Thursday, December 6, 2012

HIDUP BENAR DI HADAPAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Desember 2012 -

Baca:  1 Tesalonika 5:23-28

"Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita."  1 Tesalonika 5:23

Tuhan menghendaki kehidupan anak-anakNya senantiasa kudus dan terpisah dari hal-hal duniawi, atau bisa dikatakan hidup selaras dengan firmanNya.  Karena itu kita harus menjaga seluruh roh, jiwa dan tubuh kita tanpa cacat cela setiap waktu dengan menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan  (baca  1 Tesalonika 5:22).

     Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, kehidupan kita harus benar-benar berubah.  Perubahan itu harus tampak jelas.  Kita harus mengubah diri dari tingkah laku kita yang lama dan hal-hal yang biasa kita lakukan, termasuk juga dalam hal berpikir,  "...tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."  (Roma 12:2), karena  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Berjalan bersama Tuhan berarti hidup benar di hadapan Tuhan!  Banyak orang berkata bahwa mereka sedang berjalan bersama Tuhan tapi tidak menjalani kehidupan sesuai standar Tuhan;  mereka masih saja berkompromi dengan dosa.  Satu-satunya yang membedakan mereka dengan orang-orang dunia adalah mereka pergi ke gereja setiap minggu, sedangkan orang-orang di luar Tuhan tidak.  Berjalan bersama Tuhan juga berarti senantiasa membangun kekariban dengan Tuhan secara terus menerus, menit demi menit dan hari demi hari sampai nafas kita yang terakhir.  Itulah yang disebut konsistensi dan ketekunan!

     Tidak hanya itu, kita juga harus selalu menyenangkan hati Tuhan dan berserah penuh kepada kehendakNya di setiap aspek kehidupan.  Ini berarti kita memiliki ketaatan penuh kepada Tuhan.  Tidak peduli apa pun situasinya, kita tetap percaya kepada Tuhan dan melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.  Oleh karena itu rasul Paulus mengingatkan,  "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji."  (2 Korintus 13:5).  Koreksi diri sendiri, jangan melihat keberadaan orang lain.

Saat kita mulai belajar tentang Tuhan dan apa yang Dia inginkan, kita bisa berjalan maju bersamaNya dan menjaga hidup tetap suci, atau kita tetap tinggal dan menjadi stagnan.

Wednesday, December 5, 2012

BERJALAN BERSAMA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Desember 2012 -

Baca:  Kejadian 5:1-32

"Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah."  Kejadian 5:22, 24

Berjalan bersama Tuhan berarti hidup dalam hadirat Tuhan dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.  Kita wajib mematuhi segala arahan Roh Kudus dan mengkhususkan hidup kita bagi rancangan Tuhan.  Jika kita berjalan bersama Tuhan berarti kita melayaniNya dengan segenap keberadaan hidup kita sehingga kita berkenan kepadaNya.

     Sebagai pengikut Kristus kita perlu memberikan contoh pelayanan sejati kepada Tuhan melalui pengabdian kita kepadaNya, dan melalui pelayanan kita terhadap sesama.  Jadi berjalan bersama Tuhan tidak hanya melayaniNya tetapi juga melayani jiwa-jiwa sehingga hidup kita menjadi kesaksian.  "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.  Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?"  (1 Yohanes 3:16-17).  Seringkali bila orang Kristen meminta kepada saudara seiman dijawab demikian,  "Berdoalah!  Dia pasti menyediakan yang kauperlukan."  tapi tidak tergerak hati menolong.  "Apakah gunanya, ..., jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?  Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: 'Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!', tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?  Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."  (Yakobus 2:14-17).

     Mengasihi Tuhan harus dibuktikan dengan ketaatan!  Jika kita mau berjalan bersama Tuhan kita juga harus setia melakukan semua kehendakNya, termasuk menolong sesama yang membutuhkan.  Bukan hanya melayani dengan perkataan 'rohani' saja, tetapi kita juga harus mewujudkannya dalam perbuatan.  Egoisme harus kita buang.  Kita tidak akan dapat berjalan melekat dengan Bapa jika kita tidak memprioritaskan hidup kita bagi Tuhan dan sesama.

Berkomitmenlah melakukan kehendak Tuhan dengan sungguh, bukan menuruti kehendak diri sendiri!