Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Maret 2013 -
Baca: 1 Samuel 30:1-25
"Ketika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga,...Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis." 1 Samuel 30:1
Ziklag adalah fase terkelam dalam perjalanan hidup Daud sebelum ia menjadi raja, dan sekaligus proses ujian iman terberat baginya. Apa itu Ziklag? Ziklag adalah sebuah kota di bawah kekuasaan Filistin yang diberikan raja Akhis kepada Daud. Selama satu tahun empat bulan Daud tinggal di kota itu. Mengapa Daud tinggal di Filistin? Ini adalah bagian dari penyelamatannya dari kejaran Saul yang ketika itu menjadi raja atas Israel.
Suatu ketika Daud beserta enam ratus tentaranya turut serta dalam peperangan orang-orang Filistin melawan bangsa Israel. Namun di tengah perjalanan Daud dan pengikutnya diminta untuk ke luar dari peperangan, karena orang-orang Filistin takut jika suatu saat Daud dan pengikutnya akan berkhianat. Kata raja Akhis, "Aku tahu, engkau ini memang kusukai seperti utusan Allah. Hanya, para
panglima orang Filistin telah berkata: Ia tidak boleh pergi berperang
bersama-sama dengan kita." (1 Samuel 29:9). Akhirnya, Daud diminta untuk kembali pulang ke Ziklag. Hal ini sangat melegakan hati Daud karena ia tidak jadi turut berperang, karena sesungguhnya hati Daud teriris-iris karena ia harus berpihak kepada orang-orang Filistin. Setelah sampai ke Ziklag, apa yang terjadi? Kota itu dihancurkan oleh orang Amalek, "...tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan. Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis." (1 Samuel 30:3-4). Suatu kondisi yang sangat tragis! Daud benar-benar sangat terpukul dengan keadaan ini, apalagi para pengikutnya menjadi sangat marah kepadanya dan hendak melempari dia dengan batu. Coba bayangkan jika kita berada di posisi Daud ini. Namun saat terjepit karena masalah di Ziklag yang mengakibatkan seluruh rakyat pedih hati, Daud mengambil tindakan yang benar yaitu "...menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya." (1 Samuel 30:6).
Banyak orang ketika sedang mengalami permasalahan berat tidak lagi bisa berpikir jernih: panik, stres, frustasi, marah, kecewa dan ngambek kepada Tuhan, mogok berdoa dan mogok ibadah; kemudian mereka memilih untuk lari mencari pertolongan kepada manusia daripada harus duduk diam berdoa dan menantikan Tuhan. (Bersambung)
Saturday, March 9, 2013
Friday, March 8, 2013
INGIN MENGALAMI MUJIZAT? Datang Kepada Tuhan!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Maret 2013 -
Baca: Mazmur 77:1-21
"Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala." Mazmur 77:12
Mujizat-mujizat yang tertulis di dalam Alkitab bukanlah cerita fiksi pengantar tidur, tapi merupakan kisah nyata sebagai bukti bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang ajaib dan berkuasa. Mengapa Alkitab mencatat tiap-tiap kejadian secara detil? Supaya kita makin kuat dan teguh di dalam Tuhan. Mungkin ada yang berkata, "Ah, itu kan terjadi di masa lalu dan tak mungkin terulang, karena zaman sudah berubah!" Penulis tegaskan: dunia ini boleh saja berubah, tapi kuasa Tuhan tidak pernah berubah, kekal untuk selama-lamanya. "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Matius 24:35) dan "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." (Ibrani 13:8). Meski dunia penuh goncangan, kita orang percaya, "...menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut." (Ibrani 12:28).
Contoh mujizat di masa lampau tertulis dalam 2 Raja-Raja 4:1-7. Kisah seorang janda miskin yang sedang mengalami persoalan berat: berutang banyak, menghadapi penagih utang dan anaknya hendak diambil sebagai jaminan. Dalam keadaan terjepit mengadulah ia kepada Elisa, nabi yang mendapat pengurapan dua kali lipat. Tanya Elisa, "Apa yang kau punya?" Janda itu menjawab ia hanya punya sedikit minyak dalam buli-buli. Lalu Elisa memerintahkan janda itu untuk mengumpulkan bejana kosong sebanyak-banyaknya, sampai ia harus meminjam kepada tetangganya. Apa yang terjadi? Waktu minyak itu dituang, minyak itu mengalir terus-menerus sampai seluruh bejana kosong terisi penuh, hingga janda itu dapat membayar seluruh utangnya.
Saat dalam pergumulan berat, janda itu datang ke alamat yang tepat (nabi Tuhan), bukan mencari 'alamat palsu', artinya mencari Tuhan dan berseru kepadaNya. Saat diperintahkan mengumpulkan bejana-bejana kosong, janda ini pun taat. Inilah iman yang hidup yaitu iman yang disertai perbuatan. Akhirnya ia pun mengalami mujizat luar biasa!
Yesus adalah Sumber mujizat, datanglah padaNya dengan iman, pasti ada pertolongan!
Baca: Mazmur 77:1-21
"Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala." Mazmur 77:12
Mujizat-mujizat yang tertulis di dalam Alkitab bukanlah cerita fiksi pengantar tidur, tapi merupakan kisah nyata sebagai bukti bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang ajaib dan berkuasa. Mengapa Alkitab mencatat tiap-tiap kejadian secara detil? Supaya kita makin kuat dan teguh di dalam Tuhan. Mungkin ada yang berkata, "Ah, itu kan terjadi di masa lalu dan tak mungkin terulang, karena zaman sudah berubah!" Penulis tegaskan: dunia ini boleh saja berubah, tapi kuasa Tuhan tidak pernah berubah, kekal untuk selama-lamanya. "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Matius 24:35) dan "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." (Ibrani 13:8). Meski dunia penuh goncangan, kita orang percaya, "...menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut." (Ibrani 12:28).
Contoh mujizat di masa lampau tertulis dalam 2 Raja-Raja 4:1-7. Kisah seorang janda miskin yang sedang mengalami persoalan berat: berutang banyak, menghadapi penagih utang dan anaknya hendak diambil sebagai jaminan. Dalam keadaan terjepit mengadulah ia kepada Elisa, nabi yang mendapat pengurapan dua kali lipat. Tanya Elisa, "Apa yang kau punya?" Janda itu menjawab ia hanya punya sedikit minyak dalam buli-buli. Lalu Elisa memerintahkan janda itu untuk mengumpulkan bejana kosong sebanyak-banyaknya, sampai ia harus meminjam kepada tetangganya. Apa yang terjadi? Waktu minyak itu dituang, minyak itu mengalir terus-menerus sampai seluruh bejana kosong terisi penuh, hingga janda itu dapat membayar seluruh utangnya.
Saat dalam pergumulan berat, janda itu datang ke alamat yang tepat (nabi Tuhan), bukan mencari 'alamat palsu', artinya mencari Tuhan dan berseru kepadaNya. Saat diperintahkan mengumpulkan bejana-bejana kosong, janda ini pun taat. Inilah iman yang hidup yaitu iman yang disertai perbuatan. Akhirnya ia pun mengalami mujizat luar biasa!
Yesus adalah Sumber mujizat, datanglah padaNya dengan iman, pasti ada pertolongan!
Subscribe to:
Posts (Atom)