Sunday, February 10, 2013

TUHAN SANGGUP MEMULIHKAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Februari 2013 -

Baca:  Mazmur 126:1-6

"Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi."  Mazmur 126:1

Saat ini dunia dipenuhi dengan goncangan-goncangan.  Goncangan tidak hanya melanda satu bidang kehidupan saja tapi hampir di seluruh aspek kehidupan.  Akibatnya banyak orang menjadi mudah frustasi, kecewa dan putus asa.  Tapi kita sebagai umat pilihanNya tidak perlu takut dan cemas karena  "...kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut."  (Ibrani 12:28).

     Di masa-masa yang sulit ini kita harus makin mendekat dan melekat kepada Tuhan, sebab seberat dan seburuk apa pun keadaan kita Tuhan sanggup memulihkan.  Ia memiliki rancangan terbaik bagi setiap umatNya yang mau datang kepadaNya.  "Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya."  (Mazmur 126:5-6).  Tuhan berkata,  "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."  (Yeremia 29:11).  Jadi, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."  (Yohanes 10:10b).

     Mengapa kita masih belum mengalami dan menikmati rancangan Tuhan yang baik ini?  Karena kita belum mengerti bagaimana meraih janji yang telah disediakan Tuhan itu!  Kita tahu bahwa Tuhan memberikan free will (kehendak bebas) kepada kita untuk membuat pilihan hidup:  taat atau tidak taat.  Jika kita taat atau menempuh jalan yang sudah Tuhan tentukan, semua janji Tuhan akan berlaku atas hidup kita.  Sebaliknya jika kita tidak taat dan menyimpang dari jalan-jalan Tuhan, janji-janji Tuhan itu tidak bisa kita nikmati.  Tuhan berkata,  "...apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;"  (Yeremia 29:12).

Berseru bukan sekedar berdoa meminta apa yang kita perlukan;  berseru berarti mengungkapkan isi hati dengan segenap kekuatan kita.

Saturday, February 9, 2013

JANGAN CONGKAK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Februari 2013 -

Baca:  Yakobus 4:1-10

"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."  Yakobus 4:6

Banyak ayat dalam Alkitab yang menyatakan bahwa kesombongan, tinggi hati, congkak, memegahkan diri adalah sikap yang sangat tidak berkenan kepada Tuhan.  Dengan tegas Tuhan sangat menentang orang-orang yang demikian.  Di dalam Amsal 6:16-19 dikatakan ada enam perkara yang dibenci Tuhan, bahkan tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi Dia, dan salah satunya adalah kesombongan.  Itulah sebabnya  "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan;"  (Yesaya 2:11a).  Juga ada tertulis:  "Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi Tuhan; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman."  (Amsal 16:5).

     Raja Nebukadnezar adalah salah satu contoh orang congkak yang tertulis di dalam Alkitab.  Ia berpikir bahwa segala kebesaran, kemegahan dan apa pun yang ada padanya adalah hasil dari kemampuan dan kehebatannya sendiri.  Suatu saat ia berjalan di atas istananya di Babel, dan dengan sombongnya ia berkata,  "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?"  (Daniel 4:30).  Namun saat itu pula Tuhan menghukum Nebukadnezar karena kesombongannya, di mana ia direndahkan oleh Tuhan:  "...engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!"  (Daniel 4:32).  Akhirnya Nebukadnezar menyadari kesalahannya dan mengakui kebesaran Tuhan sehingga Ia pun memulihkan keadaannya.

     Di hadapan Tuhan, kita bukanlah siapa-siapa,  "...tidak lebih dari pada embusan nafas,"  (Yesaya 2:22).  Segala yang kita miliki, baik itu harta kekayaan, kepintaran, jabatan dan sebagainya datang dari Tuhan.  Tanpa campur tangan Tuhan, kita tidak akan mampu meraihnya.

Jangan congkak;  jika Tuhan berkehendak mengambilnya, semua yang kita miliki akan lenyap seketika.