Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Januari 2013 -
Baca: Ezra 7:1-28a
"Ia adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan Tuhan, Allah Israel." Ezra 7:6b
Kepulangan orang-orang Israel dari Babel pertama kali terjadi di zaman pemerintahan raja Koresh. "Mereka datang bersama-sama Zerubabel, Yesua, Nehemia, Seraya, Reelaya, Mordekhai, Bilsan, Mispar, Bigwai, Rehum dan Baana." (Ezra 2:2). Berikutnya kloter kedua terjadi ketika raja Artahsasta yang memerintah.
Pada kepulangan yang ke-2 ini Ezra dipercaya raja untuk memimpin orang-orang Israel. Untuk beroleh mandat dan dipercaya oleh seorang raja, apalagi di negeri orang asing, bukanlah hal yang mudah. Tentunya Ezra harus terlebih dahulu menunjukkan kualitas hidupnya yang di atas rata-rata. Dilihat dari kebiasaan hidupnya, Ezra karib dengan Tuhan dan memiliki hati yang takut akan Dia. Ezra bukan hanya ahli atau mahir tentang Alkitab tapi juga sebagai pelaku firman: "Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya
serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel." (Ezra 7:10). Itulah sebabnya "...raja memberi dia segala yang diingininya, oleh karena tangan Tuhan, Allahnya, melindungi dia." (Ezra 7:6c). Kata bertekad menunjukkan betapa ia memiliki kemauan yang begitu keras. Ketika seseorang memiliki tekad yang kuat, ia akan berjuang keras hingga apa yang diinginkan tercapai.
Tuhan sangat mengasihi orang-orang yang memiliki hidup tak bercela, yang senantiasa menghargai nilai-nilai kebenaran firman Tuhan seperti dikatakan Daud, "Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya. Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela," (Mazmur 18:25-26). Tuhan pun berkata, "Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku." (Amsal 8:17). Oleh karena itu Tuhan sangat mengasihi Ezra.
Dipilih dan diangkatnya Ezra oleh raja untuk menjadi pemimpin rombongan ke Yerusalem adalah karena campur tangan Tuhan!
Monday, January 21, 2013
Sunday, January 20, 2013
HIDUP KUDUS: Panggilan Tuhan Bagi Kita!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Januari 2013 -
Baca: Ibrani 12:1-17
"...kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." Ibrani 12:14
Seberapa sering kita mendengar kotbah atau membaca renungan tentang kekudusan? Sangat sering tentunya. Mengapa harus terus dan selalu disampaikan? Karena firman Tuhan tegas menyatakan bahwa tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
Jadi hidup dalam kekudusan adalah kehendak Tuhan bagi setiap orang percaya tanpa terkecuali. Rasul Petrus juga mengingatkan, "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,...Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:15, 18-19). Hal ini menunjukkan bahwa kekudusan adalah panggilan Tuhan dan kita. Bagian Tuhan adalah melakukan tugas penebusan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib, dan mengerjakan proses pengudusan di dalam kita melalui kuasa Roh Kudus. Adapun bagian kita adalah melalukan kehendak Tuhan dengan berhenti berbuat dosa. Kepada jemaat di Korintus Rasul Paulus berkata, "...marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah." (2 Korintus 7:1). Dunia penuh dengan dosa dan segala macam kecemaran, karena itu melalui karya penebusanNya Tuhan hendak memisahkan kita dari dunia ini.
Kata kudus bisa diartikan: suci, murni, tidak bercela. Sedangkan kata kudus dalam bahasa Ibrani 'qadosy' atau bahasa Yunani 'hagios': dipisahkan, dikhususkan atau terpotong dari. Artinya setiap orang percaya dipisahkan dari dunia ini untuk Tuhan. "Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku." (Imamat 20:26). Hidup kudus berarti sakit buat daging kita, tapi inilah harga yang harus kita bayar!
Karena itu kita harus mempersembahkan seluruh kehidupan kita sebagai senjata kebenaran!
Baca: Ibrani 12:1-17
"...kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." Ibrani 12:14
Seberapa sering kita mendengar kotbah atau membaca renungan tentang kekudusan? Sangat sering tentunya. Mengapa harus terus dan selalu disampaikan? Karena firman Tuhan tegas menyatakan bahwa tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
Jadi hidup dalam kekudusan adalah kehendak Tuhan bagi setiap orang percaya tanpa terkecuali. Rasul Petrus juga mengingatkan, "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,...Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:15, 18-19). Hal ini menunjukkan bahwa kekudusan adalah panggilan Tuhan dan kita. Bagian Tuhan adalah melakukan tugas penebusan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib, dan mengerjakan proses pengudusan di dalam kita melalui kuasa Roh Kudus. Adapun bagian kita adalah melalukan kehendak Tuhan dengan berhenti berbuat dosa. Kepada jemaat di Korintus Rasul Paulus berkata, "...marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah." (2 Korintus 7:1). Dunia penuh dengan dosa dan segala macam kecemaran, karena itu melalui karya penebusanNya Tuhan hendak memisahkan kita dari dunia ini.
Kata kudus bisa diartikan: suci, murni, tidak bercela. Sedangkan kata kudus dalam bahasa Ibrani 'qadosy' atau bahasa Yunani 'hagios': dipisahkan, dikhususkan atau terpotong dari. Artinya setiap orang percaya dipisahkan dari dunia ini untuk Tuhan. "Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku." (Imamat 20:26). Hidup kudus berarti sakit buat daging kita, tapi inilah harga yang harus kita bayar!
Karena itu kita harus mempersembahkan seluruh kehidupan kita sebagai senjata kebenaran!
Subscribe to:
Posts (Atom)