Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 April 2013 -
Baca: Yohanes 15:1-8
"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." Yohanes 15:7
Beberapa orang Kristen tidak tahu bagaimana caranya untuk berdoa secara efektif. Agar kita dapat berdoa secara efektif kita harus mengetahui isi firman Tuhan dan firman itu harus tinggal di dalam kita. Tuhan Yesus mengatakan bahwa didengar dan dikabulkannya sebuah doa atau tidak, lebih bergantung kepada kita daripada kepada Tuhan. Ini adalah syarat dari Tuhan: "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,". Jadi jika firman Tuhan tinggal di dalam kita, kita akan tahu apa yang menjadi kehendak Tuhan. Kemudian kita akan berdoa sesuai dengan firman tersebut. Jika firmanNya tidak tinggal di dalam kita, maka untuk sementara kita berdoa di dalam kegelapan. Pemazmur mengatakan, "Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh." (Mazmur 119:130). Firman Tuhanlah yang menerangi langkah hidup kita, "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105).
Perlunya mempelajari firman Tuhan, khususnya pada hal-hal yang sedang kita pergumulkan atau doakan, bertujuan untuk memberikan terang pada kita tentang bagaimana cara berdoa atau apa yang harus didoakan. Ketika kita mempelajari Firman Tuhan kita dapat menemukan perintah yang diberikan Tuhan Yesus mengenai doa. Tuhan Yesus mengatakn, "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga," (Matius 5:43-45). Mendoakan musuh adalah hal pertama yang Tuhan Yesus sebutkan dalam hubungannya dengan berdoa. Tidak hanya kita harus berdoa untuk musuh kita, namun kita juga harus mengasihi musuh kita supaya kita bisa menjadi anak-anak Bapa di sorga. Dengan kata lain Tuhan Yesus menyatakan bahwa jika kita tidak mengasihi dan tidak berdoa untuk musuh kita, yaitu mengampuni mereka, maka kita bukanlah anak-anak Bapa di sorga. Kesimpulannya: jika kita adalah anak-anak Bapa di sorga, namun tidak mendoakan musuh kita, maka kita tidak sedang berjalan dalam terang firman Tuhan. Jadi kita tidak punya hak untuk meminta atau menuntut hak-hak kita akan kepenuhan berkat Tuhan.
Tentu saja sangatlah sulit untuk mengasihi musuh kita dengan kekuatan sendiri, tetapi kita bisa mengasihi musuh kita dengan kasih Tuhan melalui Roh Kudus yang mampukan kita untuk melakukan itu. Jika kita tidak mengasihi musuh kita, mustahil kita akan diberkati Tuhan dengan melimpah.
Doa kita akan dijawab Tuhan dan apa yang kita minta disediakanNya apabila kita mau mengasihi dan mengampuni musuh kita, "... karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." Roma 5:5
Friday, April 5, 2013
Thursday, April 4, 2013
KEKUATAN KATA-KATA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 April 2013 -
Baca: Amsal 18:1-21
"Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya." Amsal 18:20
Banyak orang meremehkan kuasa dari sebuah perkataan sehingga banyak kata sembrono keluar dari mulutnya. Alkitab dengan keras mengingatkan, "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21). Bila kita mempergunakan mulut kita untuk memperkatakan hal-hal yang positif (firman Tuhan) dan mendeklarasikan apa yang kita percayai, maka hidup kita pasti akan mengalami perubahan sesuai dengan firman yang kita perkatakan. Karena itu sediakanlah waktu setiap hari untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan, supaya "...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji..." (Filipi 4:8) senantiasa mengisi perbendaharaan hati kita, sehingga yang keluar dari mulut kita pun adalah hal-hal yang selaras dengan firmanNya, "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati." (Matius 12:34).
Kita harus memahami bahwa perkataan kita akan memimpin kita pada jalan yang benar atau juga mengarahkan kita pada jalan yang salah. Kehidupan dan kematian ditentukan pula oleh lidah, maka orang-orang yang selalu memperkatakan perkataan yang buruk akan menerima akibat dari perkataan mereka; dan itu adalah suatu pilihan! Kita bisa memilih untuk memperkatakan hal-hal positif yang berdampak positif bagi kita, atau hal-hal negatif yang senantiasa mewarnai dan mendominasi setiap perkataan kita. Perkataan manusia adalah seperti bejana yang diisi dengan hal-hal yang baik atau buruk; perkataan yang dikuasai oleh Roh Kudus akan tinggal bersama dengan kita dan akan mengubah hidup kita. Saat sedikit dari kita yang menyadari bahwa kata-kata yang kita dengar dapat memimpin atau merusak jalan hidup kita; dengan kata-kata kita bisa membangun kepercayaan diri seseorang atau menghancurkan iman mereka; kata-kata yang pedas dan tidak menyenangkan dapat menyakiti orang lain. Akan tetapi perkataan yang lembut dan penuh kasih akan membuat orang lain gembira, dipulihkan, dikuatkan dan dipimpin kepada kemenangan.
