Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Maret 2013 -
Baca: Ulangan 28:1-14
"Tuhan akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di
dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan
kepadamu oleh Tuhan, Allahmu." Ulangan 28:8
Apakah Saudara mencintai pekerjaan/profesi yang Saudara tekuni saat ini? entah itu di dunia kerja konvensional atau mungkin sebagai fulltimer di ladang Tuhan. Ada yang berkata, "Aku sangat cocok dan menikmati pekerjaan ini." Namun tidak sedikit orang yang mengeluhkan pekerjaannya dengan alasan jenuh, bosan tidak cocok, tertekan, frustasi tidak puas dan sebagainya sehingga mereka melakukan pekerjaannya dengan keterpaksaan dan setengah hati. Pasti ada perbedaan hasil antara orang yang merasa cocok dengan pekerjaannya dan yang tidak cocok.
Berada dalam pekerjaan yang tepat dan karir yang cocok adalah kunci keberhasilan seseorang karena ia pasti akan bekerja dengan giat, tidak hitung-hitungan dan sepenuh hati, sehingga yang dihasilkannya pun bisa optimal. Sebaliknya banyak orang menyalahkan rekan kerja, lingkungan, pimpinan atau bahkan keluarga karena frustasi dengan pekerjaan yang mereka jalani. Seharusnya pekerjaan yang kita geluti adalah sebagai sumber sukacita dan saluran bagi Tuhan untuk mencurahkan berkat-berkatNya.
Oleh karena itu kita harus bisa menikmati (mencintai) pekerjaan kita dan melakukannya dengan penuh antusias sehingga kita pun dapat menikmati hasil pekerjaan tersebut, seperti tertullis: "Mereka tidak akan mendirikan sesuatu, supaya orang lain mendiaminya, dan
mereka tidak akan menanam sesuatu, supaya orang lain memakan buahnya;
sebab umur umat-Ku akan sepanjang umur pohon, dan orang-orang pilihan-Ku
akan menikmati pekerjaan tangan mereka." (Yesaya 65:22). Bahkan rasul Paulus menasihati: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah." (Kolose 3:23-24a). Tuhan menyediakan berkatNya bagi orang-orang yang mau bekerja dengan baik dan dengan sekuat tenaga.
Jadi, hanya dengan mencintai pekerjaan kitalah kita akan mendapatkan sukacita dan berkat dari Tuhan!
Monday, March 25, 2013
Sunday, March 24, 2013
PUJIAN MELEPASKAN BELENGGU
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Maret 2013 -
Baca: Mazmur 30:1-13
"Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku." Mazmur 30:2
Banyak orang-orang di luar Tuhan berkata, "Orang Kristen itu aneh. Setiap ibadah di gereja selalu bernyanyi, ada yang sambil bertepuk tangan dan bergoyang-goyang. Di persekutuan mereka juga selalu bernyanyi." Memang, puji-pujian tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Kristen. Jika ada orang Kristen yang tidak suka memuji Tuhan atau hanya memuji Tuhan saat berada di gereja, berarti ia orang Kristen yang 'tidak normal'. Normalnya, orang Kristen pasti suka memuji Tuhan di mana pun dan kapan pun. Bahkan Daud memuji-muji Tuhan tujuh kali dalam sehari (baca Mazmur 119:164). Jangan anggap remeh puji-pujian bagi Tuhan itu! Ada kuasa yang dahsyat saat kita memuji Tuhan sebab Ia bersemayam di atas pujian yang dinaikkan oleh umatNya (baca Mazmur 22:4).
Kapan waktu yang tepat memuji Tuhan? Saat lagi happy, tidak ada masalah, sehat, menerima berkat? Tidak. Memuji Tuhan itu di segala keadaan dan setiap waktu, terutama waktu dalam kesesakan dan pergumulan berat. Mengapa? Karena dengan memuji-muji Tuhan iman kita kembali dibangkitkan; segala kekuatiran dan ketakutan sirna oleh karena hati dan pikiran kita tertuju kepada Tuhan. Dahsyatnya kuasa puji-pujian itu dirasakan oleh Paulus dan Silas. Saat mereka dijebloskan dalam penjara karena memberitakan Injil, "...kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka...terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua." (Kisah 16:25-26). Meski sedang terjepit dan dalam ujian yang berat Paulus tetap tegar dan masih bisa memuji-muji Tuhan. Ketika mereka menaikkan pujian Tuhan hadir dan melawatnya. Perkara besar pun terjadi: Gempa bumi, sendi-sendi penjara goyah, pintu terbuka dan belenggu terlepaskan.
Apa yang sedang membelenggu Saudara: sakit-penyakit, kegagalan, kemiskinan? Angkatlah suaramu dan pujilah Tuhan! Ada kuasa yang memerdekakan kita saat kita memuji-muji Tuhan.
Memuji-muji Tuhan adalah kunci yang menggerakkan pintu sorga terbuka dan tanganNya terulur bagi kita!
Baca: Mazmur 30:1-13
"Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku." Mazmur 30:2
Banyak orang-orang di luar Tuhan berkata, "Orang Kristen itu aneh. Setiap ibadah di gereja selalu bernyanyi, ada yang sambil bertepuk tangan dan bergoyang-goyang. Di persekutuan mereka juga selalu bernyanyi." Memang, puji-pujian tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Kristen. Jika ada orang Kristen yang tidak suka memuji Tuhan atau hanya memuji Tuhan saat berada di gereja, berarti ia orang Kristen yang 'tidak normal'. Normalnya, orang Kristen pasti suka memuji Tuhan di mana pun dan kapan pun. Bahkan Daud memuji-muji Tuhan tujuh kali dalam sehari (baca Mazmur 119:164). Jangan anggap remeh puji-pujian bagi Tuhan itu! Ada kuasa yang dahsyat saat kita memuji Tuhan sebab Ia bersemayam di atas pujian yang dinaikkan oleh umatNya (baca Mazmur 22:4).
Kapan waktu yang tepat memuji Tuhan? Saat lagi happy, tidak ada masalah, sehat, menerima berkat? Tidak. Memuji Tuhan itu di segala keadaan dan setiap waktu, terutama waktu dalam kesesakan dan pergumulan berat. Mengapa? Karena dengan memuji-muji Tuhan iman kita kembali dibangkitkan; segala kekuatiran dan ketakutan sirna oleh karena hati dan pikiran kita tertuju kepada Tuhan. Dahsyatnya kuasa puji-pujian itu dirasakan oleh Paulus dan Silas. Saat mereka dijebloskan dalam penjara karena memberitakan Injil, "...kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka...terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua." (Kisah 16:25-26). Meski sedang terjepit dan dalam ujian yang berat Paulus tetap tegar dan masih bisa memuji-muji Tuhan. Ketika mereka menaikkan pujian Tuhan hadir dan melawatnya. Perkara besar pun terjadi: Gempa bumi, sendi-sendi penjara goyah, pintu terbuka dan belenggu terlepaskan.
Apa yang sedang membelenggu Saudara: sakit-penyakit, kegagalan, kemiskinan? Angkatlah suaramu dan pujilah Tuhan! Ada kuasa yang memerdekakan kita saat kita memuji-muji Tuhan.
Memuji-muji Tuhan adalah kunci yang menggerakkan pintu sorga terbuka dan tanganNya terulur bagi kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)