Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Januari 2013 -
Baca: 1 Samuel 5:1-12
"Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod." 1 Samuel 5:1
Bagi bangsa Israel Tabut Tuhan atau Tabut Perjanjian itu sangat penting. Tabut Tuhan adalah tanda kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka, tanda penyertaan Roh Tuhan atas mereka. Bisa dibayangkan bagaimana keadaan bangsa Israel tanpa Tabut Allah: sangat kacau, penuh persoalan, peperangan dan ancaman dari berbagai sisi kehidupan.
Pada waktu Tabut Perjanjian itu berada di negeri orang Filistin, mereka mengalami masa-masa yang sangat berat, karena tanpa Tabut itu berarti mereka tidak lagi mengalami penyertaan Tuhan. Orang Filistin membawa Tabut Tuhan itu ke negerinya setelah mereka mampu mengalahkan bangsa Israel. "Orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin; kekalahan yang
besar telah diderita oleh rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan
Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah sudah dirampas." (1 Samuel 4:17). Lalu, apakah dengan keberadaan Tabut Tuhan di Filistin, orang-orang mengalami penyertaan dan pertolongan Tuhan? Justru sebaliknya, kehadiran Tabut Tuhan adalah bencana bagi mereka. Mengapa? Karena bangsa Filistin adalah bangsa yang 'tidak bersunat' atau bangsa kafir, penyembah berhala. Itulah sebabnya orang-orang Filistin tidak tahan menghadapi tekanan tangan Tuhan, sampai-sampai mereka memindahkan Tabut Tuhan itu ke-3 tempat yang berbeda selama kurun waktu tujuh bulan: di Asdod, Gat dan Ekron. Selama itu pula orang-orang Filistin mengalami msibah demi musibah: patung dewa Dagon hancur berantakan ketika dihadapkan pada Tabut Tuhan, juga penduduk kota Asdod dihajar Tuhan dengan borok-borok: "...di seluruh kota itu ada kegemparan maut;" (1 Samuel 5:11b). Karena tidak kuat dengan penderitaan yang ada, orang-orang Filistin bersepakat mengembalikan Tabut Tuhan itu kepada bangsa Israel.
Begitu juga dengan kita, tanpa penyertaan Tuhan dan Roh Kudus kita ini bukan siapa-siapa dan tidak akan bisa berbuat apa-apa. Tanpa Tuhan, kita akan hidup dalam kegagalan dan kehancuran. Oleh karena itu mari kita menghormati hadirat Tuhan lebih lagi, beribadah lebih sungguh-sungguh dan melayani Dia dengan sepenuh hati.
Jangan kita hanya melayani Tuhan ala kadarnya, asal-asalan dan dengan waktu dan tenaga kita yang tersisa.
Saturday, January 19, 2013
Friday, January 18, 2013
MENGAPA? ATAU MENGAPA SAYA?
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Januari 2013 -
Baca: Titus 3:1-11
"...Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus," Titus 3:5
Rasul Paulus menyatakan bahwa Tuhan memberkati kita bukan karena perbuatan baik kita, melainkan oleh karena belas kasihannya. Tuhan menciptakan kita dengan tujuan supaya kita dapat berjalan seiring denganNya, menikmati persekutuan denganNya dan menikmati berkat-berkatNya. Inilah yang membuat hidup kita menjadi sangat berarti.
Jika kita bergerak semakin mendekat kepadaNya kita tidak akan pernah bertanya, "Mengapa hal ini terjadi? Mengapa saya?" Sebaliknya, kepercayaan kita kepada Tuhan akan semakin bertumbuh dan keyakinan kita padaNya akan semakin kuat. Sangatlah penting menyadari bahwa mengenal Yesus secara benar dan memiliki Dia dalam hidup ini akan membawa kebahagiaan dan keselamatan bagi kita. Yesus berdoa, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3).
Rasul Paulus menyatakan kerinduannya untuk lebih lagi mengenal Yesus sebagai tujuan terpenting dalam hidupnya, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati." (Filipi 3:10-11). Namun untuk mengenal lebih dalam ada harga yang harus dibayar: kita harus makin karib dengan Tuhan, menyediakan banyak waktu untuk mendengar suaraNya melalui kebenaran firman sehingga Ia akan turut bekerja dan membawa kita kepada pengalaman luar biasa bersamaNya, sebab karya dan rencanaNya selalu memiliki tujuan yang baik dan tidak ada rencanaNya yang gagal. Tuhan adalah Bapa yang penuh kasih dan jika kita juga mengasihi Dia, kita akan menyerahkan diri ke dalam pembentukanNya, apa pun keadaannya.; dan ketika kita menyerahkan hidup kita padaNya, Dia akan pergi mendahului kita dan mempersiapkan jalan bagi kita.
"Aku sendiri hendak berjalan di depanmu dan hendak meratakan gunung-gunung, hendak memecahkan pintu-pintu tembaga dan hendak mematahkan palang-palang besi." Yesaya 45:2
Baca: Titus 3:1-11
"...Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus," Titus 3:5
Rasul Paulus menyatakan bahwa Tuhan memberkati kita bukan karena perbuatan baik kita, melainkan oleh karena belas kasihannya. Tuhan menciptakan kita dengan tujuan supaya kita dapat berjalan seiring denganNya, menikmati persekutuan denganNya dan menikmati berkat-berkatNya. Inilah yang membuat hidup kita menjadi sangat berarti.
Jika kita bergerak semakin mendekat kepadaNya kita tidak akan pernah bertanya, "Mengapa hal ini terjadi? Mengapa saya?" Sebaliknya, kepercayaan kita kepada Tuhan akan semakin bertumbuh dan keyakinan kita padaNya akan semakin kuat. Sangatlah penting menyadari bahwa mengenal Yesus secara benar dan memiliki Dia dalam hidup ini akan membawa kebahagiaan dan keselamatan bagi kita. Yesus berdoa, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3).
Rasul Paulus menyatakan kerinduannya untuk lebih lagi mengenal Yesus sebagai tujuan terpenting dalam hidupnya, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati." (Filipi 3:10-11). Namun untuk mengenal lebih dalam ada harga yang harus dibayar: kita harus makin karib dengan Tuhan, menyediakan banyak waktu untuk mendengar suaraNya melalui kebenaran firman sehingga Ia akan turut bekerja dan membawa kita kepada pengalaman luar biasa bersamaNya, sebab karya dan rencanaNya selalu memiliki tujuan yang baik dan tidak ada rencanaNya yang gagal. Tuhan adalah Bapa yang penuh kasih dan jika kita juga mengasihi Dia, kita akan menyerahkan diri ke dalam pembentukanNya, apa pun keadaannya.; dan ketika kita menyerahkan hidup kita padaNya, Dia akan pergi mendahului kita dan mempersiapkan jalan bagi kita.
"Aku sendiri hendak berjalan di depanmu dan hendak meratakan gunung-gunung, hendak memecahkan pintu-pintu tembaga dan hendak mematahkan palang-palang besi." Yesaya 45:2
Subscribe to:
Posts (Atom)