Sunday, November 11, 2012

MEWASPADAI ISI HATI (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 November 2012 -

Baca:  Markus 7:1-23

"sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,..."  Markus 7:21

Hati adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia, terlebih lagi bagi orang percaya, karena hidup berkenan kepada Tuhan atau tidak itu sangat bergantung pada apa yang ada di hati kita.  Mengapa?  Karena  "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."  (1 Samuel 16:7b).  Kepada anaknya (Salomo), Daud juga mengingatkan,  "Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita."  (1 Tawarikh 28:9a).  Oleh karena itu kita harus berhati-hati dan selalu menjaga hati kita supaya tetap berkenan kepada Tuhan.  Ayat nas dengan jelas menyatakan bahwa segala pikiran dan perbuatan jahat  (percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan dan lain-lain)  bersumber dari hati.  "Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."  (Markus 7:23).

     Tahu benar bahwa keadaan hati manusia sangan menentukan jalan hidupnya, Iblis berusaha untuk menyerang dan mempengaruhi hati manusia dengan hal-hal yang negatif dan menjadikan hati sebagai sasaran empuknya.  Ketakutan, kekuatiran, kecemasan, keragu-raguan, kebencian, kepahitan dan sebagainya adalah hal-hal yang seringkali dipanahkan Iblis hingga manusia menjadi lemah, tak berdaya, putus asa, kehilangan sukacita dan damai sejahteranya.  FirmanNya menasihatkan,  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23).  Jadi kita harus bisa menjaga hati kita dengan penuh kewaspadaan.  Waspada berarti selalu berjaga-jaga dan tidak lengah ibarat seorang prajurit yang sedang bertempur di medan peperangan, sebab jika kita lengah sedikit saja kita akan tertembak oleh musuh  (Iblis).

     Mari kita belajar dari Daud yang selalu terbuka di hadapan Tuhan, siap untuk ditegur dan dikoreksi bila isi hatinya mulai tidak benar:  "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;  lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"  (Mazmur 139:23-24).  (Bersambung)

Saturday, November 10, 2012

IMAN YANG TERUS BERTUMBUH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 November 2012 -

Baca:  Matius 17:14-21

"Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu."  Matius 17:20

Tuhan menghendaki setiap orang percaya memiliki iman yang teguh.  Ditegaskan bahwa setidaknya kita mmemiliki iman sebesar biji sesawi saja.  Memang, biji sesawi itu sangat kecil, bahkan bisa dikatakan sebagai biji yang paling kecil dari segala jenis benih, tapi jika ditanam dan bila sudah tumbuh, sesawi itu akan lebih besar dari pada sayuran lain, malahan akan tumbuh menjadi pohon yang besar melebihi pohon-pohon lain sehingga burung-burung dapat berlindung atau bersarang di cabang-cabangnya  (baca  Matius 13:32).  Demikian pula halnya dengan iman.  Iman kita tidak boleh statis tapi harus dinamis dan bertumbuh.  Karena itu  "...kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.  (2 Petrus 1:5-7).

     Langkah menuju kepada pertumbuhan iman:  1.  Karib dengan Tuhan.  Dalam Roma 10:17 jelas dinyatakan bahwa iman itu timbul dari pendengaran akan firman Tuhan, karena itu kita harus banyak menyediakan waktu untuk berdoa, membaca Alkitab dan mendengarkan firman itu setiap hari.  Jadi kita harus senantiasa melekat kepada Tuhan,  "Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."  (Yohanes 15:4b).

     2.  Ketaatan.  Turuti dan lakukan firman Tuhan sehingga iman kita terus bertumbuh.  Dikatkan,  "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."  (Yakobus 2:17).  Abraham diberkati Tuhan dan mengalami penggenapan janji Tuhan karena iman dan ketaatannya telah teruji.

     3.  Ujian.  Adakalanya Tuhan ijinkan masalah dan penderitaan terjadi dalam kehidupan orang percaya.  Itu bukan tanpa tujuan!  Itu adalah bagian dari proses pendewasaan iman.  Tuhan hendak melatih iman kita supaya makin teguh!

Milikilah iman yang terus bertumbuh, jangan statis!