Tuesday, April 9, 2013

PENJAGA BAGI SESAMA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 April 2013 -

Baca:  Kejadian 4:1-16

"Firman TUHAN kepada Kain: 'Di mana Habel, adikmu itu?' Jawabnya: 'Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?'"  Kejadian 4:9

Pertanyaan-pertanyaan ini sering menjadi dilema dalam kehidupan manusia:  "Apakah saya adalah penjaga saudara saya?  Haruskah saya peduli kepada orang lain?  Apakah saya mempunyai kewajiban moral kepada orang lain?"  Meskipun Kain telah membunuh Habel, dia tetap bertanya kepada Allah,  "Apakah aku penjaga adikku?"  Banyak di antara kita yang tanpa sadar telah membunuh saudara-saudari seiman kita secara spiritual.  Kita telah membunuh mereka dengan sikap atau kata-kata pedas kita.  Kita pun membunuh saudara-saudari kita dengan tindakan kita yang tanpa kasih sehingga mereka kecewa dan terluka, sehingga akhirnya mereka pun meninggalkan gereja atau pun persekutuan.  Apabila kita tidak peduli dengan orang lain, kita tidak akan mampu memenangkan jiwa bagi Kerajaan Allah.

    Ketika Allah akan menumpahkan amarahNya ke atas orang-orang Yerusalem, Ia berkata,  "Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya."  (Yehezkiel 22:30).  Demikian juga dengan kekristenan masa kini, di mana banyak di antara kita yang tidak lagi mau peduli kepada orang lain.  Mencintai diri sendiri adalah prioritas yang lebih diutamakan dibandingkan mencintai Tuhan.

     Ketika Tuhan Yesus dan murid-murid selesai makan, Ia bertanya kepada Simon Petrus sampai tiga kali tentang menggembalakan domba-dombaNya.  "Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: 'Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?' Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: 'Apakah engkau mengasihi Aku?' Dan ia berkata kepada-Nya: 'Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.' Kata Yesus kepadanya: 'Gembalakanlah domba-domba-Ku'".  (Yohanes 21:17).  Sebagai hasilnya, Petrus mengasihi Tuhan Yesus selama dia hidup sampai kepada kematiannya.  Meski sempat gagal dalam mengiring Tuhan, Petrus akhirnya membuktikan diri sebagai orang yang setia kepada Tuhan dan mengerjakan tugas yang diamanatkan kepadanya sebagai penjala jiwa sampai akhir hidupnya.

     Saat ini Tuhan Yesus mengundang kita,  "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri."  (1 Petrus 5:2-3).

Orang yang mengasihi Tuhan dengan sungguh pasti akan menjaga dan mengasihi jiwa orang lain dengan tulus.

Monday, April 8, 2013

RENCANA PENYELAMATAN ALLAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 April 2013 -

Baca:  Kisah Para Rasul 4:1-22

"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  Kisah 4:12

Ingatlah bahwa keselamatan adalah rencana Allah, bukan rencana manusia.  Hanya rencana Allah, dan bukan rencana-rencana lain, yang dapat menyelamatkan jiwa kita yang terhilang serta menjadikan kita sebagai anak-anakNya.  Memang banyak jalan menuju Roma, tetapi hanya ada satu jalan yang bisa memimpin kita kepada Allah.  Jalan keselamatan Allah itu adalah melalui PutraNya yaitu Yesus Kristus.  Tuhan Yesus sendiri berkata,  "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."  (Yohanes 14:6).

     Ada tiga tahapan dari rangkaian rencana penyelamatan Allah bagi manusia:  Pertama, melalui perngorbanan Yesus Kristus di kayu salib, di mana Ia membuang jauh semua dosa dan pelanggaran kita serta menjauhkan kita dari maut yang merupakan upah dosa,  "Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya."  (Ibrani 9:26).  Kedua, Tuhan Yesus setelah kebangkitanNya, pergi ke sorga kepada Allah untuk menyelamatkan kita dari kuasa dosa.  Kita diperdamaikan dengan Allah dan dilayakkan untuk datang kepadaNya,  "Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri."  (Ibrani 9:24-25).  Ketiga, Tuhan Yesus akan datang kembali ke dunia untuk yang kedua kalinya sebagai Raja di atas segala raja untuk menyelamatkan kita dari dosa masa kini.  "...Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia."  (Ibrani 9:28).

     Tidakkah hal ini hebat dan luar biasa?  Bahkan untuk kita, orang yang terhilang karena dosa sekalipun, Allah tetap mengasihi kita.  Bagi Allah pertobatan orang berdosa sangatlah penting, sehingga Ia berfirman,  "...di mana-mana semua mereka harus bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."  (Kis 17:30-31).

Tuhan Yesus datang ke dunia bukan hanya untuk memanggil orang yang benar agar masuk dalam pertobatan, tetapi juga orang berdosa.