Sunday, January 13, 2013

MENUTUP BUKU MASA LALU

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Januari 2013 -

Baca:  Yesaya 43:22-28

"Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu."  Yesaya 43:25

Setiap orang pasti memiliki masa lalu dalam hidupnya:  yang baik dan juga yang buruk.  Masa lalu yang buruk acapkali sulit sekali kita lupakan dan terus menghantui setiap langkah hidup kita.

     Namun ayat nas di atas meyakinkah kita bahwa kita tidak perlu lagi mengingat-ingat dosa dan pelanggaran kita di masa silam.  Mengapa?  Karena  "...Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."  (Roma 5:8).  Jadi, jika kita telah mengakui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan dan bertobat, Dia akan mengampuni dosa-dosa kita.  Karena itu janganlah mengingat-ingatnya lagi.  "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."  (Yesaya 1:18).  Bila kita terus menginga-ingat dosa masa lalu, Iblis akan bersukacita, karena pekerjaannya mendakwa dan mengungkit-ungkit dosa dan pelanggaran kita sehingga kita pun akan dihantui rasa bersalah dan merasa tertuduh.  Sesungguhnya  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).

     Hal lain yang harus kita lupakan adalah kegagalan-kegagalan masa lalu.  Sebab jika kita terpaku dan terus meratapi kegagalan itu kita tidak akan pernah bisa maju, tetap stagnant, dan itu hanya akan menjadi penghalang untuk menggapai masa depan.  Itulah sebabnya rasul Paulus bertekad,  "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,"  (Filpi 3:13-14).  Kita tahu rancangan Tuhan bagi kita adalah  "...rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."  (Yeremia 29:11), dan sebagai anak-anak Tuhan kita lebih dari pada pemenang (baca Roma 8:37).  Maka yakinlah bahwa dalam segala perkara Tuhan turut bekerja asal kita menyerahkan semua beban persoalan hidup kita kepada Tuhan.

Isteri Lot adalah contoh buruk;  ia tidak taat kepada Tuhan dan menoleh ke belakang (masa lalu), akhirnya ia menjadi tiang garam dan gagal!

Saturday, January 12, 2013

KRISTEN 'PADANG GURUN'

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Januari 2013 -

Baca:  Mazmur 107:4-9

"Ada orang-orang yang mengembara di padang belantara, jalan ke kota tempat kediaman orang tidak mereka temukan;"  Mazmur 107:4

Berbicara tentang 'padang gurun', kita pasti ingat tentang perjalanan bangsa Israel.  Setelah mereka keluar dari Mesir, tempat mereka mengalami penindasan dan perbudakan, Tuhan tidak membawa mereka langsung ke Tanah Perjanjian seperti yang dijanjikanNya ("...Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya,"  (Keluaran 3:8)), namun Tuhan membawa mereka terlebih dahulu kepada pengalaman hidup yang luar biasa yaitu melewati padang gurun.

     Kehidupan padang gurun adalah kehidupan yang secara manusia penuh dengan kesulitan, kekurangan, tantangan dan penderitaan.  Sejauh mata memandang yang tampak adalah padang pasir, panas tidak ada perteduhan, susah mendapatkan makanan, susah mendapatkan air, hidup dalam tantangan alam dan musuh, seolah-olah tidak ada jalan keluar dan jauh dari pertolongan tangan Tuhan.  Saat berada di padang gurun inilah bangsa Israel tidak pernah berhenti mengomel, mengeluh, bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan.  Padahal selama menempuh perjalanan di padang gurun itu Tuhan senantiasa menyatakan kasih dan kebaikanNya.  Mujizat dan pertolonganNya yang ajaib dinyatakan di tengah-tengah mereka.  Tertulis:  "Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam."  (Keluaran 13:21).  Tuhan mencukupkan segala yang mereka butuhkan.  Meski demikian bangsa Israel tetap saja memiliki sikap hati yang tidak benar dan tidak taat.  Itulah sebabnya Tuhan menyebut mereka sebagai bangsa yang tegar tengkuk.

     Bukankah banyak orang Kristen yang seperti bangsa Israel ini?  Meski mengalami banyak pertolongan dari Tuhan terus saja mengomel dan bersungut-sungut.  Kita harus sadar, adakalanya Tuhan ijinkan kita melewati masa-masa 'padang gurun' karena Ia hendak mengajar kita untuk hidup taat dan punya penyerahan diri penuh kepada Tuhan.

Berhentilah mengeluh dan belajarlah untuk taat, maka pertolongan Tuhan pasti dinyatakan tepat pada waktuNya!