Setiap saat kita dihadapkan pada keputusan yang sangat penting: "Apa yang kita pilih untuk dikatakan?" Bagaimana caranya kita menata perkataan kita yang nantinya akan menentukan masa depan kita? Akankah kita membangun lingkungan dengan kebahagiaan atau akankah kita merusak segalanya dengan perkataan kita? Perkataan kita mengandung kuasa dan berkat dari Tuhan, untuk itulah kita harus benar-benar memperhatikan perkataan kita. Begitu pula dalam hal menegur orang lain, kita pun harus berhati-hati dan tidak boleh sembarangan, apalagi dengan kata-kata yang menyakitkan, sebab "Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar." (Amsal 25:12).
Perkataan yang baik dan penuh kasih berasal dari Tuhan, sebab perkataanNya tidak pernah merusak kehidupan seseorang.
Baca: Amsal 18:1-21
"Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya." Amsal 18:20
Banyak orang meremehkan kuasa dari sebuah perkataan sehingga banyak kata sembrono keluar dari mulutnya. Alkitab dengan keras mengingatkan, "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21). Bila kita mempergunakan mulut kita untuk memperkatakan hal-hal yang positif (firman Tuhan) dan mendeklarasikan apa yang kita percayai, maka hidup kita pasti akan mengalami perubahan sesuai dengan firman yang kita perkatakan. Karena itu sediakanlah waktu setiap hari untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan, supaya "...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji..." (Filipi 4:8) senantiasa mengisi perbendaharaan hati kita, sehingga yang keluar dari mulut kita pun adalah hal-hal yang selaras dengan firmanNya, "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati." (Matius 12:34).
Kita harus memahami bahwa perkataan kita akan memimpin kita pada jalan yang benar atau juga mengarahkan kita pada jalan yang salah. Kehidupan dan kematian ditentukan pula oleh lidah, maka orang-orang yang selalu memperkatakan perkataan yang buruk akan menerima akibat dari perkataan mereka; dan itu adalah suatu pilihan! Kita bisa memilih untuk memperkatakan hal-hal positif yang berdampak positif bagi kita, atau hal-hal negatif yang senantiasa mewarnai dan mendominasi setiap perkataan kita. Perkataan manusia adalah seperti bejana yang diisi dengan hal-hal yang baik atau buruk; perkataan yang dikuasai oleh Roh Kudus akan tinggal bersama dengan kita dan akan mengubah hidup kita. Saat sedikit dari kita yang menyadari bahwa kata-kata yang kita dengar dapat memimpin atau merusak jalan hidup kita; dengan kata-kata kita bisa membangun kepercayaan diri seseorang atau menghancurkan iman mereka; kata-kata yang pedas dan tidak menyenangkan dapat menyakiti orang lain. Akan tetapi perkataan yang lembut dan penuh kasih akan membuat orang lain gembira, dipulihkan, dikuatkan dan dipimpin kepada kemenangan.
Setiap saat kita dihadapkan pada keputusan yang sangat penting: "Apa yang kita pilih untuk dikatakan?" Bagaimana caranya kita menata perkataan kita yang nantinya akan menentukan masa depan kita? Akankah kita membangun lingkungan dengan kebahagiaan atau akankah kita merusak segalanya dengan perkataan kita? Perkataan kita mengandung kuasa dan berkat dari Tuhan, untuk itulah kita harus benar-benar memperhatikan perkataan kita. Begitu pula dalam hal menegur orang lain, kita pun harus berhati-hati dan tidak boleh sembarangan, apalagi dengan kata-kata yang menyakitkan, sebab "Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar." (Amsal 25:12).
Perkataan yang baik dan penuh kasih berasal dari Tuhan, sebab perkataanNya tidak pernah merusak kehidupan seseorang.
Subscribe to:
Posts (Atom)