Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Januari 2013 -
Baca: Ulangan 8:1-20
"Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji Tuhan,
Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu." Ulangan 8:10
Negeri Perjanjian adalah negeri yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham dan keturunannya. Negeri Perjanjian itu disebut Tanah Kanaan, "...suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya," (Keluaran 3:8).
Tanah Perjanjian adalah gambaran tentang kehidupan umat Tuhan yang mengalami penggenapan janji-janji Tuhan. Namun Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa tidak semua orang dapat memasuki negeri yang dijanjikan Tuhan itu, hanya mereka yang taat kepada firman Tuhan. Sedangkan terhadap orang-orang yang tidak mau taat, "...TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka melihat
negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka
akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu
dan madunya." (Yosua 5:6b). Namun sebelum memasuki Tanah Perjanjian, bangsa Israel harus melalui perjalanan yang panjang dan proses demi proses: Mesir, padang gurun, Gilgal, sungai Yordan dan merebut kota Yerikho, di mana masing-masing tempat itu memiliki makna rohani. Mesir berbicara tentang manusia daging: kehidupan yang masih diperbudak dan dikuasai oleh keinginan daging.
Padang gurun adalah proses pembentukan bagi bangsa Israel. Mereka dilatih untuk hidup berjalan bersama Tuhan dan memiliki ketergantungan penuh kepadaNya; suatu masa di mana bangsa Israel diuji kemurnian hatinya. Dalam proses ini mereka tidak pernah berhenti untuk mengeluh, mengomel, bersungut-sungut dan selalu menyalahkan Tuhan, padahal selama di padang gurun itulah hari-hari bangsa Israel dipenuhi dengan mujizat. Tuhan menyatakan diriNya seperti Bapa yang begitu mengasihi dan memperhatikan anak-anakNya dengan kasih setia.
Gilgal: tempat di mana bangsa Israel menyunatkan anak-anak mereka yang belum disunat selama berada di padang gurun (baca Yosua 5:5). Setelah mereka selesai disunat, berfirmanlah Tuhan, "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu. Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang." (Yosua 5:9). Ini berbicara tentang ditanggalkannya manusia daging, yaitu manusia lama. (Bersambung)
Wednesday, January 16, 2013
Tuesday, January 15, 2013
SEPERTI KRISTUS: Hidup dalam Ketaatan!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Januari 2013 -
Baca: Filipi 2:1-11
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." Filipi 2:8
Yesus berkata, "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;" (Matius 20:26b-27). Kunci menjadi 'besar' adalah menjadi hamba bagi sesama, artinya memiliki kerendahan hati. Tuhan sangat mengasihi orang yang rendah hati, dan pada saatnya ia akan beroleh peninggian dari Tuhan. "...barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Matius 23:12).
2. Ketaatan. Tuhan Yesus adalah teladan utama dalam hal ketaatan. Dia taat melakukan kehendak Bapa, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Ketika dihadapkan pada cawan penderitaan, Yesus berkata, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Melakukan kehendak Bapa adalah yang utama dan melebihi segala-galanya. Yesus berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34). Karena ketaatanNya inilah, "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama," (Filipi 2:9).
Sudahkah kita melakukan kehendak Tuhan dengan penuh ketaatan? Perhatikan kata 'taat' ini, jika kita baca dari depan ke belakang, maupun dari belakang ke depan, pembacaannya sama (tidak berubah). Demikianlah, kita dituntut untuk menjadi orang-orang Kristen yang taat sampai akhir hidup kita. Bukan taat setengah-setengah atau taat pada musim-musim tertentu saja (jika diberkati, jika disembuhkan, jika keluarga dipulihkan) baru kita mau taat; tetapi bila sedang susah, krisis, sakit dan sebagainya kita tidak mau taat. Yang Tuhan kehendaki adalah ketaatan di segala keadaan. Ketaatan adalah syarat mutlak! Taat berarti melakukan firman Tuhan dengan setia. Jika kita taat, pada saatnya kita akan mengalami berkat dan promosi dari Tuhan.
"...hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." Yakobus 1:22
Baca: Filipi 2:1-11
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." Filipi 2:8
Yesus berkata, "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;" (Matius 20:26b-27). Kunci menjadi 'besar' adalah menjadi hamba bagi sesama, artinya memiliki kerendahan hati. Tuhan sangat mengasihi orang yang rendah hati, dan pada saatnya ia akan beroleh peninggian dari Tuhan. "...barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Matius 23:12).
2. Ketaatan. Tuhan Yesus adalah teladan utama dalam hal ketaatan. Dia taat melakukan kehendak Bapa, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Ketika dihadapkan pada cawan penderitaan, Yesus berkata, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Melakukan kehendak Bapa adalah yang utama dan melebihi segala-galanya. Yesus berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34). Karena ketaatanNya inilah, "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama," (Filipi 2:9).
Sudahkah kita melakukan kehendak Tuhan dengan penuh ketaatan? Perhatikan kata 'taat' ini, jika kita baca dari depan ke belakang, maupun dari belakang ke depan, pembacaannya sama (tidak berubah). Demikianlah, kita dituntut untuk menjadi orang-orang Kristen yang taat sampai akhir hidup kita. Bukan taat setengah-setengah atau taat pada musim-musim tertentu saja (jika diberkati, jika disembuhkan, jika keluarga dipulihkan) baru kita mau taat; tetapi bila sedang susah, krisis, sakit dan sebagainya kita tidak mau taat. Yang Tuhan kehendaki adalah ketaatan di segala keadaan. Ketaatan adalah syarat mutlak! Taat berarti melakukan firman Tuhan dengan setia. Jika kita taat, pada saatnya kita akan mengalami berkat dan promosi dari Tuhan.
"...hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." Yakobus 1:22
Subscribe to:
Posts (Atom)