Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Maret 2013 -
Baca: Amsal 22:1-16
"Si pemalas berkata: 'Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan.'" Amsal 22:13
Suka menunda-nunda belajar atau mengerjakan PR (pekerjaan rumah) seringkali menjadi kebiasaan anak-anak yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Akibatnya ketika ujian tiba mereka kelabakan, mencari pinjaman catatan kesana-kemari dan belajar dengan SKS (sistem kebut semalam). Hasilnya pasti berbeda dengan siswa yang belajar tekun, tanpa menunda-nunda waktu. Ada banyak karyawan yang juga masih suka menunda-nunda mengerjakan tugasnya, apalagi jika pimpinan tidak di tempat mereka lebih memilih berleha-leha daripada sesegera mungkin merampungkan pekerjaannya. Seringkali alasannya adalah sangat klasik: capai, mengantuk dan sebagainya.
Sesungguhnya orang yang memiliki kebiasaan menunda-nunda waktu dalam mengerjakan segala sesuatu adalah bukti bahwa ia adalah seorang pemalas. Fakta membuktikan bahwa seorang pemalas selalu punya kiat jitu untuk berdalih atau mengemukakan 1001 alasan seperti ayat nas di atas. Sungguh, "Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia," (Amsal 13:4), dan karena ia tidak langsung bertindak, maka "Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya." (Amsal 26:14). Kebiasaan menunda-nunda waktu jika terus dipelihara akan sangat merugikan diri si pelaku karena ia tidak akan pernah maju dan makin jauh tertinggal dari rekan-rekannya. Sampai kapan kita akan seperti itu? Menunggu sampai kita terpuruk dan gagal? Berubahlah mulai dari sekarang, "...waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu." (2 Korintus 6:2).
Untuk mengerjakan kehendak Tuhan dan segala hal yang ada di dunia ini diperlukan kesungguhan dan kerja keras, bukan tindakan yang ala kadarnya. Yosua tidak sabar melihat orang Israel yang suka menunda-nunda waktu, "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki
negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?" (Yosua 18:3).
Hidup adalah kesempatan yang Tuhan berikan, dan apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan masa depan kita!
Tuesday, March 26, 2013
Monday, March 25, 2013
MENIKMATI HASIL PEKERJAAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Maret 2013 -
Baca: Ulangan 28:1-14
"Tuhan akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu." Ulangan 28:8
Apakah Saudara mencintai pekerjaan/profesi yang Saudara tekuni saat ini? entah itu di dunia kerja konvensional atau mungkin sebagai fulltimer di ladang Tuhan. Ada yang berkata, "Aku sangat cocok dan menikmati pekerjaan ini." Namun tidak sedikit orang yang mengeluhkan pekerjaannya dengan alasan jenuh, bosan tidak cocok, tertekan, frustasi tidak puas dan sebagainya sehingga mereka melakukan pekerjaannya dengan keterpaksaan dan setengah hati. Pasti ada perbedaan hasil antara orang yang merasa cocok dengan pekerjaannya dan yang tidak cocok.
Berada dalam pekerjaan yang tepat dan karir yang cocok adalah kunci keberhasilan seseorang karena ia pasti akan bekerja dengan giat, tidak hitung-hitungan dan sepenuh hati, sehingga yang dihasilkannya pun bisa optimal. Sebaliknya banyak orang menyalahkan rekan kerja, lingkungan, pimpinan atau bahkan keluarga karena frustasi dengan pekerjaan yang mereka jalani. Seharusnya pekerjaan yang kita geluti adalah sebagai sumber sukacita dan saluran bagi Tuhan untuk mencurahkan berkat-berkatNya.
Oleh karena itu kita harus bisa menikmati (mencintai) pekerjaan kita dan melakukannya dengan penuh antusias sehingga kita pun dapat menikmati hasil pekerjaan tersebut, seperti tertullis: "Mereka tidak akan mendirikan sesuatu, supaya orang lain mendiaminya, dan mereka tidak akan menanam sesuatu, supaya orang lain memakan buahnya; sebab umur umat-Ku akan sepanjang umur pohon, dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka." (Yesaya 65:22). Bahkan rasul Paulus menasihati: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah." (Kolose 3:23-24a). Tuhan menyediakan berkatNya bagi orang-orang yang mau bekerja dengan baik dan dengan sekuat tenaga.
Jadi, hanya dengan mencintai pekerjaan kitalah kita akan mendapatkan sukacita dan berkat dari Tuhan!
Baca: Ulangan 28:1-14
"Tuhan akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu." Ulangan 28:8
Apakah Saudara mencintai pekerjaan/profesi yang Saudara tekuni saat ini? entah itu di dunia kerja konvensional atau mungkin sebagai fulltimer di ladang Tuhan. Ada yang berkata, "Aku sangat cocok dan menikmati pekerjaan ini." Namun tidak sedikit orang yang mengeluhkan pekerjaannya dengan alasan jenuh, bosan tidak cocok, tertekan, frustasi tidak puas dan sebagainya sehingga mereka melakukan pekerjaannya dengan keterpaksaan dan setengah hati. Pasti ada perbedaan hasil antara orang yang merasa cocok dengan pekerjaannya dan yang tidak cocok.
Berada dalam pekerjaan yang tepat dan karir yang cocok adalah kunci keberhasilan seseorang karena ia pasti akan bekerja dengan giat, tidak hitung-hitungan dan sepenuh hati, sehingga yang dihasilkannya pun bisa optimal. Sebaliknya banyak orang menyalahkan rekan kerja, lingkungan, pimpinan atau bahkan keluarga karena frustasi dengan pekerjaan yang mereka jalani. Seharusnya pekerjaan yang kita geluti adalah sebagai sumber sukacita dan saluran bagi Tuhan untuk mencurahkan berkat-berkatNya.
Oleh karena itu kita harus bisa menikmati (mencintai) pekerjaan kita dan melakukannya dengan penuh antusias sehingga kita pun dapat menikmati hasil pekerjaan tersebut, seperti tertullis: "Mereka tidak akan mendirikan sesuatu, supaya orang lain mendiaminya, dan mereka tidak akan menanam sesuatu, supaya orang lain memakan buahnya; sebab umur umat-Ku akan sepanjang umur pohon, dan orang-orang pilihan-Ku akan menikmati pekerjaan tangan mereka." (Yesaya 65:22). Bahkan rasul Paulus menasihati: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah." (Kolose 3:23-24a). Tuhan menyediakan berkatNya bagi orang-orang yang mau bekerja dengan baik dan dengan sekuat tenaga.
Jadi, hanya dengan mencintai pekerjaan kitalah kita akan mendapatkan sukacita dan berkat dari Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)