Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Februari 2013 -
Baca: Mazmur 145:1-21
"Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya." Mazmur 145:1
Apa yang Saudara pikirkan saat bangun tidur di pagi hari? Banyak orang mengawalinya dengan memikirkan masalah dan kemustahilan sehingga pikiran mereka selalu diliputi kegelisahan, ketakutan, kemarahan atau emosi. Berbeda dengan Daud selalu memulai harinya dengan berdoa dan mempersembahkan puji-pujian bagi Tuhan. Bahkan "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau," (Mazmur 119:164). Tidak sedikit orang Kristen lupa melakukan hal ini. Mereka berpikir memuji Tuhan itu cukup dilakukan saat beribadah di gereja atau persekutuan saja. Itu salah besar! Memuji Tuhan tidak mengenal waktu, tempat dan keadaan. Kapan pun, di mana pun bagaimana pun keadaan kita, puji-pujian bagi Tuhan harus kita naikkan.
Memuji Tuhan adalah tindakan yang wajar dan normal bagi orang percaya. Kita tidak perlu menjadi worship leader atau kursus vokal terlebih dahulu agar bersuara bagus dan barulah kita bernyanyi bagi Tuhan. Memuji Tuhan adalah ekspresi yang keluar dari hati terdalam seseorang yang mengagumi Tuhan sebagai respons atau kebaikanNya. Tanpa kekaguman, memuji Tuhan hanya akan menjadi suatu kewajiban atau rutinitas yang dipaksakan. Sedangkan rasa kagum pasti lahir dari kerendahan hati, dan tidak dapat dipisahkan dari keberadaan hidup kita. Itulah sebabnya memuji Tuhan di tengah pencobaan dan penderitaan seringkali terasa sulit kita lakukan. Namun jika kita terus melatih diri untuk selalu memuji Tuhan, kita akan beroleh kekuatan untuk memuji Dia apa pun keadaan kita seperti Daud yang memuji Tuhan bukan hanya sekali, tapi tujuh kali dalam sehari. Ketahuilah bahwa memuji Tuhan adalah pelayanan langsung yang kita tujukan kepada Tuhan. Maka dari itu tanpa kerendahan dan kemurnian hati, pujian kita tidak mungkin berkenan kepada Tuhan.
Saudara pernah merasakan pertolongan Tuhan? Setiap kita pasti mengalami dan merasakan kebaikan Tuhan dalam hidup ini. Apakah bibir kita kelu untuk memuji Tuhan?
Bagi orang Kristen yang sungguh-sungguh, tiada hari tanpa memuji-muji Tuhan!
Monday, February 18, 2013
Sunday, February 17, 2013
HIDUP SAMA SEPERTI KRISTUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Februari 2013 -
Baca: 1 Yohanes 2:1-6
"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." 1 Yohanes 2:6
Kita telah memahami bahwa menjadi Kristen berarti harus hidup sama seperti Kristus, artinya kita harus meneladani Dia dan hidup menurut cara yang Tuhan tetapkan. Namun hidup sama seperti Kristus bukan berarti kita menjalani hidup yang sangat berat, tidak bebas, dengan tumpukan tugas dan tanggung jawab serta segudang larangan.
Tak beda dengan seorang anak dalam sebuah keluarga, kita pun tidak bisa hidup semaunya sendiri. Orangtua kita pun punya 'rambu-rambu' yang tidak boleh dilanggar oleh anak-anaknya. Karena itu sebagai anak kita harus patuh dan tunduk kepada ayah (orangtua) kita. Alkitab menasihati, "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani 12:5-6). Jika kita menyadari bahwa status kita adalah anak Tuhan, maka kita wajib menjalani suatu kehidupan menurut apa yang telah ditetapkan Tuhan bagi kita, sebagaimana Kristus taat mengerjakan apa yang ditetapkan oleh BapaNya. Itulah yang menjadi kunci rahasia keberhasilan Kristus! Jika kita ingin menjadi orang Kristen yang berhasil kita pun harus mengikuti jejakNya. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia datang ke dunia ini dengan satu tujuan yaitu melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).
Seringkali kita berpikir bahwa hidup sama seperti Kristus menjadikan kita hidup dalam penderitaan dan terkekang. Padahal, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yohanes 8:31-32). Itulah sebabnya selama berada di bumi Yesus tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Waktu dan segenap keberadaan hidupNya sepenuhnya dicurahkan untuk melakukan kehendak bapaNya secara sempurna. Sudahkah kita hidup sama seperti Kristus? Jika kita berjalan seturut kehendak Tuhan dan meneladaniNya, maka kita telah hidup seperti Dia.
Kita tak layak disebut Kristen jika hidup tak mencerminkan Kristus sama sekali!
Baca: 1 Yohanes 2:1-6
"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." 1 Yohanes 2:6
Kita telah memahami bahwa menjadi Kristen berarti harus hidup sama seperti Kristus, artinya kita harus meneladani Dia dan hidup menurut cara yang Tuhan tetapkan. Namun hidup sama seperti Kristus bukan berarti kita menjalani hidup yang sangat berat, tidak bebas, dengan tumpukan tugas dan tanggung jawab serta segudang larangan.
Tak beda dengan seorang anak dalam sebuah keluarga, kita pun tidak bisa hidup semaunya sendiri. Orangtua kita pun punya 'rambu-rambu' yang tidak boleh dilanggar oleh anak-anaknya. Karena itu sebagai anak kita harus patuh dan tunduk kepada ayah (orangtua) kita. Alkitab menasihati, "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani 12:5-6). Jika kita menyadari bahwa status kita adalah anak Tuhan, maka kita wajib menjalani suatu kehidupan menurut apa yang telah ditetapkan Tuhan bagi kita, sebagaimana Kristus taat mengerjakan apa yang ditetapkan oleh BapaNya. Itulah yang menjadi kunci rahasia keberhasilan Kristus! Jika kita ingin menjadi orang Kristen yang berhasil kita pun harus mengikuti jejakNya. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia datang ke dunia ini dengan satu tujuan yaitu melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).
Seringkali kita berpikir bahwa hidup sama seperti Kristus menjadikan kita hidup dalam penderitaan dan terkekang. Padahal, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yohanes 8:31-32). Itulah sebabnya selama berada di bumi Yesus tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Waktu dan segenap keberadaan hidupNya sepenuhnya dicurahkan untuk melakukan kehendak bapaNya secara sempurna. Sudahkah kita hidup sama seperti Kristus? Jika kita berjalan seturut kehendak Tuhan dan meneladaniNya, maka kita telah hidup seperti Dia.
Kita tak layak disebut Kristen jika hidup tak mencerminkan Kristus sama sekali!
Subscribe to:
Posts (Atom)