Tuesday, January 8, 2013

BERANI MEMBAYAR HARGA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Januari 2013 -

Baca:  1 Tesalonika 2:1-12

"...telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat."  1 Tesalonika 2:2

Karena pertolongan Roh kudus pelayanan rasul Paulus berhasil dan berdampak.  Banyak orang menjadi percaya dan diselamatkan.  Namun Rasul paulus berani membayar harga.  Inilah harga mahal yang harus dibayar olehnya:  ujian, kesukaran, penderitaan dan aniaya.

     Sebelum pergi menuju ke Tesalonika Paulus harus mengalami banyak penderitaan di Filipi:  "...orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat."  (Kisah 16:22-24).  Walaupun ditentang, didera, dipenjara dan dibelenggu, paulus tidak putus asa, mengeluh ataupun berhenti melayani Tuhan.  Justru sebaliknya ia makin giat dan rohnya tetap berkobar-kobar bagi Tuhan.  "Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu."  (2 Timotius 2:9).  Bahkan setelah keluar dari penjara di Filipi ia melanjutkan 'tour' pelayanan ke Tesalonika.

     Rasul Paulus rela melakukan apa saja dan berani mati demi Injil, karena baginya  "...hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."  (Filipi 1:21).  Inilah yang menjadi tujuan hidup Paulus.  "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,"  (Filipi 3:10).  Mati bagi Injil itu bagaikan benih yang ditanam di ladang, pada saatnya akan bertumbuh dan menghasilkan buah, sebab jika biji atau benih tidak mati terlebih dahulu di dalam tanah, ia tidak akan bertumbuh dan berbuah  (baca  Yohanes 12:24).  Tuhan Yesus terlebih dahulu telah memberikan teladan hidupNya:  rela mengorbankan nyawaNya demi menebus umat manusia.  Bagaimana dengan kita?  Untuk bisa dipakai Tuhan ada harga yang harus kita bayar.

Karena itu marilah kita melayani Tuhan dengan segenap keberadaan hidup kita!

Monday, January 7, 2013

BUAH PELAYANAN PAULUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Januari 2013 -

Baca:  1 Tesalonika 1:1-10

"Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami."  1 Tesalonika 1:2

Rasul Paulus adalah figur hamba Tuhan yang layak diteladani semua orang percaya.  Meski dihadapkan pada banyak ujian dan penderitaan, komitmennya untuk melayani Tuhan tetap tak tergoyahkan.  Semangatanya memberitakan Injil Kristus terus membara.

     Bagaimana dengan kita?  Alkitab menasihati,  "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  (Roma 12:11).  Di segala keadaan, semangat dan sukacita Paulus tak pernah berkurang sedikit pun dalam memberitakan Injil seperti yang ia ungkapkan di hadapan jemaat di Tesalonika ini.  Meski kedatangan Paulus dan rekan-rekannya di sana tidak berlangsung lama, namun pelayanan mereka membawa dampak yang luar biasa.  Itulah sebabnya Rasul Paulus berkata,  "...kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia."  (1 Tesalonika 2:1).  Ada buah-buah yang telah dihasilkan, di antaranya:  1.  Iman jemaat di Tesalonika makin kuat.  "Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita."  (1 Tesalonika 1:3);  dan itu telah tersiar di mana-mana.  Ini menunjukkan bahwa mereka memberikan respons yang baik terhadap pemberitaan firman yang disampaikan rasul Paulus.  "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17).  Kehidupan jemaat di Tesalonika menjadi kesaksian yang baik bagi banyak orang,  "...di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah,"  (1 Tesalonika 1:8).

     2.  Banyak orang bertobat.  Tadinya menyembah berhala, sekarang  "...berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,"  (1 Tesalonika 1:9).  Sungguh dahsyat kuasa Injil!  "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."  (Ibrani 4:12).  Apakah keberhasilan ini oleh karena kehebatan rasul Paulus?  Bukan.

Karena pekerjaan Roh Kuduslah pelayanan Paulus menjadi berhasil;  jadi tanpa campur tanganNya, pelayanan kita tidak berarti apa-apa!