Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Januari 2013 -
Baca: Titus 3:1-11
"...Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah
kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali
dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus," Titus 3:5
Rasul Paulus menyatakan bahwa Tuhan memberkati kita bukan karena perbuatan baik kita, melainkan oleh karena belas kasihannya. Tuhan menciptakan kita dengan tujuan supaya kita dapat berjalan seiring denganNya, menikmati persekutuan denganNya dan menikmati berkat-berkatNya. Inilah yang membuat hidup kita menjadi sangat berarti.
Jika kita bergerak semakin mendekat kepadaNya kita tidak akan pernah bertanya, "Mengapa hal ini terjadi? Mengapa saya?" Sebaliknya, kepercayaan kita kepada Tuhan akan semakin bertumbuh dan keyakinan kita padaNya akan semakin kuat. Sangatlah penting menyadari bahwa mengenal Yesus secara benar dan memiliki Dia dalam hidup ini akan membawa kebahagiaan dan keselamatan bagi kita. Yesus berdoa, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah
Engkau utus." (Yohanes 17:3).
Rasul Paulus menyatakan kerinduannya untuk lebih lagi mengenal Yesus sebagai tujuan terpenting dalam hidupnya, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan
persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia
dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati." (Filipi 3:10-11). Namun untuk mengenal lebih dalam ada harga yang harus dibayar: kita harus makin karib dengan Tuhan, menyediakan banyak waktu untuk mendengar suaraNya melalui kebenaran firman sehingga Ia akan turut bekerja dan membawa kita kepada pengalaman luar biasa bersamaNya, sebab karya dan rencanaNya selalu memiliki tujuan yang baik dan tidak ada rencanaNya yang gagal. Tuhan adalah Bapa yang penuh kasih dan jika kita juga mengasihi Dia, kita akan menyerahkan diri ke dalam pembentukanNya, apa pun keadaannya.; dan ketika kita menyerahkan hidup kita padaNya, Dia akan pergi mendahului kita dan mempersiapkan jalan bagi kita.
"Aku sendiri hendak berjalan di depanmu dan hendak meratakan
gunung-gunung, hendak memecahkan pintu-pintu tembaga dan hendak
mematahkan palang-palang besi." Yesaya 45:2
Friday, January 18, 2013
Thursday, January 17, 2013
BERADA DI TANAH PERJANJIAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Januari 2013 -
Baca: Mazmur 105:1-11
"Kepadamu akan Kuberikan tanah Kanaan, sebagai milik pusaka yang ditentukan bagimu." Mazmur 105:11
Sunat yang dilakukan di Gilgal memiliki makna rohani yaitu harus ditanggalkannya manusia lama kita, kemudian hidup sebagai manusia baru, sebab "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Alkitab juga menyatakan bahwa "Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa," (Kolose 2:11).
Selain itu, bangsa Israel juga harus menyeberangi sungai Yordan. Saat melewati sungai Yordan ini para imam berjalan mendahului umat Israel dengan mengangkat Tabut Perjanjian, "hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya," (Yosua 3:4). Ini berbicara tentang penundukan diri, mereka harus tunduk kepada pimpinan Tuhan. Mereka juga diperintahkan demikian: "Kuduskanlah dirimu, sebab besok Tuhan akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu." (Yosua 3:5); dan ketika mereka taat dan hidup dalam kekudusan, mujizat pun terjadi.
Sedangkan Yerikho adalah lambang pola pikir duniawi yang harus dirobohkan. Sebagai orang percaya, pola pikir kita harus selalu diperbaharui oleh firman Tuhan, tidak lagi serupa dengan dunia ini. "...saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8).
Seringkali kita hanya menuntut hak kita yaitu agar Tuhan menjawab doa-doa kita, memberkati, memulihkan, menyembuhkan kita, sementara kita sendiri tidak mau mengerjakan kehendak Tuhan. Ingat, tidak semua umat Israel dapat memasuki Kanaan, hanya mereka yang taat dan setia saja yang mencapainya!
Ketika kita mau dibentuk oleh Tuhan, hidup dalam kekudusan dan tunduk kepada pimpinan Roh Kudus, berkat dan janji-janjiNya disediakan bagi kita. Itulah kunci untuk mengalami penggenapan janji Tuhan!
Baca: Mazmur 105:1-11
"Kepadamu akan Kuberikan tanah Kanaan, sebagai milik pusaka yang ditentukan bagimu." Mazmur 105:11
Sunat yang dilakukan di Gilgal memiliki makna rohani yaitu harus ditanggalkannya manusia lama kita, kemudian hidup sebagai manusia baru, sebab "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Alkitab juga menyatakan bahwa "Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa," (Kolose 2:11).
Selain itu, bangsa Israel juga harus menyeberangi sungai Yordan. Saat melewati sungai Yordan ini para imam berjalan mendahului umat Israel dengan mengangkat Tabut Perjanjian, "hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya," (Yosua 3:4). Ini berbicara tentang penundukan diri, mereka harus tunduk kepada pimpinan Tuhan. Mereka juga diperintahkan demikian: "Kuduskanlah dirimu, sebab besok Tuhan akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu." (Yosua 3:5); dan ketika mereka taat dan hidup dalam kekudusan, mujizat pun terjadi.
Sedangkan Yerikho adalah lambang pola pikir duniawi yang harus dirobohkan. Sebagai orang percaya, pola pikir kita harus selalu diperbaharui oleh firman Tuhan, tidak lagi serupa dengan dunia ini. "...saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8).
Seringkali kita hanya menuntut hak kita yaitu agar Tuhan menjawab doa-doa kita, memberkati, memulihkan, menyembuhkan kita, sementara kita sendiri tidak mau mengerjakan kehendak Tuhan. Ingat, tidak semua umat Israel dapat memasuki Kanaan, hanya mereka yang taat dan setia saja yang mencapainya!
Ketika kita mau dibentuk oleh Tuhan, hidup dalam kekudusan dan tunduk kepada pimpinan Roh Kudus, berkat dan janji-janjiNya disediakan bagi kita. Itulah kunci untuk mengalami penggenapan janji Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)