Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 April 2013 -
Baca: Mazmur 130:1-8
"Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan." Mazmur 130:7
Penantian kita akan Allah adalah sebuah kesadaran yang sangat indah dan terpelihara oleh Roh kudus yang ada di dalam kita, yang kita terima dari Tuhan Yesus terkasih. Tertulis: "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan
di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:5). Hal ini membuat kita yakin bahwa kita selalu hidup di dalam kasih Tuhan itu dan karena kasihNya juga kita memiliki hubungan yang erat dengan Allah. Umat Kristen terdahulu mempunyai keyakinan penuh kepada firman Tuhan sehingga mereka pun menunggu dengan setia dan penuh pengharapan di dalam Allah. Begitu juga kita yang hidup di zaman sekarang ini juga harus selalu berpadanan dengan firmanNya, bahkan kita harusnya memiliki kebanggaan lebih karena Kristus Yesus! Terpujilah nama Tuhan! Dalam penantian kita akan Allah, hendaklah hal ini menjadi keyakinan kita: di dalam Kristus kita bisa memiliki hubungan layaknya seorang Bapa dengan anaknya. Hal ini menjadi jaminan bahwa penantian kita akan Dia tidak akan sia-sia.
Rasul Paulus mengatakan, "...kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya...dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (Roma 3:22, 24). Sangatlah menakjubkan karena kita sementara menunggu sebuah penantian yang berbeda, yaitu bahwa kita sedang menunggu akan datangnya sebuah pembebasan, kemudian kita melihat penantian tersebut menjadi nyata dan pewahyuanNya secara menyeluruh terjadi atas kita. Tuhan Yesus berkata, "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu." (Yohanes 15:4). Alkitab tidak hanya berbicara tentang kita di dalam Kristus, tetapi juga tentang misteri tertinggi akan kasih yang membebaskan. Selama kita memelihara agar tetap tinggal di dalam Kristus dari hari ke hari, Ia akan memperlihatkan kepada kita dengan caraNya yang ajaib bahwa "...sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh." (Yohanes 15:4).
Karena itu dalam menjalani hidup ini kita harus memiliki tekad demikian: "Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan." (Roma 14:8). Kita sekarang bisa berkata sama seperti rasul Paulus, "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di
dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah
mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:20). Hidup kita di dalam Kristus saat berada di dunia ini dan hidup kita nantinya di sorga bersama Kristus adalah dua hal yang saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Pengharapan yang pasti akan Allah ditandai dengan hidup dalam iman kepada Yesus Kristus.
Tuesday, April 23, 2013
Monday, April 22, 2013
MENANTI PEMBEBASAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 April 2013 -
Baca: Lukas 2:25-40
"Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya," Lukas 2:25
Tanda dari seseorang yang menanti-nantikan Tuhan adalah konsisten dalam menjaga hidupnya agar tetap berkenan kepada Tuhan. Dalam menanti-nantikan penghiburan dan pembebasan bagi Israel Simeon tetap hidup dalam kebenaran dan kesalehan. Karena itu ia beroleh pernyataan bahwa "...ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan." (Lukas 2:26). Di situ ada pula Hana, "Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem." (Lukas 2:37, 38). Simeon dan Hana adalah contoh orang-orang yang menantikan Tuhan dengan sungguh: berlaku benar dalam apa pun yang diperbuat dan berjalan sesuai dengan firmanNya meskipun dikelilingi oleh situasi dan keadaan yang mungkin tidak mendukungnya, sampai janji Tuhan dinyatakan atasnya.
Tentang pembebasan ini Zakharia yang dipenuhi oleh Roh Kudus bernubuat: "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya," (Lukas 1:68). Dan jika pembebasan atas Israel telah datang dan telah selesai dikerjakan, apakah kita harus terus menunggu? Ya, kita masih harus menunggu. Tetapi penantian kita mencakup dua hal: Pertama, pembebasan dari dosa, yang telah dipenuhi melalui pengorbanan Yesus Kristus yang telah mati di atas kayu salib sehingga kita dibebaskan dari kutuk dosa. Rasul Paulus berkata, "Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita," (Kolose 2:13). Kedua, penantian akan janji Tuhan digenapi dalam kehidupan orang percaya di waktu sekarang dan juga penantian akan kedatangannya untuk menjemput kita sebagai mempelaiNya.
Yang terpenting adalah bagaimana sikap hati kita dalam menanti-nantikan Tuhan. Adakah kita penuh kesabaran dan ketekunan dalam menantikan Dia, ataukan penantian kita dipenuhi dengan keluh kesah dan sungut-sungut, yang membuat kita makin tidak berpadanan dengan firman Tuhan? Pemazmur menasihati, "Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!" (Mazmur 27:14).
"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga." Efesus 1:3
Baca: Lukas 2:25-40
"Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya," Lukas 2:25
Tanda dari seseorang yang menanti-nantikan Tuhan adalah konsisten dalam menjaga hidupnya agar tetap berkenan kepada Tuhan. Dalam menanti-nantikan penghiburan dan pembebasan bagi Israel Simeon tetap hidup dalam kebenaran dan kesalehan. Karena itu ia beroleh pernyataan bahwa "...ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan." (Lukas 2:26). Di situ ada pula Hana, "Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem." (Lukas 2:37, 38). Simeon dan Hana adalah contoh orang-orang yang menantikan Tuhan dengan sungguh: berlaku benar dalam apa pun yang diperbuat dan berjalan sesuai dengan firmanNya meskipun dikelilingi oleh situasi dan keadaan yang mungkin tidak mendukungnya, sampai janji Tuhan dinyatakan atasnya.
Tentang pembebasan ini Zakharia yang dipenuhi oleh Roh Kudus bernubuat: "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya," (Lukas 1:68). Dan jika pembebasan atas Israel telah datang dan telah selesai dikerjakan, apakah kita harus terus menunggu? Ya, kita masih harus menunggu. Tetapi penantian kita mencakup dua hal: Pertama, pembebasan dari dosa, yang telah dipenuhi melalui pengorbanan Yesus Kristus yang telah mati di atas kayu salib sehingga kita dibebaskan dari kutuk dosa. Rasul Paulus berkata, "Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita," (Kolose 2:13). Kedua, penantian akan janji Tuhan digenapi dalam kehidupan orang percaya di waktu sekarang dan juga penantian akan kedatangannya untuk menjemput kita sebagai mempelaiNya.
Yang terpenting adalah bagaimana sikap hati kita dalam menanti-nantikan Tuhan. Adakah kita penuh kesabaran dan ketekunan dalam menantikan Dia, ataukan penantian kita dipenuhi dengan keluh kesah dan sungut-sungut, yang membuat kita makin tidak berpadanan dengan firman Tuhan? Pemazmur menasihati, "Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!" (Mazmur 27:14).
"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga." Efesus 1:3
Subscribe to:
Posts (Atom)