Wednesday, April 3, 2013

PERSEMBAHAN YANG HIDUP

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 April 2013 -

Baca:  Roma 12:1-8

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."  Roma 12:1

Sekarang bukan waktunya untuk terlena, melainkan waktu untuk sadar dan berhati-hati.  Saat ini adalah waktu bagi kita untuk mengalahkan dan menyelesaikan masalah kehidupan serta kegelisahan kita dengan bermodalkan iman kepada Tuhan Yesus.  Kehidupan yang indah ini harus dijalani dalam langkah iman sesuai dengan apa yang akan diajarkan oleh Tuhan kita melalui firmanNya.  Oleh Roh Kudus kita dimampukan untuk tetap kuat melangkah menjalani hari-hari dalam kehidupan ini dan dalam menunggu kepenuhan harapan dan kebenaran.  Oleh karena itu sesuai dengan tujuan dan kehendakNya melalui Yesus Kristus, Allah memanggil kita untuk menjadi anak-anakNya serta memuji rahmatNya yang mulia yang diberikan kepada kita secara cuma-cuma.

     Sebagai umat yang telah ditebus oleh darah Kristus sudah seharusnya kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, karena ini adalah langkah iman kita untuk merespons kasih dan pengorbananNya;  mempersembahkan tubuh kita untuk dipakai sebagai senjata kebenaran dan hidup dipimpin oleh Roh Kudus, sebab  "Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut."  (Roma 8:2).  Jika kebiasaan-kebiasaan manusia lama kita telah diubahkan menjadi kehidupan baru yang kudus, kita akan memiliki kehidupan yang sejati dalam kelimpahan oleh karena Kristus.  Oleh Roh kudus kita dilahirkan kembali.  "Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.  Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa."  (Roma 6:6-7).  Dengan demikian  "...kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru."  (Roma 6:4).  Ingatlah bahwa di dalam Kristus kita ini adalah ciptaan baru!

     Selama kita masih hidup dalam daging dan menuruti segala keinginannya, kita belum layak disebut sebagai saksi-saksi, padahal Tuhan memanggil kita untuk menjadi terang dunia, yang menyinari setiap orang di sekitar kita;  dan terang kita itu harus memancar serta bercahaya di tengah-tengah dunia yang gelap ini sehingga mereka pun melihat perbuatan-perbuatan baik kita dan memuliakan Bapa di Sorga.  Jika perbuatan baik kita tidak bisa dilihat oleh orang lain, bagaimana kita bisa menjadi terang bagi mereka?

Kita harus menjalankan hidup dalam kasih, sama seperti Kristus telah mengasihi dan memberikan diriNya untuk kita sebagai persembahan yang berbau harum di hadapan Allah.

Tuesday, April 2, 2013

AKANKAH TUHAN MENGABAIKAN DOA KITA?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 April 2013 -

Baca:  Lukas 18:1-8

"Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?"  Lukas 18:7

Menjadi tetap sabar dan tidak putus asa seringkali susah dilakukan ketika seseorang menunggu terjawabnya sebuah doa.  Oleh karenanya Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk berdoa terus-menerus.  "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."  (Lukas 18:1).  Kita harus berdoa setiap hari dan setiap saat, karena jika tidak demikian kita tidak akan menikmati persekutuan yang harmonis dengan Tuhan.  Namun kenyataan yang terjadi justru sebaliknya, kita sering sekali menjadi kecewa dan berkecil hati, lalu tidak lagi tekun berdoa, kita biarkan hari-hari kita berlalu tanpa doa sebab kita berpikir bahwa doa kita tidak akan didengar oleh Bapa di Sorga.  Bahkan langit dan cakrawala tampak seperti sebuah penghalang bagi doa yang kita naikkan.  Tetapi yang Tuhan Yesus inginkan bagi kita adalah kita tetap berdoa meskipun belum ada hasil dari doa yang dipanjatkan.  Kepada jemaat di Tesalonika rasul Paulus juga menasihati,  "Tetaplah berdoa."  (1 Tesalonika 5:17).

     Menyerahkan hidup ke dalam tangan Tuhan Yesus tidak hanya membuat Bapa di Sorga mendengar doa kita, tetapi Ia juga akan menjawabnya.  "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?"  (Lukas 18:7).  Tuhan tidak pernah menunda-nunda untuk menjawab doa-doa kita karena Dia tahu apa yang terbaik bagi kita.  Kita harus belajar untuk memahami bahwa waktu kita bukanlah waktu Tuhan.  Tapi kita pun harus percaya bahwa  "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,"  (Pengkotbah 3:11).  Sebenarnya apa yang kita perlukan sudah disediakan, namun akan diberikan sesuai dengan waktu Tuhan.  Ketika benih ditaburkan benih tersebut tidak akan bertumbuh dalam satu malam sebab ia membutuhkan waktu untuk bertumbuh.  Hasil dari benih yang ditanam itu dapat dituai setelah beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian.  Demikian juga dengan doa kita, kadangkala kita harus berdoa dalam waktu yang lama sampai tiba waktunya untuk menerima hasil dari doa tersebut.

     Jangan pernah berkecil hati dan putus asa, demikian kata Tuhan Yesus,  "Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."  (Lukas 11:10).  Untuk setiap kita yang belum menerima jawaban doa hendaklah kita bersabar dan menunggu waktu Tuhan.  Sangatlah mungkin Tuhan ingin kita membuktikan kepadaNya kesetiaan dan ketahanan kita dalam menghadapi masa-masa sukar;  atau mungkin saja Tuhan ingin membangun karakter kita lewat ujian yang sedang kita hadapi yang akan membuat kita memiliki karakter sebagai anak-anak Allah.

Sebesar apa pun permasalahan yang kita hadapi, di dalam Tuhan selalu ada jalan keluaranya;  maka dari itu jangan berhenti berdoa kepadaNya!