Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Januari 2013 -
Baca: 1 Yohanes 3:11-18
"Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." 1 Yohanes 3:18
Sebagai makhluk sosial kita tidak dapat hidup sendiri, kita memerlukan orang lain. Dan dalam hubungannya dengan orang lain inilah kasih diperlukan. Berbicara tentang kasih berarti berbicara soal hati dan juga roh, karena kasih yang sempurna adalah kasih yang keluar dari hati yang terdalam oleh karena kuasa Roh Kudus. Kasih yang sempurna hanya bisa dilakukan oleh orang Kristen yang sudah mengalami lahir baru. Allah telah memberikan teladan perihal kasih yang sempurna itu (kasih agape) yaitu dengan mengaruniakan PuteraNya yang tunggal bagi dunia, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal (baca Yohanes 3:16). Tuhan Yesus pun rela menyerahkan nyawaNya demi menebus dosa umat manusia.
Tidak semua orang bisa mengasihi orang lain atau sesamanya secara sempurna. Mengapa? Karena kita memiliki pengertian yang salah tentang konsep mengasihi. Seringkali kita berpikir bahwa kekuatan untuk mengasihi orang lain itu berasal dari dalam diri kita sendiri. Itu salah! Perhatikan ayat ini: "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab
kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir
dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:7-8). Kasih itu berasal dari Allah. Jadi dalam hal mengasihi orang lain hanya diperlukan kerelaan dan kemauan dari pihak kita, kemudian Roh Kudus akan memampukan kita untuk mengasihi, terlebih-lebih mengasihi orang-orang yang membenci atau menyakiti kita. Ada tertulis: "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7).
Kasih yang kita bahas hari ini tidak akan ada gunanya jika ternyata kasih itu tidak kita terapkan atau praktekkan di dalam kehidupan kita sehari-hari.
FirmanNya dengan tegas menuntut kita untuk mengasihi orang lain dengan perbuatan dan tindakan nyata, bukan dengan perkataan atau ucapan saja.
Thursday, January 24, 2013
Wednesday, January 23, 2013
ALIRAN SUNGAI TUHAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Januari 2013 -
Baca: Mazmur 65:1-14
"Engkau mengindahkan tanah itu, mengaruniainya kelimpahan, dan membuatnya sangat kaya. Batang air Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka. Ya, demikianlah Engkau menyediakannya:" Mazmur 65:10
Banyak orang Kristen yang belum sepenuhnya mau meninggalkan dosa-dosanya dan kakinya masih melangkah ke tempat-tempat yang 'gelap' dan 'tersembunyi'. Namun Alkitab menasihati, "Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan." (Efesus 5:11-12).
Selanjutnya air mengalir setinggi lutut. 'Lutut' berbicara tentang kehidupan doa. Doa adalah nafas hidup orang percaya! Tanpa doa, kita akan menjadi orang Kristen yang mati rohani. Sudahkah kita menjadikan doa ini sebagai gaya hidup? Ataukah kita rajin berdoa hanya ketika sedang tertimpa masalah yang berat? Tokoh-tokoh di dalam Alkitab adalah orang-orang yang berdoa, itulah sebabnya mereka mengalami penyertaan Tuhan. Contohnya Daniel: "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." (Daniel 6:11b). Tuhan Yesus adalah teladan utama dalam hal berdoa. Selama pelayananNya di bumi Dia selalu menyediakan waktu berdoa kepada Bapa.
Air mengalir setinggi pinggang: berbicara tentang kehendak kita. Seorang Kristen dewasa menyadari bahwa hidupnya bukan lagi miliknya sendiri, melainkan milik Kristus sepenuhnya; menaklukkan kehendak sendiri kepada kehendak Kristus. Rasul Paulus berkata, "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:19b-20a). Air yang meluap seperti sungai, sehingga tak terseberangi berbicara tentang kehidupan orang Kristen yang 'tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam dia' (baca Yohanes 15:7), senantiasa berada dalam hadirat Tuhan sehingga mengalami penggenapan janji-janji Tuhan dalam hidupnya; hidup menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain.
Hidup taat dan mengalir bersama Roh kudus adalah kunci menjadi orang Kristen yang berdampak!
Baca: Mazmur 65:1-14
"Engkau mengindahkan tanah itu, mengaruniainya kelimpahan, dan membuatnya sangat kaya. Batang air Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka. Ya, demikianlah Engkau menyediakannya:" Mazmur 65:10
Banyak orang Kristen yang belum sepenuhnya mau meninggalkan dosa-dosanya dan kakinya masih melangkah ke tempat-tempat yang 'gelap' dan 'tersembunyi'. Namun Alkitab menasihati, "Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan." (Efesus 5:11-12).
Selanjutnya air mengalir setinggi lutut. 'Lutut' berbicara tentang kehidupan doa. Doa adalah nafas hidup orang percaya! Tanpa doa, kita akan menjadi orang Kristen yang mati rohani. Sudahkah kita menjadikan doa ini sebagai gaya hidup? Ataukah kita rajin berdoa hanya ketika sedang tertimpa masalah yang berat? Tokoh-tokoh di dalam Alkitab adalah orang-orang yang berdoa, itulah sebabnya mereka mengalami penyertaan Tuhan. Contohnya Daniel: "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." (Daniel 6:11b). Tuhan Yesus adalah teladan utama dalam hal berdoa. Selama pelayananNya di bumi Dia selalu menyediakan waktu berdoa kepada Bapa.
Air mengalir setinggi pinggang: berbicara tentang kehendak kita. Seorang Kristen dewasa menyadari bahwa hidupnya bukan lagi miliknya sendiri, melainkan milik Kristus sepenuhnya; menaklukkan kehendak sendiri kepada kehendak Kristus. Rasul Paulus berkata, "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." (Galatia 2:19b-20a). Air yang meluap seperti sungai, sehingga tak terseberangi berbicara tentang kehidupan orang Kristen yang 'tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam dia' (baca Yohanes 15:7), senantiasa berada dalam hadirat Tuhan sehingga mengalami penggenapan janji-janji Tuhan dalam hidupnya; hidup menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain.
Hidup taat dan mengalir bersama Roh kudus adalah kunci menjadi orang Kristen yang berdampak!
Subscribe to:
Posts (Atom)