday, April 26, 2013

LEBIH SUKA MENJADI 'TUAN'

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 April 2013 -

Baca:  Lukas 17:7-10

"Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."  Lukas 17:10

Mana yang Saudara pilih?  Menjadi tuan atau hamba?  Memerintah atau diperintah?  Tanpa harus di-survey terlebih dahulu banyak orang pasti akan memilih menjadi tuan daripada hamba, memerintah daripada diperintah.  Karena menjadi tuan atau bos berarti mempunyai wewenang dan kuasa untuk memerintah, serta dihormati oleh bawahan.  Namun tidak mudah bagi seseorang yang menempati posisi 'di atas' dan terhormat untuk mau merendahkan diri dan berbaur dengan mereka yang ada di bawahnya.

     Orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang mengerti betul firman Tuhan lebih menunjukkan sikapnya sebagai 'tuan' daripada seorang hamba Tuhan.  Mereka suka sekali mendapatkan pujian dan penghormatan dari sesamanya,  "mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi."  (Matius 23:6-7).  Bukan hanya itu, mereka juga memandang rendah orang-orang berdosa.  Sementara menjadi hamba berarti harus siap untuk diperintah serta melayani di mana pun dan kapan pun tanpa punya hak untuk membantah atau mengelak.  Jarang sekali orang mau menjadi 'hamba' bagi orang lain.  Tapi, inilah yang dilakukan oleh Yesus.  Sesungguhnya Dia punya hak penuh untuk memerintah dan dilayani karena Dia adalah Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan.  Namun hal ini tidak dilakukan oleh Yesus,  "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia."  (Filipi 2:6).  Justru Dia datang ke dalam dunia ini  "...bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28).  Saat melayani di bumi Yesus harus mengalami penolakan, cibiran dan fitnahan.  Namun Dia tetap membuka tanganNya untuk menolong, menyembuhkan dan memberkati mereka.  Bahkan saat di olok-olok, diludahi, dianiaya, disiksa dan sampai mati di atas Kalvari tiada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya yang menunjukkan bahwa Dia kecewa, mengeluh, bersungut-sungut dan dendam terhadap mereka.  Justru Dia berdoa,  "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."  (Lukas 23:34).

     Dewasa ini banyak orang Kristen yang terlibat dalam pelayanan memposisikan dirinya sebagai 'tuan' daripada hamba.  Kita cenderung minta dilayani daripada melayani.  Mudah menggerutu dan bersungut-sungut bila tidak mendapatkan fasilitas yang memadai atau tidak nyaman;  kita maunya langsung terlibat dalam pelayanan besar yang bisa dilihat oleh banyak orang.  Ada pula yang berani pasang 'tarif'.  'Hati hamba' telah kehilangan esensinya.

"Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;"  Matius 20:26-27

Thursday, April 25, 2013

DOA YANG TIDAK TERJAWAB

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 April 2013 -

Baca:  Yakobus 4:1-10

"Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu."  Yakobus 4:3

Setiap kita pasti memiliki pergumulan yang kita bawa kepada Tuhan melalui doa kita.  Kita pun merindukan doa-doa kita beroleh jawaban dari Tuhan.  Untuk menggerakkan hati Tuhan kita pun tidak hanya berdoa, tapi juga melibatkan diri dalam berbagai aktivitas rohani:  ibadah dan juga pelayanan.  Namun sepertinya jelas bahwa ada doa-doa kita tidak dijawab oleh Tuhan.  Mengapa?  Apabila doa kita berisikan motivasi yang tidak benar Tuhan sama sekali tidak tertarik dengan apa yang kita lakukan, tetapi Ia senantiasa memperhatikan sikap hati atau motivasi di balik apa yang kita lakukan.  "Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati."  (Amsal 16:2).  Apabila di dalam hati kita ada dosa yang belum dibereskan, doa kita seakan-akan terhenti di langit-langit kamar, walaupun  "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."  (Yesaya 59:1-2).

     Ada beberapa hal yang menyebabkan doa-doa kita tidak beroleh jawaban, di antaranya adalah:  jika kita tidak dapat mengampuni sesama kita dan tetap menyimpan dendam dan kebencian di dalam hati, doa kita pasti akan diabaikan Tuhan.  Inilah yang merusak hubungan kita dengan Tuhan.  Oleh karena itu  "...jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."  (Markus 11:25).  Banyak orang tidak mau mengampuni atau berdamai dengan orang lain karena gengsi dengan berkata,  "Dia yang bersalah, masakan aku yang harus minta maaf?  Kalau dia tidak datang padaku dan minta maaf, sampai kapan pun aku tidak akan memaafkan!"

     Tuhan juga akan memalingkan wajahNya terhadap doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang kikir, yang menutup mata terhadap orang lemah (miskin).  Tertulis:  "Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru."  (Amsal 21:13).  Sebaliknya, orang yang  "...menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu."  (Amsal 19:17).  Artinya seruan dan doa orang yang suka menolong dan menaruh belas kasihan terhadap orang miskin akan diperhatikan dan dijawab Tuhan.  Jika kita membaca Matius 25:35-45 kita akan menemukan bahwa Tuhan mengidentifikasikan diriNya dengan orang yang hina dan miskin.  Karena itu jangan pernah bertindak semena-mena, apalagi sampai menghina orang miskin (baca Amsal 17:5a).

Tidak mengampuni orang lain dan menutup mata terhadap orang miskin adalah dua penyebab doa kita tidak dijawab Tuhan!