Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 November 2012 -
Baca: Mazmur 46:1-12
"Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." Mazmur 46:2
Kita akui bahwa masalah selalu menjadi bagian hidup manusia dan tentunya hal itu akan mempengaruhi sikap hidup manusia sehari-hari jika tidak segera terselesaikan. Dan jika sudah terselesaikan maka ada rasa kelegaan yang luar biasa, namun bisa jadi masalah berikutnya yang tidak pernah kita tahu telah mengantri dibelakangnya. Sebagai orang percaya bagaimana seharusnya kita menyikapinya? Pada umumnya reaksi otomatis yang muncul saat seseorang menghadapi masalah adalah takut. Walau sebenarnya kita sering melihat dan merasakan kuasa mujizat Tuhan dinyatakan atas hidup kita, tapi ketakutan tetap saja menjadi reaksi kita ketika menghadapi masalah. Kita condong untuk takut terlebih dahulu ketimbang percaya pada Tuhan.
Daud, yang adalah manusia biasa seperti kita, selalu kuat dan mampu bertahan di tengah badai hidup yang menderanya. Apa rahasianya? Karena ia menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan dan sumber pengharapan. Daud mengalami sendiri bahwa Tuhan sebagai penolong dalam kesesakan itu sangat terbukti. Siapa yang menjadi perlindungan dan sumber pengharapan Saudara? Orangtua, suami, aset perusahaan, uang, deposito, harta kekayaan atau jabatan? Jika kita berharap dan bersandar pada semua itu kita pasti akan kecewa dan menyesal. Itulah sebabnya Daud tidak pernah melupakan kebaikan Tuhan, "Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, -sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai." (Mazmur 63:7-8).
Sejak dari muda Daud percaya bahwa satu-satunya pengharapan itu adalah Tuhan (baca Mazmur 71:5). Maka dari itu ia mengambil sikap yang benar yaitu berdoa. Berseru kepada Tuhan adalah langkah untuk memadamkan segala ketakutan dan kekuatiran yang membelengu kita, "Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, pada waktu Engkau berkenan,
ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan
pertolongan-Mu yang setia!" (Mazmur 69:14) dan Tuhan pun "...mendengar permohonanku, Tuhan menerima doaku." (Mazmur 6:10). Sungguh, "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). (Bersambung)
Saturday, November 17, 2012
Friday, November 16, 2012
TUHAN YANG BELA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 November 2012 -
Baca: Mazmur 56:1-14
"Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;" Mazmur 56:4
Di tengah zaman yang serba sulit ini tekanan hidup kian berat, akibatnya banyak orang yang mudah stres dan tidak bisa mengendalikan diri. Beberapa waktu lalu di televisi ada berita yang bikin hati kita miris: ada seorang ibu yang rela membuang, bahkan nekat mebunuh bayinya sendiri oleh karena tidak kuat lagi menanggung biaya hidup. Sungguh, saat ini banyak orang diserang oleh berbagai penyakit yang berbahaya, bukan penyakit yang menyerang secara fisik, tapi penyakit yang menyerang jiwa berupa: penyakit kekuatiran, ketakutan, kecemasan, frustasi, stres, putus asa dan sebagainya. Faktor ekonomi seringkali menjadi penyebab utama itu semua.
Alkitab menasihati agar kita tetap kuat di dalam Tuhan. Kita dapat belajar dari kehidupan Daud yang selalu menaruh percayanya kepada Tuhan sehingga ia beroleh kekuatan saat ia menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya. Di usia muda, Daud sudah terbiasa menggembalakan domba, dan sebagai gembala pastilah setiap hari ia harus berjuang untuk menjaga dan melindungi domba-dombanya dari ancaman binatang buas yang hendak memangsanya, dan ia mampu. Ketika harus berhadapan dengan Goliat, pahlawan kebanggaan bangsa Filistin, yang secara manusia sulit untuk dikalahkan siapa pun, dengan pertolongan Tuhan Daud pun berhasil mengalahkan si raksasa itu. Dan karena kemenangannya ini Daud di ele-elukan, "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." (1 Samuel 18:7). Akibatnya Saul yang pada waktu itu menjadi raja Israel sangat tersinggung dan marah, sehingga berbagai upaya dilakukan Saul untuk membunuh Daud, namun karena campur tangan Tuhan, Daud pun dapat terluputkan. Niat jahat Saul tidak pernah terwujud! Ujian yang harus dialami Daud tidak berhenti sampai di situ. Di dalam keluarganya pun ia harus menghadapi pemberontakan anak-anaknya yaitu Absalom dan juga Adonia, yang sangat berambisi untuk menjadi raja.
Tetapi di dalam semuanya itu Daud berkata: "Kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Mazmur 56:12).
Daud menyerahkan segala perkaranya kepada Tuhan dan terbukti bahwa Daud mengalami pembelaan dari Tuhan.
Baca: Mazmur 56:1-14
"Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;" Mazmur 56:4
Di tengah zaman yang serba sulit ini tekanan hidup kian berat, akibatnya banyak orang yang mudah stres dan tidak bisa mengendalikan diri. Beberapa waktu lalu di televisi ada berita yang bikin hati kita miris: ada seorang ibu yang rela membuang, bahkan nekat mebunuh bayinya sendiri oleh karena tidak kuat lagi menanggung biaya hidup. Sungguh, saat ini banyak orang diserang oleh berbagai penyakit yang berbahaya, bukan penyakit yang menyerang secara fisik, tapi penyakit yang menyerang jiwa berupa: penyakit kekuatiran, ketakutan, kecemasan, frustasi, stres, putus asa dan sebagainya. Faktor ekonomi seringkali menjadi penyebab utama itu semua.
Alkitab menasihati agar kita tetap kuat di dalam Tuhan. Kita dapat belajar dari kehidupan Daud yang selalu menaruh percayanya kepada Tuhan sehingga ia beroleh kekuatan saat ia menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya. Di usia muda, Daud sudah terbiasa menggembalakan domba, dan sebagai gembala pastilah setiap hari ia harus berjuang untuk menjaga dan melindungi domba-dombanya dari ancaman binatang buas yang hendak memangsanya, dan ia mampu. Ketika harus berhadapan dengan Goliat, pahlawan kebanggaan bangsa Filistin, yang secara manusia sulit untuk dikalahkan siapa pun, dengan pertolongan Tuhan Daud pun berhasil mengalahkan si raksasa itu. Dan karena kemenangannya ini Daud di ele-elukan, "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." (1 Samuel 18:7). Akibatnya Saul yang pada waktu itu menjadi raja Israel sangat tersinggung dan marah, sehingga berbagai upaya dilakukan Saul untuk membunuh Daud, namun karena campur tangan Tuhan, Daud pun dapat terluputkan. Niat jahat Saul tidak pernah terwujud! Ujian yang harus dialami Daud tidak berhenti sampai di situ. Di dalam keluarganya pun ia harus menghadapi pemberontakan anak-anaknya yaitu Absalom dan juga Adonia, yang sangat berambisi untuk menjadi raja.
Tetapi di dalam semuanya itu Daud berkata: "Kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Mazmur 56:12).
Daud menyerahkan segala perkaranya kepada Tuhan dan terbukti bahwa Daud mengalami pembelaan dari Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)