Thursday, April 4, 2013

KEKUATAN KATA-KATA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 April 2013 -

Baca:  Amsal 18:1-21

"Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya."  Amsal 18:20

Banyak orang meremehkan kuasa dari sebuah perkataan sehingga banyak kata sembrono keluar dari mulutnya.  Alkitab dengan keras mengingatkan,  "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."  (Amsal 18:21).  Bila kita mempergunakan mulut kita untuk memperkatakan hal-hal yang positif  (firman Tuhan)  dan mendeklarasikan apa yang kita percayai, maka hidup kita pasti akan mengalami perubahan sesuai dengan firman yang kita perkatakan.  Karena itu sediakanlah waktu setiap hari untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan, supaya  "...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji..."  (Filipi 4:8)  senantiasa mengisi perbendaharaan hati kita, sehingga yang keluar dari mulut kita pun adalah hal-hal yang selaras dengan firmanNya,  "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati."  (Matius 12:34).

     Kita harus memahami bahwa perkataan kita akan memimpin kita pada jalan yang benar atau juga mengarahkan kita pada jalan yang salah.  Kehidupan dan kematian ditentukan pula oleh lidah, maka orang-orang yang selalu memperkatakan perkataan yang buruk akan menerima akibat dari perkataan mereka;  dan itu adalah suatu pilihan!  Kita bisa memilih untuk memperkatakan hal-hal positif yang berdampak positif bagi kita, atau hal-hal negatif yang senantiasa mewarnai dan mendominasi setiap perkataan kita.  Perkataan manusia adalah seperti bejana yang diisi dengan hal-hal yang baik atau buruk;  perkataan yang dikuasai oleh Roh Kudus akan tinggal bersama dengan kita dan akan mengubah hidup kita.  Saat sedikit dari kita yang menyadari bahwa kata-kata yang kita dengar dapat memimpin atau merusak jalan hidup kita;  dengan kata-kata kita bisa membangun kepercayaan diri seseorang atau menghancurkan iman mereka;  kata-kata yang pedas dan tidak menyenangkan dapat menyakiti orang lain.  Akan tetapi perkataan yang lembut dan penuh kasih akan membuat orang lain gembira, dipulihkan, dikuatkan dan dipimpin kepada kemenangan.

     Setiap saat kita dihadapkan pada keputusan yang sangat penting:  "Apa yang kita pilih untuk dikatakan?"  Bagaimana caranya kita menata perkataan kita yang nantinya akan menentukan masa depan kita?  Akankah kita membangun lingkungan dengan kebahagiaan atau akankah kita merusak segalanya dengan perkataan kita?  Perkataan kita mengandung kuasa dan berkat dari Tuhan, untuk itulah kita harus benar-benar memperhatikan perkataan kita.  Begitu pula dalam hal menegur orang lain, kita pun harus berhati-hati dan tidak boleh sembarangan, apalagi dengan kata-kata yang menyakitkan, sebab  "Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar."  (Amsal 25:12).

Perkataan yang baik dan penuh kasih berasal dari Tuhan, sebab perkataanNya tidak pernah merusak kehidupan seseorang.

Wednesday, April 3, 2013

PERSEMBAHAN YANG HIDUP

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 April 2013 -

Baca:  Roma 12:1-8

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."  Roma 12:1

Sekarang bukan waktunya untuk terlena, melainkan waktu untuk sadar dan berhati-hati.  Saat ini adalah waktu bagi kita untuk mengalahkan dan menyelesaikan masalah kehidupan serta kegelisahan kita dengan bermodalkan iman kepada Tuhan Yesus.  Kehidupan yang indah ini harus dijalani dalam langkah iman sesuai dengan apa yang akan diajarkan oleh Tuhan kita melalui firmanNya.  Oleh Roh Kudus kita dimampukan untuk tetap kuat melangkah menjalani hari-hari dalam kehidupan ini dan dalam menunggu kepenuhan harapan dan kebenaran.  Oleh karena itu sesuai dengan tujuan dan kehendakNya melalui Yesus Kristus, Allah memanggil kita untuk menjadi anak-anakNya serta memuji rahmatNya yang mulia yang diberikan kepada kita secara cuma-cuma.

     Sebagai umat yang telah ditebus oleh darah Kristus sudah seharusnya kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, karena ini adalah langkah iman kita untuk merespons kasih dan pengorbananNya;  mempersembahkan tubuh kita untuk dipakai sebagai senjata kebenaran dan hidup dipimpin oleh Roh Kudus, sebab  "Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut."  (Roma 8:2).  Jika kebiasaan-kebiasaan manusia lama kita telah diubahkan menjadi kehidupan baru yang kudus, kita akan memiliki kehidupan yang sejati dalam kelimpahan oleh karena Kristus.  Oleh Roh kudus kita dilahirkan kembali.  "Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.  Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa."  (Roma 6:6-7).  Dengan demikian  "...kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru."  (Roma 6:4).  Ingatlah bahwa di dalam Kristus kita ini adalah ciptaan baru!

     Selama kita masih hidup dalam daging dan menuruti segala keinginannya, kita belum layak disebut sebagai saksi-saksi, padahal Tuhan memanggil kita untuk menjadi terang dunia, yang menyinari setiap orang di sekitar kita;  dan terang kita itu harus memancar serta bercahaya di tengah-tengah dunia yang gelap ini sehingga mereka pun melihat perbuatan-perbuatan baik kita dan memuliakan Bapa di Sorga.  Jika perbuatan baik kita tidak bisa dilihat oleh orang lain, bagaimana kita bisa menjadi terang bagi mereka?

Kita harus menjalankan hidup dalam kasih, sama seperti Kristus telah mengasihi dan memberikan diriNya untuk kita sebagai persembahan yang berbau harum di hadapan Allah.