Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 November 2012 -
Baca: Kisah Para Rasul 6:1-7
"Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka." Kisah 6:6
Dalam Alkitab ada dua nama Filipus yang termasuk dua belas murid Yesus (baca Matius 10:1-4) dan Filipus yang diangkat Petrus menjadi pelayan meja (pelayanan diakonia), bisa kita baca dalam Kisah 6:1-7. Yang kita bahas hari ini adalah Filipus si pelayan meja.
Untuk bisa dipercaya sebagai pelayan meja tidaklah mudah dan tentunya bukan sembarangan orang bisa dipercaya. Alkitab menyatakan bahwa seorang pelayan meja haruslah seorang yang "...terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat," (Kisah 6:3). Terkenal baik berarti memiliki reputasi yang baik atau nama baik, hidup tidak bercela sehingga menjadi kesaksian bagi banyak orang dan lingkungannya. Ada tertulis: "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas." (Amsal 22:1). Selain itu ia haruslah seorang yang hidup penuh Roh dan hikmat, ini berarti senantiasa hidup dalam pimpinan Roh Kudus, yaitu hidup dalam ketaatan. Filipus telah memenuhi kriteria itu. Nama 'Filipus' sendiri berarti 'penerobos'. Sungguh, arti nama yang sesuai dengan kenyataan yang ada di mana Filipus telah mengalami terobosan baru dalam hidupnya: Tuhan memakai hidupnya sebagai alatNya yang luar biasa. Dengan penuh komitmen dan semangat yang menyala-nyala Filipus merespons panggilan Tuhan ini sebagaimana firman Tuhan menasihati: "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11).
Bagaimana dengan Saudara? Sudahkah terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan? Ataukah selama ini Anda hanya duduk dan menjadi penonton saja di gereja? Sering kita jumpai banyak sekali orang Kristen yang lebih suka menjadi penonton daripada menjadi pemain, lebih suka banyak berkomentar, mengkritik dan membicarakan kelemahan (kekurangan) para pelayan Tuhan. Rasul Paulus mengingatkan, "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh
bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang
lain." (Galatia 6:4). Bukan saatnya lagi menjadi penonton dan komentator dalam pelayanan!
Mari belajar dari Filipus yang setia dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada untuk melayani Tuhan!
Wednesday, November 7, 2012
Tuesday, November 6, 2012
MEMBUANG SEMUA KEDAGINGAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 November 2012 -
Baca: Galatia 3:1-14
"Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?" Galatia 3:3
Tuhan menghendaki kita untuk hidup menurut pimpinan Roh kudus dan tidak lagi menuruti keinginan daging, "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Galatia 5:17), dan sudah sangat jelas bahwa "...barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu." (Galatia 6:8).
Jika kita pelajari dalam firman Tuhan, orang yang hidup dalam kedagingan adalah orang yang pikirannya selalu dikuasai oleh keinginan daging atau memikirkan hal-hal yang bersifat daging, "...Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh." (Roma 8:5). Bisa saja secara fisik kita rajin dan aktif pergi ke gereja dan persekutuan tetapi pikiran dan hati kita tidak sepenuhnya tertuju kepada Tuhan. "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku," (Matius 15:8-9a). Atau kita sebagai penyandang dana pembangunan gereja, membantu fakir miskin dan anak-anak yatim piatu, tetapi motivasi hati kita tidak benar: bukan untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan tapi untuk memuliakan diri sendiri dan mencari pujian dari manusia.
Selain itu orang yang hidup dalam kedagingan sama dengan orang yang munafik. Mereka menjalankan ibadah tapi tidak memiliki rasa takut akan Tuhan, tetapi saja hidup dalam ketidaktaatan. Ibadahnya hanya sebatas lahiriah agar terlihat oleh orang lain. Tuhan sangat membenci orang-orang seperti ini. Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi: "Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan." (Matius 23:28).
Tuhan menghendaki kita menjadi anak-anakNya yang taat, mau dipimpin oleh Roh Kudus dan membuang segala kedagingan sehingga hidup kita berkenan dan menyenangkan hati Tuhan!
Baca: Galatia 3:1-14
"Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?" Galatia 3:3
Tuhan menghendaki kita untuk hidup menurut pimpinan Roh kudus dan tidak lagi menuruti keinginan daging, "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Galatia 5:17), dan sudah sangat jelas bahwa "...barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu." (Galatia 6:8).
Jika kita pelajari dalam firman Tuhan, orang yang hidup dalam kedagingan adalah orang yang pikirannya selalu dikuasai oleh keinginan daging atau memikirkan hal-hal yang bersifat daging, "...Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh." (Roma 8:5). Bisa saja secara fisik kita rajin dan aktif pergi ke gereja dan persekutuan tetapi pikiran dan hati kita tidak sepenuhnya tertuju kepada Tuhan. "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku," (Matius 15:8-9a). Atau kita sebagai penyandang dana pembangunan gereja, membantu fakir miskin dan anak-anak yatim piatu, tetapi motivasi hati kita tidak benar: bukan untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan tapi untuk memuliakan diri sendiri dan mencari pujian dari manusia.
Selain itu orang yang hidup dalam kedagingan sama dengan orang yang munafik. Mereka menjalankan ibadah tapi tidak memiliki rasa takut akan Tuhan, tetapi saja hidup dalam ketidaktaatan. Ibadahnya hanya sebatas lahiriah agar terlihat oleh orang lain. Tuhan sangat membenci orang-orang seperti ini. Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi: "Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan." (Matius 23:28).
Tuhan menghendaki kita menjadi anak-anakNya yang taat, mau dipimpin oleh Roh Kudus dan membuang segala kedagingan sehingga hidup kita berkenan dan menyenangkan hati Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)