Friday, April 12, 2013

JANGAN MEMBERONTAK!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 April 2013 -

Baca:  Yesaya 1:10-20

"'Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.' Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya."  Yesaya 1:20

Sebagai manusia kita tidak bisa sepenuhnya menghindar dari permasalahan, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana reaksi kita terhadap permasalahan yang sedang terjadi.  Tidak perlu memberontak ketika kita menghadapi masalah sehingga kita tidak menghadapi  "kematian".  Ketidaktaatan Saul yang adalah awal kehancurannya adalah sebuah pelajaran penting bagi kita.  Saul membuka pintu dan mengundang kejahatan masuk dalam hatinya, yang akhirnya membawanya kepada ketidaksetiaan dan kecemburuan terhadap Daud.  Pada akhirnya Saul mengakui,  "Aku telah berbuat dosa, pulanglah, anakku Daud,... Sesungguhnya, perbuatanku itu bodoh dan aku sesat sama sekali."  (1 Samuel 26:21).  Ketidaktaatan adalah semangat yang salah.  Hal ini adalah sikap yang memberontak terhadap apa yang diperintahkan Tuhan.

     Banyak orang Kristen tidak lagi taat dan setia ketika doa mereka belum beroleh jawaban.  Kita harus mengerti bahwa ketaatan adalah prinsip dari kehidupan Kristiani.  Ketaatan bukanlah kebutuhan tunggal, tetapi ketaatan adalah sebuah semangat yang menggambarkan pola hidup kita.  Kita harus memiliki semangat ketaatan seperti yang dimiliki oleh Tuhan Yesus kepada BapaNya.  Tuhan Yesus berkata,  "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."  (Ibrani 10:9), bahkan Ia menambahkan,  "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."  (Yohanes 4:34).  Ketaatan adalah prinsip utama dari kehidupan Kristus.  Kita sering berkata kepada Tuhan dalam doa-doa kita bahwa kita mau melakukan apa yang menjadi kehendakNya.  Tetapi bagaimana prakteknya?  Banyak yang kita lakukan bukanlah menurut kehendakNya melainkan menurut kehendak kita sendiri.  Kita seringkali tidak suka jika disinggung terus perihal ketaatan, tetapi sebagai anak-anak Tuhan kita tidak bisa mengabaikannya karena hal ini adalah prinsip yang berasal dari Alkitab.  Tuhan akan memberikan upah bagi anak-anakNya yang mau hidup taat.  "Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu."  (Yesaya 1:19), sebaliknya,  "'...jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.' Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.'"  (Yesaya 1:20).

     Tuhan sangat tegas pada poin ketaatan ini.  Saat ini Tuhan memberikan pilihan kepada kita:  pemberontakan yang membawa kepada kehancuran, atau ketaatan yang membawa kepada hidup yang diberkati.  Tuhan Yesus Kristus adalah contoh yang sempurna tentang ketaatan kepada Bapa;  ketaatanNya bukanlah ucapan belaka, namun sebuah bukti nyata dari perbuatan,  "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,"  (Filipi 2:9).

Jadilah orang Kristen yang taat dan jangan sekali-kali memberontak kepada Tuhan karena akan berakibat fatal!

Thursday, April 11, 2013

LEBIH DARI PADA SAHABAT SEJATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 April 2013 -

Baca:  Ibrani 13:1-1-25

"Karena Allah telah berfirman: 'Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.'"  Ibrani 13:5b

Tuhan Yesus lebih daripada seorang sahabat sejati.  Alkitab berkata,  "Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara."  (Amsal 18:24).  Tidak ada sahabat di dunia ini yang lebih berharga dari Tuhan Yesus.  "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."  (Yohanes 15:13).  Syukur kepada Allah, kita tidak hanya mempunyai Yesus yang adalah sahabat kita, namun yang juga memberikan nyawaNya untuk kita.  "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28). 

     Kala nyawaNya saja rela Dia berikan, maka dalam segala perkara Dia pasti peduli dan tidak akan pernah mengabaikan kita,  "Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: 'Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?'"  (Ibrani 13:6).  Percayalah bahwa,  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13).  Ini yang disebut juga sebagai hidup yang berkelimpahan bersama dengan Tuhan, yaitu bahwa kita mencari Tuhan dan firmanNya pada saat-saat kesusahan dan Ia akan menyelamatkan kita dari segala situasi dalam hidup kita.  Hidup berkelimpahan dengan Tuhan adalah melangkah dalam kemenangan hari demi hari dalam situasi apa pun.  Jika kita hidup dalam hidup yang berkelimpahan kita tidak akan kuatir tentang masa depan;  kita tidak takut dengan penderitaan, bahkan kematian sekali pun seperti kata Daud,  "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."  (Mazmur 23:4). 

     Jika kita berjalan dalam jalan Tuhan kita akan melangkah dengan mata yang senantiasa tertuju kepadaNya karena kita yakin akan janji penyertaanNya,  "Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau."  (Yesaya 43:2).  Jangan pernah ragukan kasih Tuhan, Dia adalah sahabat sejati kita.  Bersama Yesus kita sanggup melewati semua karena Dia ada di setiap musim hidup kita.  Kita tidak akan berjalan sendirian menjalani kehidupan ini karena Dia adalah Imanuel, Allah yang menyertai kita, bahkan penyertaanNya atas kita sampai kepada kesudahan zaman.  Halleluya!

Kasih sejati Tuhan memelihara hidup kita;  Ia lebih sejati dari seorang sahabat sejati mana pun, sebab Ia rela memberikan nyawaNya bagi kita.