Monday, February 4, 2013

MENGASIHI TUHAN DENGAN SUNGGUH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Februari 2013 -

Baca:  Yohanes 14:15-31

"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku."  Yohanes 14:21a

Apakah Saudara mengasihi Tuhan?  Jika Saudara menjawab 'ya', apakah buktinya?  "Setiap Minggu saya ke gereja, sudah terlibat dalam pelayanan.  Saya adalah penyandang dana terbesar pembangunan gereja."  Benarkah ini sudah menjadi bukti atau ukuran bahwa kita mengasihi Tuhan, bila kita melakukan itu semua hanya sebatas aktivitas lahiriah?

     Dalam Markus 12:30 dikatakan,  "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu."  Kata segenap berarti menempatkan Tuhan pada skala prioritas utama dalam hidup.  Kita menjadikan Tuhan sebagai subyek kasih satu-satunya, tidak ada yang boleh kita kasihi lebih daripada Tuhan.  Dia adalah yang utama dan nomor satu dalam segala hal.  Tidak ada siapa pun dan apa pun yang dapat menggeser posisi Tuhan dalam hidup kita.  Inilah yang disebut mengasihi Tuhan dengan sungguh.  Namun seringkali kita mencintai uang atau harta lebih daripada Tuhan, mencintai pekerjaan lebih daripada Tuhan;  waktu-waktu kita banyak tersita untuk perkara-perkara duniawi daripada untuk bersekutu dan mencari hadirat Tuhan.  Tetapi bagi Daud tidak demikian.  Simaklah pernyataannya:  "Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik."  (Mazmur 84:11).

     Mengasihi Tuhan berarti memberikan segenap keberadaan hidup kita untuk dikuasai dan dipimpin oleh Roh Tuhan;  artinya kita berjalan bersama Tuhan setiap hari, memikirkan jalan-jalanNya, tunduk pada kehendakNya, taat melakukan firmanNya, memegang teguh janjiNya dan rela dididik (dibentuk) oleh Tuhan.  Maka kita tidak masuk 'kategori' sebagai orang yang mengasihi Tuhan jika kita tidak hidup dalam ketaatan,  "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku... Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku;"  (Yohanes 14:23, 24) 

Jadilah pelaku firman!  Sebab  "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."  Matius 7:21

Sunday, February 3, 2013

KASIH TUHAN: Dasar Kekristenan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Februari 2013 -

Baca:  Mazmur 36:1-13

"Ya Tuhan, kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan."  Mazmur 36:6

Siapa di antara kita yang masih ragu akan kasih setia Tuhan?  Jika ada, berarti kita adalah orang-orang yang tidak tahu berterima kasih.  Bukankah di setiap langkah hidup ini, di setiap hela nafas yang kita hirup, setiap detik, kita merasakan kasih Tuhan?  Rasul Yohanes menulis,  "...Allah adalah kasih. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita."  (1 Yohanes 4:8, 10).

     Pernyataan bahwa Tuhan adalah kasih memberi pengertian kepada kita bahwa Tuhan adalah sumber kasih itu sendiri sehingga Dia tidak dapat dipisahkan dari sifat dasarnya yang adalah kasih.  Jadi di dalam Tuhan ada kasih yang melimpah.  Sungguh, tidak ada kata lain bagi kita selain harus selalu mengucap syukur!  "Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu."  (Mazmur 36:8).  Karena kasih adalah karakter dasar Tuhan, maka Dia berlimpah dengan kasih dan segala karyaNya senantiasa bernuansa kasih.  Bahkan manusia berdosa pun dikasihi, diperbarui dan diselamatkan melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib.

     Itulah sebabnya kasih menjadi dasar bagi kekristenan.  Kasih harus menjadi bagian hidup orang-orang yang menyebut dirinya Kristen, yaitu pengikut Kristus.  Kata 'kasih' seyogianya bukan hanya digembar-gemborkan melalui kotbah para hamba Tuhan atau ditulis melalui slogan-slogan namun harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.  Kasih itu tidak abstrak, tetapi konkret dan harus dinyatakan.  Tuhan Yesus berkata,  "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."  (Yohanes 13:34-35).  Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus rasul Paulus pun menegaskan bahwa kasih itu melebihi segala sesuatunya  (baca  1 Korintus 13:1-13).

Betapa banyak orang Kristen yang masih menjadikan kasih hanya sebatas 'lips service' saja, di mana mereka hanya mengasihi orang-orang terdekat dan golongannya saja!