Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Desember 2012 -
Baca: Lukas 9:28-36
"Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." Lukas 9:35
Sebagai orang-orang Kristen kita bangga memiliki Yesus Kristus sebagai Tuhan dan penyelamat kita. Kristus itu unik dan sangatlah tidak pantas membandingkan Dia dengan apa pun dan siapa pun. Dia sangatlah hebat, ajaib, penuh kuasa dan kudus.
Suatu hari Tuhan Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa, Dia membawa serta Petrus, Yohanes dan Yakobus. "Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem." (Lukas 9:29-31). Melihat hal itu, Petrus sangat tertegun dan berbahagia, sehingga ia pun mengajukan usul kepada Tuhan Yesus untuk membangun tiga tenda bagi mereka. Tetapi segera suara Ilahi membungkam dia. Musa dan Elia tidak bisa disamakan dengan Yesus Kristus. Tentunya, Petrus tanpa ragu lagi tetap menempatkan Kristus di tempat pertama, dan Musa serta Elia berada di tempat kedua dan ketiga. Tetapi Bapa di sorga, Allah, dengan sangat jelas menolak ide yang keluar dari pemikiran manusia ini. Meski Musa dan Elia adalah tokoh-tokoh cukup terkemuka dalam Perjanjian Lama, yang juga perlu mendapatkan tempat di dalam Perjanjian Baru, namun Yesus Kristus tidak bisa disamakan dengan mereka. Yesus Kristus adalah segala-galanya dan berada di mana-mana. Kekristenan adalah Kristus, bukan Kristus ditambah sesuatu/seseorang yang lain.
"Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia." (Lukas 9:35). Akhirnya kita mengerti bahwa Bapa kita ingin mengatakan: "Ini bukan saatnya kamu berbicara, melainkan mendengarkan." Hanya ada satu Pribadi yang berkapasitas untuk 'berbicara' yaitu Yesus Kristus. Filipi 2:9-11 mengatakan, "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!" Yesus Kristus adalah segala-galanya bagi kita; Dialah yang layak terima pujian, hormat dan kemuliaan.
Karena itulah kita wajib mendengarkan suaraNya, tiada hal lain yang berarti lagi di dunia ini; selain Dia, tak seorang pun yang dapat dibandingkan denganNya!
Thursday, December 20, 2012
Wednesday, December 19, 2012
DUA MACAM MASALAH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Desember 2012 -
Baca: Mazmur 57:1-12
"Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur." Mazmur 57:8
Secara umum ada dua macam masalah dalam hidup ini. Pertama, masalah yang bersifat tidak langsung, muncul dari serangkaian peristiwa. Masalah semacam ini bisa diselesaikan melalui doa. Kedua, yang bersifat lebih personal: penderitaan yang disebabkan oleh proses disakiti, direndahkan atau dipermalukan oleh orang lain. Perasaan tersakiti seperti itu atau pun penghinaan dari orang lain tampaknya tidak dapat diselesaikan hanya melalui doa, tapi kita pun harus bertindak dan membuka hati untuk melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang menyakiti kita. Jika tidak, sampai kapan pun kita akan tetap merasa terluka, benci, marah, dendam dan pahit hati. Dan itu tidak berkenan kepada Tuhan dan menjadi penghalang bagi doa-doa kita. Alkitab menegaskan, "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan." (Efesus 4:31). Bahkan firman Tuhan keras menyatakan bahwa jika kita tidak mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita, maka Tuhan pun tidak akan mengampuni kita (baca Matius 6:15).
Selain itu kita juga harus memaksa jiwa kita untuk memuji-muji Tuhan seperti yang dilakukan oleh Daud, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:6). Kita akan dipulihkan jika kita senantiasa memuji-muji Tuhan dan bersukacita. Ketika kita memuji Tuhan, roh kita naik dan melebihi masalah kita, dan Tuhan sendirilah yang membereskan perasaan buruk kita tersebut. Dikatakan, "Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;" (Mazmur 147:3). Ketika perasaan kita tersakiti jangan sampai kita membiarkan roh kita putus asa. Kita harus mengatasi semua perasaan buruk dan memuji Tuhan. Jangan beri kesempatan kepada Iblis untuk menguasai hati kita.
Daud tidak membiarkan kesedihan, kepahitan, dendam dan sebagainya berkuasa di dalam hatinya ketika terus dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya. Bahkan, meski beberapa kali ia beroleh kesempatan untuk membalaskan dendamnya terhadap Saul, Daud tidak melakukannya. Dan ketika mendengar kabar tentang kematian Saul pun, Daud sama sekali tidak bersukacita. Sebaliknya, kematian Saul membawa suatu ratapan yang besar baginya.
Jangan biarkan 'luka-luka batin' yang ada menghalangi doa-doa kita!
Baca: Mazmur 57:1-12
"Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur." Mazmur 57:8
Secara umum ada dua macam masalah dalam hidup ini. Pertama, masalah yang bersifat tidak langsung, muncul dari serangkaian peristiwa. Masalah semacam ini bisa diselesaikan melalui doa. Kedua, yang bersifat lebih personal: penderitaan yang disebabkan oleh proses disakiti, direndahkan atau dipermalukan oleh orang lain. Perasaan tersakiti seperti itu atau pun penghinaan dari orang lain tampaknya tidak dapat diselesaikan hanya melalui doa, tapi kita pun harus bertindak dan membuka hati untuk melepaskan pengampunan kepada orang-orang yang menyakiti kita. Jika tidak, sampai kapan pun kita akan tetap merasa terluka, benci, marah, dendam dan pahit hati. Dan itu tidak berkenan kepada Tuhan dan menjadi penghalang bagi doa-doa kita. Alkitab menegaskan, "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan." (Efesus 4:31). Bahkan firman Tuhan keras menyatakan bahwa jika kita tidak mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita, maka Tuhan pun tidak akan mengampuni kita (baca Matius 6:15).
Selain itu kita juga harus memaksa jiwa kita untuk memuji-muji Tuhan seperti yang dilakukan oleh Daud, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:6). Kita akan dipulihkan jika kita senantiasa memuji-muji Tuhan dan bersukacita. Ketika kita memuji Tuhan, roh kita naik dan melebihi masalah kita, dan Tuhan sendirilah yang membereskan perasaan buruk kita tersebut. Dikatakan, "Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;" (Mazmur 147:3). Ketika perasaan kita tersakiti jangan sampai kita membiarkan roh kita putus asa. Kita harus mengatasi semua perasaan buruk dan memuji Tuhan. Jangan beri kesempatan kepada Iblis untuk menguasai hati kita.
Daud tidak membiarkan kesedihan, kepahitan, dendam dan sebagainya berkuasa di dalam hatinya ketika terus dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya. Bahkan, meski beberapa kali ia beroleh kesempatan untuk membalaskan dendamnya terhadap Saul, Daud tidak melakukannya. Dan ketika mendengar kabar tentang kematian Saul pun, Daud sama sekali tidak bersukacita. Sebaliknya, kematian Saul membawa suatu ratapan yang besar baginya.
Jangan biarkan 'luka-luka batin' yang ada menghalangi doa-doa kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)