Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Maret 2013 -
Baca: Matius 14:1-12
"Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itupun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya." Matius 14:10-11
Yohanes pembaptis bukan hanya setia dan bersungguh-sungguh mengerjakan panggilannya sebagai pembuka jalan bagi Tuhan, ia juga rela mati demi Injil Kristus. Inilah harga yang harus dibayar sebagai hamba Tuhan pembawa berita kebenaran. Bukan hanya masuk penjara, tapi juga harus menghadapi kematian tragis, kepala dipenggal.
Ada banyak ujian yang harus dihadapi para pemberita Injil karena banyak orang tidak senang dengan berita Injil dan lebih suka hidup dalam kegelapan. Mereka benci mendengar nama Yesus. "Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai
kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat." (Yohanes 3:19). Itulah sebabnya mereka melakukan segala cara untuk menghambat pemberitaan Injil dan tidak segan-segannya menganiaya, bahkan membunuh setiap hamba Tuhan. Mau tidak mau, sebagai pengikut Kristus kita memiliki resiko besar: mungkin kita akan diejek, dikucilkan dari pergaulan, atau bahkan kita dihukum dan dipenjarakan. Tetapi biarlah semua itu tidak menyurutkan langkah dan semangat kita melayani Tuhan dan memberitakan kabar keselamatan kepada dunia sebagaimana Yohanes pembaptis lakukan: setia mengerjakan tugasnya sampai mati. Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." (Matius 5:10, 12).
Mari lakukan setiap tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita dengan setia, karena Dia tidak pernah menutup mata terhadap perbuatan kita yang terkecil pun bagi kerajaanNya. Jangan sekali-kali mengharapkan pujian dan penghargaan manusia, karena pujian, hormat dan kemuliaan adalah milik Tuhan! Tuhan sedang mencari orang-orang yang rela mempersembahkan segenap hidup bagi Dia dan yang tidak berkompromi dengan dunia ini, seperti Yohanes pembaptis.
Adakah yang Ia cari tau itu ada pada kita? Selagi ada waktu, gunakan kesempatan yang ada!
Wednesday, March 6, 2013
Tuesday, March 5, 2013
TETAP DI JALUR YANG BENAR
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Maret 2013 -
Baca: Yohanes 3:22-36
"Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas." Yohanes 3:34
Tugas memberitakan Injil bukan semata-mata tanggung jawab hamba Tuhan (pendeta), penginjil, fulltimer atau para sarjana teologia. Tugas itu ada di pundak semua orang percaya tanpa terkecuali, sebab "...kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan." (1 Petrus 2:9-10).
Tugas sebagai pemberita Injil sangat mulia, karena itu kita harus meresponsnya dengan baik dan benar serta penuh tanggung jawab. Ini juga yang dilakukan oleh Yohanes pembaptis, mengerjakan panggilannya dengan sangat rajin dan bersungguh-sungguh. Ia pun mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan memisahkan diri dari berbagai hal yang tidak berkenan kepada Tuhan agar layak dipakai sebagai alat kemuliaanNya. Dalam mengerjakan tugas pelayanannnya Yohanes pembaptis tetap memegang prinsip: "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes 3:30). Ia tidak mencari pujian dan hormat manusia atau supaya dirinya makin terkenal dan kian diminati oleh orang banyak, tapi segala pujian dan kemuliaan hanya dipersembahkan bagi Tuhan Yesus semata, karena Dialah yang berhak menerimanya. Inilah pernyataan Yohanes pembaptis, "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak." (Markus 1:7). Meski sebagai pembuka jalan bagi Tuhan, ia tetaplah orang yang rendah hati dan berada di jalur yang benar.
Di zaman sekarang ini tidak sedikit kita yang melayani Tuhan mulai ke luar dari jalur yang benar, apalagi yang sudah 'jadi' terkenal, sehingga tanpa terasa motivasi dalam melayani Tuhan sudah tidak murni seperti sediakala. Kita lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat lahiriah sehingga pelayanan yang kita lakukan hanya sebagai aktivitas rutin semata, dan kita pun lebih senang menerima pujian dari orang yang kita layani! (Bersambung)
Baca: Yohanes 3:22-36
"Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas." Yohanes 3:34
Tugas memberitakan Injil bukan semata-mata tanggung jawab hamba Tuhan (pendeta), penginjil, fulltimer atau para sarjana teologia. Tugas itu ada di pundak semua orang percaya tanpa terkecuali, sebab "...kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan." (1 Petrus 2:9-10).
Tugas sebagai pemberita Injil sangat mulia, karena itu kita harus meresponsnya dengan baik dan benar serta penuh tanggung jawab. Ini juga yang dilakukan oleh Yohanes pembaptis, mengerjakan panggilannya dengan sangat rajin dan bersungguh-sungguh. Ia pun mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan memisahkan diri dari berbagai hal yang tidak berkenan kepada Tuhan agar layak dipakai sebagai alat kemuliaanNya. Dalam mengerjakan tugas pelayanannnya Yohanes pembaptis tetap memegang prinsip: "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes 3:30). Ia tidak mencari pujian dan hormat manusia atau supaya dirinya makin terkenal dan kian diminati oleh orang banyak, tapi segala pujian dan kemuliaan hanya dipersembahkan bagi Tuhan Yesus semata, karena Dialah yang berhak menerimanya. Inilah pernyataan Yohanes pembaptis, "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak." (Markus 1:7). Meski sebagai pembuka jalan bagi Tuhan, ia tetaplah orang yang rendah hati dan berada di jalur yang benar.
Di zaman sekarang ini tidak sedikit kita yang melayani Tuhan mulai ke luar dari jalur yang benar, apalagi yang sudah 'jadi' terkenal, sehingga tanpa terasa motivasi dalam melayani Tuhan sudah tidak murni seperti sediakala. Kita lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat lahiriah sehingga pelayanan yang kita lakukan hanya sebagai aktivitas rutin semata, dan kita pun lebih senang menerima pujian dari orang yang kita layani! (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)