Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 November 2012 -
Baca: Mazmur 34:1-23
"Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?" Mazmur 34:13
Sejak dari semula, Tuhan memiliki rancangan yang baik bagi kehidupan umatNya, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera
dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan." (Yeremia 29:11). Jadi, semua yang baik itu datangnya dari Tuhan. Sebaliknya, Iblis selalu memiliki rancangan yang jahat dan buruk bagi kehidupan manusia, karena "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10a). Adakah di antara kita yang mau mengalami hal-hal yang tidak baik atau buruk dalam hidup ini? Tentulah tak seorang pun mau!
Daud, yang dalam perjalanan hidupnya mengalami banyak masalah dan penderitaan, bahkan sampai harus berpura-pura gila karena beratnya tekanan hidup, membagikan pengalaman pribadinya yang luar biasa bersama dengan Tuhan. Ia memberikan rahasia bagaimana supaya kita bisa mengalami kebaikan dari Tuhan. Pertama, "Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;" (Mazmur 34:14). Mari berhati-hati dengan apa yang Saudara perkatakan, karena "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya." (Amsal 18:21). Ingat, ada kuasa dalam setiap perkataan kita. Oleh sebab itu perkatakan selalu hal-hal yang positif (firman Tuhan), maka semua yang baik akan terjadi dalam hidup kita.
Kedua, "Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik," (Mazmur 34:15a). Artinya kita harus hidup sesuai dengan firman Tuhan. Selama kita hidup dalam ketidaktaatan kita tidak akan pernah mengalami kebaikan Tuhan. Jadi jika selama ini kita telah menyimpang dari jalan Tuhan, jangan tunda waktu untuk segera bertobat!
Ketiga, "...carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!" (Mazmur 34:15b). Jangan menyimpan kepahitan, dendam atau sakit hati! Berilah pengampunan kepada semua orang, sebab jika kita tidak mengampuni orang lain, Tuhan juga tidak akan mengampuni dosa-dosa kita! (baca Matius 6:15).
Menaati firman Tuhan adalah rahasia untuk mengalami dan menikmati semua yang baik dari Tuhan!
Tuesday, November 13, 2012
Monday, November 12, 2012
MEWASPADAI ISI HATI (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 November 2012 -
Baca: Mazmur 73:1-28
"Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya." Mazmur 73:1
Keberadaan hati kita ini ibarat sebuah kebun. Bila kebun itu selalu kita jaga dan kita rawat setiap hari, kebun itu akan menjadi lahan yang subur dan siap untuk ditanami benih, yang pada akhirnya akan menghasilkan tuaian yang baik. Sebaliknya jika kebun itu kita biarkan terbengkalai, maka di dalam kebun itu akan tumbuh banyak ilalang dan semak belukar yang justru akan menghambat tumbuhnya benih yang kita semai. Begitu juga dengan hati, kita perlu menjaga, merawat dan menanaminya dengan benih yang baik dan positif yaitu firman Tuhan, sehingga isi hati kita bersih dari segala 'kotoran'.
Mengapa kita harus selalu menjaga hati kita tetap bersih? Sebab bila hati kita bersih (murni), Tuhan akan berkenan hadir dan mencurahkan berkat-berkatNya. Dikatakan, "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu." (Mazmur 24:4-5), dan "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Matius 5:8). Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan menyediakan upah bagi orang-orang yang memiliki hati yang bersih (murni): ada berkat, perlindungan, bahkan ia akan melihat Tuhan. Jadi Dia berkenan memilih seseorang dan memberkatinya bukan berdasarkan penampilan fisik, kepintaran, kekayaan yang dimiliki, padatnya jadwal pelayanan atau aktivitas rohani yang dikerjakan, tetapi Dia melihat isi hatinya.
Bagaimana kondisi hati kita saat ini? Sudah bersihkah atau masih banyak 'kotoran', hal-hal jahat dan akar pahit yang terkandung di dalamnya? Nah, supaya hati kita bersih dan murni, tidak ada jalan lain selain kita harus datang kepada Tuhan, berdoa dengan mencurahkan isi hati dengan jujur dan membuka hati untuk selalu dikoreksi oleh firmanNya, itulah proses menuju kemurnian hati, karena firmanNya itu "...hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12).
Jika hati kita tidak berkenan kepada Tuhan, maka ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan juga sia-sia!
Baca: Mazmur 73:1-28
"Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya." Mazmur 73:1
Keberadaan hati kita ini ibarat sebuah kebun. Bila kebun itu selalu kita jaga dan kita rawat setiap hari, kebun itu akan menjadi lahan yang subur dan siap untuk ditanami benih, yang pada akhirnya akan menghasilkan tuaian yang baik. Sebaliknya jika kebun itu kita biarkan terbengkalai, maka di dalam kebun itu akan tumbuh banyak ilalang dan semak belukar yang justru akan menghambat tumbuhnya benih yang kita semai. Begitu juga dengan hati, kita perlu menjaga, merawat dan menanaminya dengan benih yang baik dan positif yaitu firman Tuhan, sehingga isi hati kita bersih dari segala 'kotoran'.
Mengapa kita harus selalu menjaga hati kita tetap bersih? Sebab bila hati kita bersih (murni), Tuhan akan berkenan hadir dan mencurahkan berkat-berkatNya. Dikatakan, "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu." (Mazmur 24:4-5), dan "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Matius 5:8). Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan menyediakan upah bagi orang-orang yang memiliki hati yang bersih (murni): ada berkat, perlindungan, bahkan ia akan melihat Tuhan. Jadi Dia berkenan memilih seseorang dan memberkatinya bukan berdasarkan penampilan fisik, kepintaran, kekayaan yang dimiliki, padatnya jadwal pelayanan atau aktivitas rohani yang dikerjakan, tetapi Dia melihat isi hatinya.
Bagaimana kondisi hati kita saat ini? Sudah bersihkah atau masih banyak 'kotoran', hal-hal jahat dan akar pahit yang terkandung di dalamnya? Nah, supaya hati kita bersih dan murni, tidak ada jalan lain selain kita harus datang kepada Tuhan, berdoa dengan mencurahkan isi hati dengan jujur dan membuka hati untuk selalu dikoreksi oleh firmanNya, itulah proses menuju kemurnian hati, karena firmanNya itu "...hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12).
Jika hati kita tidak berkenan kepada Tuhan, maka ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan juga sia-sia!
Subscribe to:
Posts (Atom)