Sunday, December 9, 2012

PERDAMAIAN DENGAN ALLAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Desember 2012 -

Baca:  Kolose 1:15-23

"sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya."  Kolose 1:22

Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena melalui karya kudusNya di atas kayu salib kita telah diperdamaikan dengan Allah.  Alkitab menyatakan,  "...kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,"  (Kolose 1:21).  Tetapi syukur kepada Allah bahwa melalui kematianNya Dia telah mendamaikan kita dengan Bapa.

     Kebiasaan manusia normal adalah berbeda.  Allah telah memenangkan kita dengan kasihNya, menawarkan pengampunan dan pemulihan dalam persekutuan denganNya.  Meski demikian ada satu persamaan antara penakluk dunia dengan Allah kita, yaitu penakluk dunia menginginkan penyerahan diri sepenuhnya dari pihak yang dikalahkan, demikian pula Allah ingin kita menyerah pasrah sepenuhnya kepadaNya.  Dia hanya ingin kita hidup bergantung sepenuhnya kepadaNya dan anugerahNya.  Sebenarnya kita lebih pantas mendapat hukuman daripada diberkati.  Namun Dia Allah Mahapengasih yang menyelamatkan kita dari kemurkaan,  "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga;  supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya."  (Efesus 1:3, 6).

     Seringkali kita menyangka bahwa Tuhan mempunyai rancangan buruk bagi kita, sehingga kita tidak mempercayaiNya dan terus-menerus menolak keinginanNya.  Tuhan ingin kita memiliki persekutuan erat denganNya.  Daud melukiskan kedekatannya dengan Tuhan sebagai persekutuan paling membahagiakan di sepanjang hidupnya,  "Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa."  (Mazmur 16:11).  Persekutuan indah dengan Tuhan itulah yang membawa sukacita tersendiri.  Inilah satu-satunya keilahian Tuhan yang benar dan memuaskan.  Paulus mengatakan,  "Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar."  (1 Timotius 6:6).  Dalam persekutuan yang berserah penuh ini tersimpan sebuah tujuan:  masuk ke dalam alur utama tujuan Allah;  kita akan pergi ke tempat di mana Tuhan berada.

Jangan pernah menjadi getir dalam menghadapi tantangan hidup ini, karena Tuhan akan memimpin kita untuk melaluinya.

Saturday, December 8, 2012

TIDAK AKAN GENTAR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Desember 2012 -

Baca:  Mazmur 47:1-10

"Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi."  Mazmur 47:3

Kita harus bangga memiliki Allah yang hidup di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, sebab Dia adalah Raja seluruh bumi.  Jika Tuhan semesta alam menyeertai kita, tidak ada alasan bagi kita untuk takut dan tegar.  Seringkali ketika menghadapi masalah dan tantangan dalam hidup, kita merasa sangat tak berdaya dan lemah.  Memang, kita tidak akan mampu mengatasi situasi yang sedang kita hadapi dengan kekuatan sendiri.  Mengapa pula kita harus menghadapi situasi yang sulit tersebut sendirian dan dengan kekuatan sendiri??  Alkitab menegaskan,  "Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!"  (Yeremia 17:7).  Bukankah kita memiliki Sang Penolong yang memiliki kuasa tak terbatas?  Kita harus yakin bahwa Tuhan bukan hanya sebagai perlindungan dan kekuatan kita saja, tetapi Dia juga adalah penolong yang Mahahadir dalam setiap masalah dan pergumulan kita.

     Janganlah lupa dengan kesadaran penuh bahwa di dalam diri kita ada Roh Kudus, Sang Penghibur, Penolong dan Penasihat kita.  Kita boleh saja menghadapi pencobaan terbesar dalam hidup tetapi kita tidak boleh lupa bahwa kita mempunyai Roh Kudus yang selalu siap sedia menolong kita.  Tidak perlu kuatir hari esok karena kita telah diperlengkapi oleh Roh Kudus untuk menghadapi masa depan.  Tidak ada yang perlu ditakuti,  "...sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia."  (1 Yohanes 4:4).  Roh Kudus selalu ada, beserta kita setiap saat, Penolong dan Penjaga kita.  Mari selalu berpegang pada Roh Kudus.

     Jika kita mengerti tentang kebenaran ini kita akan mampu berkata-kata seperti pemazmur,  "Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;  sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya."  (Mazmur 46:3-4).  Ini tentang hal-hal buruk yang terjadi di alam semesta.  Kita mungkin tidak sedang berada di tengah-tengah bencana seperti itu, tetapi kita mungkin sedang menghadapi berbagai bencana lain di hidup kita.  Apa pun yang terjadi, firman Tuhan menasihati kita untuk tidak takut.  Tetapi jika kita mengalami ketakutan, apa yang harus kita lakukan?

Inilah yang dilakukan Daud,  "Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;  kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut."  Mazmur 56:4-5a