Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Januari 2013 -
Baca: Mazmur 105:1-11
"Kepadamu akan Kuberikan tanah Kanaan, sebagai milik pusaka yang ditentukan bagimu." Mazmur 105:11
Sunat yang dilakukan di Gilgal memiliki makna rohani yaitu harus ditanggalkannya manusia lama kita, kemudian hidup sebagai manusia baru, sebab "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Alkitab juga menyatakan bahwa "Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh
manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan
tubuh yang berdosa," (Kolose 2:11).
Selain itu, bangsa Israel juga harus menyeberangi sungai Yordan. Saat melewati sungai Yordan ini para imam berjalan mendahului umat Israel dengan mengangkat Tabut Perjanjian, "hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya," (Yosua 3:4). Ini berbicara tentang penundukan diri, mereka harus tunduk kepada pimpinan Tuhan. Mereka juga diperintahkan demikian: "Kuduskanlah dirimu, sebab besok Tuhan akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu." (Yosua 3:5); dan ketika mereka taat dan hidup dalam kekudusan, mujizat pun terjadi.
Sedangkan Yerikho adalah lambang pola pikir duniawi yang harus dirobohkan. Sebagai orang percaya, pola pikir kita harus selalu diperbaharui oleh firman Tuhan, tidak lagi serupa dengan dunia ini. "...saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,
semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang
disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8).
Seringkali kita hanya menuntut hak kita yaitu agar Tuhan menjawab doa-doa kita, memberkati, memulihkan, menyembuhkan kita, sementara kita sendiri tidak mau mengerjakan kehendak Tuhan. Ingat, tidak semua umat Israel dapat memasuki Kanaan, hanya mereka yang taat dan setia saja yang mencapainya!
Ketika kita mau dibentuk oleh Tuhan, hidup dalam kekudusan dan tunduk kepada pimpinan Roh Kudus, berkat dan janji-janjiNya disediakan bagi kita. Itulah kunci untuk mengalami penggenapan janji Tuhan!
Thursday, January 17, 2013
Wednesday, January 16, 2013
BERADA DI TANAH PERJANJIAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Januari 2013 -
Baca: Ulangan 8:1-20
"Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji Tuhan, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu." Ulangan 8:10
Negeri Perjanjian adalah negeri yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham dan keturunannya. Negeri Perjanjian itu disebut Tanah Kanaan, "...suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya," (Keluaran 3:8).
Tanah Perjanjian adalah gambaran tentang kehidupan umat Tuhan yang mengalami penggenapan janji-janji Tuhan. Namun Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa tidak semua orang dapat memasuki negeri yang dijanjikan Tuhan itu, hanya mereka yang taat kepada firman Tuhan. Sedangkan terhadap orang-orang yang tidak mau taat, "...TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya." (Yosua 5:6b). Namun sebelum memasuki Tanah Perjanjian, bangsa Israel harus melalui perjalanan yang panjang dan proses demi proses: Mesir, padang gurun, Gilgal, sungai Yordan dan merebut kota Yerikho, di mana masing-masing tempat itu memiliki makna rohani. Mesir berbicara tentang manusia daging: kehidupan yang masih diperbudak dan dikuasai oleh keinginan daging.
Padang gurun adalah proses pembentukan bagi bangsa Israel. Mereka dilatih untuk hidup berjalan bersama Tuhan dan memiliki ketergantungan penuh kepadaNya; suatu masa di mana bangsa Israel diuji kemurnian hatinya. Dalam proses ini mereka tidak pernah berhenti untuk mengeluh, mengomel, bersungut-sungut dan selalu menyalahkan Tuhan, padahal selama di padang gurun itulah hari-hari bangsa Israel dipenuhi dengan mujizat. Tuhan menyatakan diriNya seperti Bapa yang begitu mengasihi dan memperhatikan anak-anakNya dengan kasih setia.
Gilgal: tempat di mana bangsa Israel menyunatkan anak-anak mereka yang belum disunat selama berada di padang gurun (baca Yosua 5:5). Setelah mereka selesai disunat, berfirmanlah Tuhan, "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu. Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang." (Yosua 5:9). Ini berbicara tentang ditanggalkannya manusia daging, yaitu manusia lama. (Bersambung)
Baca: Ulangan 8:1-20
"Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji Tuhan, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu." Ulangan 8:10
Negeri Perjanjian adalah negeri yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham dan keturunannya. Negeri Perjanjian itu disebut Tanah Kanaan, "...suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya," (Keluaran 3:8).
Tanah Perjanjian adalah gambaran tentang kehidupan umat Tuhan yang mengalami penggenapan janji-janji Tuhan. Namun Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa tidak semua orang dapat memasuki negeri yang dijanjikan Tuhan itu, hanya mereka yang taat kepada firman Tuhan. Sedangkan terhadap orang-orang yang tidak mau taat, "...TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya." (Yosua 5:6b). Namun sebelum memasuki Tanah Perjanjian, bangsa Israel harus melalui perjalanan yang panjang dan proses demi proses: Mesir, padang gurun, Gilgal, sungai Yordan dan merebut kota Yerikho, di mana masing-masing tempat itu memiliki makna rohani. Mesir berbicara tentang manusia daging: kehidupan yang masih diperbudak dan dikuasai oleh keinginan daging.
Padang gurun adalah proses pembentukan bagi bangsa Israel. Mereka dilatih untuk hidup berjalan bersama Tuhan dan memiliki ketergantungan penuh kepadaNya; suatu masa di mana bangsa Israel diuji kemurnian hatinya. Dalam proses ini mereka tidak pernah berhenti untuk mengeluh, mengomel, bersungut-sungut dan selalu menyalahkan Tuhan, padahal selama di padang gurun itulah hari-hari bangsa Israel dipenuhi dengan mujizat. Tuhan menyatakan diriNya seperti Bapa yang begitu mengasihi dan memperhatikan anak-anakNya dengan kasih setia.
Gilgal: tempat di mana bangsa Israel menyunatkan anak-anak mereka yang belum disunat selama berada di padang gurun (baca Yosua 5:5). Setelah mereka selesai disunat, berfirmanlah Tuhan, "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu. Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang." (Yosua 5:9). Ini berbicara tentang ditanggalkannya manusia daging, yaitu manusia lama. (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)