Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Desember 2012 -
Baca: Mazmur 65:1-14
"Engkau mengindahkan tanah itu, mengaruniainya kelimpahan, dan membuatnya
sangat kaya. Batang air Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi
mereka. Ya, demikianlah Engkau menyediakannya:" Mazmur 65:10
Tuhan Yesus berfirman, "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:37-38). Jika kita percaya kepadaNya kita tidak akan pernah mati secara rohani, karena ada tertulis: "...supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:15).
Sebuah gelombang memiliki pasang dan surut, akan tetapi aliran air kehidupan dari Tuhan tidak dapat dilukiskan seperti layaknya kita melukiskan sebuah fenomena. Air kehidupan dari Tuhan tidak pernah mengenal kata surut, melainkan selamanya akan pasang dan terus mengalir; air kehidupan Tuhan tidak naik dan turun seperti lautan, melainkan selalu deras mengalir seperti sungai. Gelombang pasti akan mengalami surut pada waktu tertentu, namun dalam Sumber 'mata air kehidupan' tidak dikenal adanya variasi seperti tersebut di atas atau pun 'kesuraman' dikarenakan sesuatu hal buruk yang terjadi.
Jika sumber kehidupan dalam diri orang percaya buntu dan berhenti mengalir, bukanlah sumber masuknya yang salah, tetapi saluran keluarnya yang bermasalah. Air kehidupan harus mempunyai jalur untuk alirannya. Airnya harus mengalir ke suatu tempat di mana orang lain bisa menikmatinya. Jika kita diberkati, kita juga harus bisa menjadi berkat bagi orang lain, jangan menahan berkat itu hanya untuk diri sendiri. "Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum." (Amsal 11:25). Karena itu kita harus menyelidiki hati kita sendiri, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Jangan menyalahkan Tuhan jika kita merasa bahwa berkat dalam hidup ini rasa-rasanya kok seret, segeralah bereskan saluran keluarnya air kehidupan yang kita terima dari Tuhan, mungkin selama ini 'air' berkat dari Tuhan itu tidak pernah kita salurkan keluar. Alkitab menasihati, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan,
yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam
ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan
kepadamu." (Lukas 6:38).
Berkat Tuhan akan terus mengalir dalam hidup kita jika kita juga menyalurkannya!
Friday, December 21, 2012
Thursday, December 20, 2012
KEKRISTENAN ADALAH KRISTUS
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Desember 2012 -
Baca: Lukas 9:28-36
"Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." Lukas 9:35
Sebagai orang-orang Kristen kita bangga memiliki Yesus Kristus sebagai Tuhan dan penyelamat kita. Kristus itu unik dan sangatlah tidak pantas membandingkan Dia dengan apa pun dan siapa pun. Dia sangatlah hebat, ajaib, penuh kuasa dan kudus.
Suatu hari Tuhan Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa, Dia membawa serta Petrus, Yohanes dan Yakobus. "Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem." (Lukas 9:29-31). Melihat hal itu, Petrus sangat tertegun dan berbahagia, sehingga ia pun mengajukan usul kepada Tuhan Yesus untuk membangun tiga tenda bagi mereka. Tetapi segera suara Ilahi membungkam dia. Musa dan Elia tidak bisa disamakan dengan Yesus Kristus. Tentunya, Petrus tanpa ragu lagi tetap menempatkan Kristus di tempat pertama, dan Musa serta Elia berada di tempat kedua dan ketiga. Tetapi Bapa di sorga, Allah, dengan sangat jelas menolak ide yang keluar dari pemikiran manusia ini. Meski Musa dan Elia adalah tokoh-tokoh cukup terkemuka dalam Perjanjian Lama, yang juga perlu mendapatkan tempat di dalam Perjanjian Baru, namun Yesus Kristus tidak bisa disamakan dengan mereka. Yesus Kristus adalah segala-galanya dan berada di mana-mana. Kekristenan adalah Kristus, bukan Kristus ditambah sesuatu/seseorang yang lain.
"Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." (Lukas 9:35). Akhirnya kita mengerti bahwa Bapa kita ingin mengatakan: "Ini bukan saatnya kamu berbicara, melainkan mendengarkan." Hanya ada satu Pribadi yang berkapasitas untuk 'berbicara' yaitu Yesus Kristus. Filipi 2:9-11 mengatakan, "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!" Yesus Kristus adalah segala-galanya bagi kita; Dialah yang layak terima pujian, hormat dan kemuliaan.
Karena itulah kita wajib mendengarkan suaraNya, tiada hal lain yang berarti lagi di dunia ini; selain Dia, tak seorang pun yang dapat dibandingkan denganNya!
Baca: Lukas 9:28-36
"Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." Lukas 9:35
Sebagai orang-orang Kristen kita bangga memiliki Yesus Kristus sebagai Tuhan dan penyelamat kita. Kristus itu unik dan sangatlah tidak pantas membandingkan Dia dengan apa pun dan siapa pun. Dia sangatlah hebat, ajaib, penuh kuasa dan kudus.
Suatu hari Tuhan Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa, Dia membawa serta Petrus, Yohanes dan Yakobus. "Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem." (Lukas 9:29-31). Melihat hal itu, Petrus sangat tertegun dan berbahagia, sehingga ia pun mengajukan usul kepada Tuhan Yesus untuk membangun tiga tenda bagi mereka. Tetapi segera suara Ilahi membungkam dia. Musa dan Elia tidak bisa disamakan dengan Yesus Kristus. Tentunya, Petrus tanpa ragu lagi tetap menempatkan Kristus di tempat pertama, dan Musa serta Elia berada di tempat kedua dan ketiga. Tetapi Bapa di sorga, Allah, dengan sangat jelas menolak ide yang keluar dari pemikiran manusia ini. Meski Musa dan Elia adalah tokoh-tokoh cukup terkemuka dalam Perjanjian Lama, yang juga perlu mendapatkan tempat di dalam Perjanjian Baru, namun Yesus Kristus tidak bisa disamakan dengan mereka. Yesus Kristus adalah segala-galanya dan berada di mana-mana. Kekristenan adalah Kristus, bukan Kristus ditambah sesuatu/seseorang yang lain.
"Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." (Lukas 9:35). Akhirnya kita mengerti bahwa Bapa kita ingin mengatakan: "Ini bukan saatnya kamu berbicara, melainkan mendengarkan." Hanya ada satu Pribadi yang berkapasitas untuk 'berbicara' yaitu Yesus Kristus. Filipi 2:9-11 mengatakan, "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!" Yesus Kristus adalah segala-galanya bagi kita; Dialah yang layak terima pujian, hormat dan kemuliaan.
Karena itulah kita wajib mendengarkan suaraNya, tiada hal lain yang berarti lagi di dunia ini; selain Dia, tak seorang pun yang dapat dibandingkan denganNya!
Subscribe to:
Posts (Atom)