Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Maret 2013 -
Baca: Amsal 24:1-34
"Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan," Amsal 24:3
Di 'rumah idaman' seorang suami menyatakan kasihnya yang tulus kepada isterinya. Dikatakan, "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya" (Efesus 5:28b). Begitu juga dengan isteri, ia harus tunduk dan taat kepada suaminya. Tertulis, "Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat." (Efesus 22-23a). Tak terkecuali, anak juga memiliki kewajiban yaitu taat kepada orangtua sebagaimana dinasihatkan, "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi." (Efesus 6:1-3). Suami, isteri dan anak harus memahami akan hal ini sebagai awal terbangunnya sebuah 'rumah idaman'.
Jika masing-masing anggota keluarga membangun 'rumah'nya dengan hati, berarti ia menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab. Suami sebagai kepala sekaligus ayah akan bertanggung jawab untuk memelihara keperluan jasmani keluarganya. Alkitab memperingatkan, "...jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi
seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak
beriman." (1 Timotius 5:8). Ia juga harus memperkenalkan Tuhan kepada keluarganya dan mengajarkan Alkitab terus-menerus, serta membimbing mereka untuk mengasihi Tuhan, juga mendisiplinkan seluruh anggota keluarga sesuai dengan firman Tuhan sehingga mereka memiliki hati yang takut akan Tuhan. Tentang peran isteri (ibu), Salomo dengan sangat gamblang mencatatnya dalam Amsal 31:10-31, di mana si isteri beroleh pujian dari suami dan juga anak-anaknya karena ia mampu menjalankan perannya dengan sangat baik, maka "Ia lebih berharga dari pada permata." (Amsal 31:10b). Itulah sebabnya anak berkewajiban untuk membahagiakan orangtuanya di hari tua mereka.
Kunci utama memiliki 'rumah idaman' adalah mengutamakan Tuhan dan mengandalkan Dia dalam segala hal, dan masing-masing anggota keluarga menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan firman Tuhan!
Thursday, March 28, 2013
Wednesday, March 27, 2013
RUMAH IDAMAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Maret 2013 -
Baca: Mazmur 127:1-5
"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;" Mazmur 127:1
Memiliki rumah adalah idaman semua orang, terlebih bagi kita yang tinggal di kawasan perkotaan, di mana harga tanah dan rumah sangat mahal. Bagi orang yang berpenghasilan sangat minim atau pas-pasan sulit rasanya untuk bisa membeli rumah. Jangankan memiliki rumah sendiri, untuk membayar kontrak rumah saja setengah mati. Akhirnya mereka harus indekos atau berpindah-pindah tempat untuk mengontrak rumah.
Inilah fenomena kehidupan! Jika kita ditanya rumah yang bagaimana yang menjadi idaman kita, maka kita pasti mendambakan rumah yang layak huni: di kawasan real estate yang lokasinya bebas dari banjir dan juga kemacetan, nyaman, aman plus fasilitas yang memadai. Mungkin ada yang mengatakan kita bermimpi! Namun tidak ada perkara yang mustahil bagi orang percaya! Itu tergantung pada tangan kita. Ini berbicara tentang ketekunan dan kerja keras kita dalam memenuhi kebutuhan hidup. "Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya." (Amsal 10:4). Asal kita mau bekerja dengan rajin, tidak bermalas-malasan, rajin menabung dan terutama sekali senantiasa mengutamakan Tuhan dan mengandalkan Dia dalam segala perkara, niscaya apa yang kita impikan dan harapkan pasti akan terwujud. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).
'Rumah idaman' sesungguhnya bukan hanya berbicara tentang sebuah rumah atau bangunan secara fisik yang dilengkapi dengan berbagai macam perabot rumah tangga yang mahal-mahal (house), namun lebih ditekanan kepada keluarga atau pribadi-pribadi yang tinggal di dalamnya. Rumah idaman adalah home, yaitu tempat di mana sebuah keluarga mendapatkan kenyamanan, kedamaian, sukacita dan penghiburan; tempat di mana kita beroleh kekuatan kala masalah atau badai kehidupan datang menerpa; tempat di mana kita mempraktekkan kasih Kristus kepada seluruh anggota keluarga dalam wujud nyata; tempat di mana kita dibentuk, diproses dan diajar, ibarat sekolah dan gereja 'kecil' bagi anak-anak; tempat dimana para orangtua mengajarkan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan dan memberikan teladan hidup. (Bersambung)
Baca: Mazmur 127:1-5
"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;" Mazmur 127:1
Memiliki rumah adalah idaman semua orang, terlebih bagi kita yang tinggal di kawasan perkotaan, di mana harga tanah dan rumah sangat mahal. Bagi orang yang berpenghasilan sangat minim atau pas-pasan sulit rasanya untuk bisa membeli rumah. Jangankan memiliki rumah sendiri, untuk membayar kontrak rumah saja setengah mati. Akhirnya mereka harus indekos atau berpindah-pindah tempat untuk mengontrak rumah.
Inilah fenomena kehidupan! Jika kita ditanya rumah yang bagaimana yang menjadi idaman kita, maka kita pasti mendambakan rumah yang layak huni: di kawasan real estate yang lokasinya bebas dari banjir dan juga kemacetan, nyaman, aman plus fasilitas yang memadai. Mungkin ada yang mengatakan kita bermimpi! Namun tidak ada perkara yang mustahil bagi orang percaya! Itu tergantung pada tangan kita. Ini berbicara tentang ketekunan dan kerja keras kita dalam memenuhi kebutuhan hidup. "Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya." (Amsal 10:4). Asal kita mau bekerja dengan rajin, tidak bermalas-malasan, rajin menabung dan terutama sekali senantiasa mengutamakan Tuhan dan mengandalkan Dia dalam segala perkara, niscaya apa yang kita impikan dan harapkan pasti akan terwujud. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33).
'Rumah idaman' sesungguhnya bukan hanya berbicara tentang sebuah rumah atau bangunan secara fisik yang dilengkapi dengan berbagai macam perabot rumah tangga yang mahal-mahal (house), namun lebih ditekanan kepada keluarga atau pribadi-pribadi yang tinggal di dalamnya. Rumah idaman adalah home, yaitu tempat di mana sebuah keluarga mendapatkan kenyamanan, kedamaian, sukacita dan penghiburan; tempat di mana kita beroleh kekuatan kala masalah atau badai kehidupan datang menerpa; tempat di mana kita mempraktekkan kasih Kristus kepada seluruh anggota keluarga dalam wujud nyata; tempat di mana kita dibentuk, diproses dan diajar, ibarat sekolah dan gereja 'kecil' bagi anak-anak; tempat dimana para orangtua mengajarkan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan dan memberikan teladan hidup. (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)