Tuesday, January 15, 2013

SEPERTI KRISTUS: Hidup dalam Ketaatan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Januari 2013 -

Baca:  Filipi 2:1-11

"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."  Filipi 2:8

Yesus berkata,  "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;"  (Matius 20:26b-27).  Kunci menjadi 'besar' adalah menjadi hamba bagi sesama, artinya memiliki kerendahan hati.  Tuhan sangat mengasihi orang yang rendah hati, dan pada saatnya ia akan beroleh peninggian dari Tuhan.  "...barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."  (Matius 23:12).

     2.  Ketaatan.  Tuhan Yesus adalah teladan utama dalam hal ketaatan.  Dia taat melakukan kehendak Bapa, bahkan sampai mati di atas kayu salib.  Ketika dihadapkan pada cawan penderitaan, Yesus berkata,  "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."  (Matius 26:39).  Melakukan kehendak Bapa adalah yang utama dan melebihi segala-galanya.  Yesus berkata,  "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."  (Yohanes 4:34).  Karena ketaatanNya inilah,  "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,"  (Filipi 2:9).

     Sudahkah kita melakukan kehendak Tuhan dengan penuh ketaatan?  Perhatikan kata 'taat' ini, jika kita baca dari depan ke belakang, maupun dari belakang ke depan, pembacaannya sama  (tidak berubah).  Demikianlah, kita dituntut untuk menjadi orang-orang Kristen yang taat sampai akhir hidup kita.  Bukan taat setengah-setengah atau taat pada musim-musim tertentu saja  (jika diberkati, jika disembuhkan, jika keluarga dipulihkan) baru kita mau taat;  tetapi bila sedang susah, krisis, sakit dan sebagainya kita tidak mau taat.  Yang Tuhan kehendaki adalah ketaatan di segala keadaan.  Ketaatan adalah syarat mutlak!  Taat berarti melakukan firman Tuhan dengan setia.  Jika kita taat, pada saatnya kita akan mengalami berkat dan promosi dari Tuhan. 

"...hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri."  Yakobus 1:22

Monday, January 14, 2013

SEPERTI KRISTUS: Rendah Hati!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Januari 2013 -

Baca:  Filipi 2:1-11

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,"  Filipi 2:5

Tujuan utama hidup kekristenan adalah menjadi seperti Kristus.  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).  Setiap orang Kristen harus meneladani Kristus dalam hidupnya dan mengikuti jejak hidupNya sehingga kita menjadi serupa dengan Dia.  Banyak orang Kristen bertanya,  "Mana mungkin sama seperti Kristus?"  Memang, dalam keilahianNya tentu kita tidak akan pernah bisa dan tidak akan mungkin dapat menjadi seperti Kristus.  Tetapi dalam aspek kemanusiaanNya tentu kita bisa dapat sepertiNya, karena ada Roh Kudus di dalam kita;  Roh itulah yang memampukan kita untuk hidup sama seperti Kristus.

     Aspek apa saja yang harus kita teladani?  1.  Kerendahan hati.  Alkitab mencatat,  "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia."  (Filipi 2:6-7).  Yesus Kristus adalah pribadi yang rendah hati.  Dia datang ke dunia bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.  Orang yang rendah hati adalah orang yang tidak semata-mata memikirkan dirinya sendiri atau mencari pujian bagi diri sendiri, tetapi  "...menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;"  (Filipi 2:3b).  Orang yang rendah hati adalah orang yang rela melayani karena menyadari bahwa dirinya adalah hamba.  Inilah pernyataan Paulus,  "Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah."  (1 Korintus 4:1).

     Banyak orang Kristen tidak menyadari akan hal ini.  Karena kaya, kita menjadi tinggi hati dan menganggap rendah orang lain yang di bawah kita;  ketika pelayanannya sudah berhasil dan menjadi hamba Tuhan 'besar', tidak sedikit yang menjadi lupa diri.  Sikap kita pun mulai berubah, pilih-pilih ladang pelayanan, mau melayani asal fasilitasnya memadai dan lain-lain.  Siapa kita ini?  Kristus saja rela membasuh kaki murid-muridNya (baca  Yohanes 13:1-20) dengan tujuan supaya kita meneladani Dia.

"Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu."  Yakobus 4:10