Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Desember 2012 -
Baca: 2 Raja-Raja 7:1-20
"Empat orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah yang
seorang kepada yang lain: 'Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai
mati?'" 2 Raja-Raja 7:3
Kota Samaria telah diasingkan dan dikepung tentara-tentara Aram. Tentara Aram mengisolasi kota, memutuskan jalur distribusi makanan dan hubungannya dengan dunia luar. Akibatnya kelaparan terjadi di mana-mana. Kematian mengancam semua orang, kaya maupun miskin.
Nabi Elisa menubuatkan, "Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga
sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang
Samaria." (2 Raja-Raja 7:1). Tetapi salah seorang perwira raja mencemooh nubuatannya, namun Elisa pun menimpalinya, "Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya." (2 Raja-Raja 7:2). Di situ ada empat orang yang sakit kusta yang tidak mendengar nubuatan Elisa karena mereka tingggal di luar kota (di depan pintu gerbang). Yang mereka tahu hanyalah bencana kelaparan, maka berkatalah mereka satu sama lain, "Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati? Jika kita berkata: Baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota ada
kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di sini, kita
akan mati juga. Jadi sekarang, marilah kita menyeberang ke perkemahan
tentara Aram. Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan
jika mereka mematikan kita, kita akan mati." (2 Raja-Raja 7:3, 4). Dalam situasi yang tiada pengharapan lagi mereka mengambil tindakan berani: masuk perkemahan tentara Aram. Perkara ajaib terjadi: oleh karena Tuhan, dibuatnya tentara Aram lari tunggang langgang meninggalkan kemahnya dan segala perbekalannya. Singkat cerita, keempat orang ini melaporkan kejadian ini kepada raja. Akhirnya orang-orang Samaria pun beroleh jarahan yang banyak di tengah kelaparan. Sedangkan perwira raja yang meremehkan perkataan Elisa harus menanggung akibatnya, dia mati terinjak-injak.
Seberat apa pun pergumulan kita, asal kita datang kepada Tuhan dan memohon belas kasihanNya, pertolongan pasti disediakan Tuhan bagi kita. Kuncinya adalah percaya dan bertindak dengan iman. Tertulis: "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Jika keempat orang kusta itu hanya duduk-duduk dan menyerah pada keadaan, mereka pasti akan mati kelaparan!
Jangan menyerah kepada keadaan, bangkit dan percayalah kepada Tuhan, karena tidak ada perkara yang mustahil bagi Dia!
Thursday, December 27, 2012
Wednesday, December 26, 2012
TERANG DUNIA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Desember 2012 -
Baca: Yesaya 9:1-6
"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar." Yesaya 9:1
Dunia diliputi kegelapan, suatu kondisi kelam di mana manusia tidak memiliki pengharapan dan sedang menuju kepada kebinasaan kekal. Namun melalui kedatangan Yesus Kristus ke dunia ini nubuat yang disampaikan nabi Yesaya telah digenapi. Dia datang ke dunia ini bukan sekadar membawa terang, tetapi Dia adalah terang itu sendiri. Yesus berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12).
Kata 'Akulah' adalah sebagai penegasan bahwa Dia yang berfirman adalah Allah yang hadir sebagai terang untuk memberkati umatNya. Sebagai Terang yang sejati, Yesus Kristus datang untuk membawa anugerah Ilahi; dan karena Dia adalah Allah yang berinkarnasi, maka ada jaminan yang pasti tentang keselamatan, pengampunan dan kehidupan yang kekal. "...setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Jadi, kedatangan Yesus Kristus ke dunia ini membawa misi yang sangat mulia yaitu melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan membawa kita kepada terangNya yang ajaib (baca 1 Petrus 2:9), serta memberikan jaminan hidup yang kekal. "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23).
Sebagai orang percaya, kita memiliki tugas menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini, sehingga orang-orang yang belum percaya dapat melihat terang sejati itu di dalam diri kita. Jadi Natal bagi orang Kristen bukanlah sekadar perayaan, apalagi pesta pora, tapi sebagai momen yang senantiasa mengingatkan keberadaan kita di tengah-tengah dunia ini. Tertulis: "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:14, 16). Sudahkah hidup kita menjadi kesaksian bagi orang lain? Mari hidup sebagai anak-anak terang yang menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, "...sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia," (Filipi 2:15).
Kebahagiaan natal bukan dikarenakan oleh semaraknya perayaan, tapi karena perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat!
Baca: Yesaya 9:1-6
"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar." Yesaya 9:1
Dunia diliputi kegelapan, suatu kondisi kelam di mana manusia tidak memiliki pengharapan dan sedang menuju kepada kebinasaan kekal. Namun melalui kedatangan Yesus Kristus ke dunia ini nubuat yang disampaikan nabi Yesaya telah digenapi. Dia datang ke dunia ini bukan sekadar membawa terang, tetapi Dia adalah terang itu sendiri. Yesus berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12).
Kata 'Akulah' adalah sebagai penegasan bahwa Dia yang berfirman adalah Allah yang hadir sebagai terang untuk memberkati umatNya. Sebagai Terang yang sejati, Yesus Kristus datang untuk membawa anugerah Ilahi; dan karena Dia adalah Allah yang berinkarnasi, maka ada jaminan yang pasti tentang keselamatan, pengampunan dan kehidupan yang kekal. "...setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Jadi, kedatangan Yesus Kristus ke dunia ini membawa misi yang sangat mulia yaitu melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan membawa kita kepada terangNya yang ajaib (baca 1 Petrus 2:9), serta memberikan jaminan hidup yang kekal. "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23).
Sebagai orang percaya, kita memiliki tugas menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini, sehingga orang-orang yang belum percaya dapat melihat terang sejati itu di dalam diri kita. Jadi Natal bagi orang Kristen bukanlah sekadar perayaan, apalagi pesta pora, tapi sebagai momen yang senantiasa mengingatkan keberadaan kita di tengah-tengah dunia ini. Tertulis: "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:14, 16). Sudahkah hidup kita menjadi kesaksian bagi orang lain? Mari hidup sebagai anak-anak terang yang menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, "...sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia," (Filipi 2:15).
Kebahagiaan natal bukan dikarenakan oleh semaraknya perayaan, tapi karena perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat!
Subscribe to:
Posts (Atom)