Saturday, March 2, 2013

INTIMACY (KEINTIMAN): Kunci Mengerjakan Misi

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Maret 2013 -

Baca:  Yesaya 42:1-9

"Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya,..."  Yesaya 42:1

Sebelum melangkah ke luar mengerjakan misi Tuhan, kita harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebab panggilan melayani berkenaan dengan hati yang rela menyerahkan diri kepada Tuhan, seperti Yesaya:  "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"  (Yesaya 6:8).

     Panggilan adalah dasar pelayanan kita.  Jadi keterlibatan kita dalam melayani Tuhan bukan karena adanya keterpaksaan, ikut-ikutan, ajang pamer, apalagi disertai dengan motivasi yang tidak benar  (terselubung).  Bagaimana supaya hati kita benar-benar siap dan layak untuk melayani Dia?  Kita harus memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan.  Semakin kita karib dengan Tuhan semakin Ia membentuk dan memproses kita sesuai dengan rencanaNya.  Alkitab mencatat,  "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman Tuhan dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?"  (Yeremia 23:9).  Dengan firmannya, Tuhan membersihkan dan menghancurkan hal-hal yang tidak berkenan yang masih ada di dalam kita.  Tertulis:  "...setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah."  (Yohanes 15:2).

     Kekariban seseorang dengan Tuhan akan membawa dampak di setiap pelayanan, sebab Tuhan berkata,  "Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku,"  (Imamat 10:3).  Karena karib dengan Tuhan karakter Musa berubah dari keras menjadi lemah lembut, bahkan kelembutannya  "...lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi."  (Bilangan 12:3).  Karena itu, Musa dipercaya Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian Daud, hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa sebagai upah dari keintimannya dengan Tuhan.  Daud berkata,  "...lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain;"  (Mazmur 84:11), karena itu  "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari."  (Mazmur 119:97).  Perhatikan pula yang dilakukan Daniel,  "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya."  (Daniel 6:11).

Tuhan memakai orang-orang yang hatinya senantiasa melekat kepadaNya!

Friday, March 1, 2013

HIDUP UNTUK SEBUAH MISI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Maret 2013 -

Baca:  Mazmur 67:1-8

"supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa."  Mazmur 67:3

Jika menyadari bahwa hidup kita ini telah ditebus oleh darah Kristus, tidak seharusnya orang Kristen bersikap acuh tak acuh terhadap pelayanan.  Bukankah banyak di antara kita yang dengan sengaja menghindar atau menolak secara terang-terangan jika diimbau untuk melayani Tuhan?  Padahal  "...kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."  (Efesus 2:10).

     'Pekerjaan baik' yang dimaksud adalah pelayanan kita.  Jadi Tuhan memanggil kita untuk melayani Dia dan memberikan sumbangsih bagi kerajaanNya dan sesama, sebagaimana dilakukan Yesus ketika ia berada di bumi yaitu melayani bapa.  "Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya."  (Yohanes 17:4).  Yesus bukan saja mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Bapa dengan taat dan setia, bahkan Ia sampai rela mati di atas kayu salib.  Sungguh,  "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28).  Pelayanan tidak selalu di atas mimbar.  Apa pun dan kapan pun kita melayani orang lain dengan penuh kasih dan ketulusan, seperti yang diperbuat oleh seorang Samaria  (baca  Lukas 10:25-37), ini juga wujud sebuah pelayanan.  "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."  (Matius 25:40).

     Ingat!  Kita diselamatkan bukan untuk diri sendiri atau mementingkan diri sendiri, tapi untuk sebuah misi.  Ada amanat Agung yang harus kita kerjakan supaya kita memberitakan jalan-jalanNya dan berita keselamatan itu kepada bangsa-bangsa, sehingga nama Tuhan dipermuliakan dan kerajaanNya ditegakkan di atas muka bumi ini.  Tuhan Yesus berkata,  "...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,"  (Matius 28:19).

Keberadaan orang percaya di tengah dunia adalah untuk melayani dan mengerjakan misi Tuhan!