Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Oktober 2012 -
Baca: Yohanes 16:4b-15
"Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;" Yohanes 16:13a
Sebagai manusia kita memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa dan lebih memilih hidup menurut keinginan daging. Hal ini juga diakui oleh Daud, "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku." (Mazmur 51:7). Pula Rasul Paulus menyatakan, "Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia,
tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku,
tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat,
melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku
perbuat, Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku." (Roma 7:18-20). Jujur kita akui bahwa tidak mudah bagi kita untuk menjauh dan melepaskan diri dari ikatan dosa yang membelenggu. Tanpa adanya pertobatan yang sungguh, kita akan selalu mengalami kesulitan untuk melepaskan diri dari jerat Iblis.
Acapkali kita merasa bangga dengan status kita sebagai 'orang Kristen, orang percaya dan anak Tuhan', tapi jika cara hidup atau perilaku kita tidak jauh berbeda dengan orang dunia, apalah artinya? Firman Tuhan menegaskan, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).
Tuhan memanggil kita agar mempunyai ciri khas tersendiri dan 'terpisah' dari dunia ini, karena kita adalah "...bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan
yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan
kepada terang-Nya yang ajaib;" (1 Petrus 2:9), melalui buah-buah Roh yang dihasilkan (baca Galatia 5:22-23). Itu akan terjadi jika kita tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan dalam kita (baca Yohanes 15:5). Artinya kita taat melakukan kehendak Tuhan dan mengijinkan Dia bekerja dalam hidup kita melalui kuasa Roh KudusNya.
Roh Kudus yang akan menuntun, menguatkan dan memimpin kita kepada kebenaran, karena itu tunduklah pada pimpinan RohNya!
Tuesday, October 23, 2012
Monday, October 22, 2012
TUHAN TIDAK PERNAH MELUPAKAN KITA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Oktober 2012 -
Baca: Mazmur 10:1-16
"Bangkitlah, Tuhan! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas." Mazmur 10:12
Seringkali kita berpikir bahwa ketika kita dalam masalah atau tekanan hidup yang berat (kesulitan ekonomi, menderita sakit-penyakit) saat itu Tuhan telah jauh dari kita, Dia meninggalkan dan melupakan kita begitu saja. Terlepas dari bagaimana keadaan atau kondisi kita, percayalah bahwa Tuhan tidak pernah melupakan kita! Dalam Yesaya 49:15 ditegaskan, "Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku." (Yesaya 49:15-16). Ini membuktikan bahwa Tuhan sangat memperhatikan dan mengasihi kita.
Terhadap bangsa Israel, suatu bangsa yang tegar tengkuk, yang seringkali memberontak, tidak setia dan hidup dalam ketidaktaatan, Tuhan pun tetap menunjukkan kasih dan kesabaranNya. Seperti tertulis, "Mereka menolak untuk patuh dan tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah Kaubuat di antara mereka. Mereka bersitegang leher malah berkeras kepala untuk kembali ke perbudakan di Mesir. Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka." (Nehemia 9:17). Mengapa ketika masalah datang, kita selalu berpikir bahwa Tuhan telah melupakan kita dan menyembunyikan wajahNya? Karena fokus kita hanya tertuju pada keinginan hati kita sendiri; Maunya Tuhan mengikuti 'agenda' kita. Sementara, kita tidak mau mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup kita. Perlu kita ketahui bahwa Tuhan tidak bisa dikendalikan oleh apapun dan oleh siapapun, Dia adalah Tuhan yang berdaulat penuh atas hidup kita, tidak pernah ingkar terhadap janji-janjiNya, apalagi sampai melupakan umat tebusanNya.
Ditegaskan, "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum." (Yesaya 42:3).
Tanamkan dalam hati bahwa Tuhan tidak pernah melupakan dan meninggalkan kita, karena itu berhentilah menyalahkan Dia!
Baca: Mazmur 10:1-16
"Bangkitlah, Tuhan! Ya Allah, ulurkanlah tangan-Mu, janganlah lupakan orang-orang yang tertindas." Mazmur 10:12
Seringkali kita berpikir bahwa ketika kita dalam masalah atau tekanan hidup yang berat (kesulitan ekonomi, menderita sakit-penyakit) saat itu Tuhan telah jauh dari kita, Dia meninggalkan dan melupakan kita begitu saja. Terlepas dari bagaimana keadaan atau kondisi kita, percayalah bahwa Tuhan tidak pernah melupakan kita! Dalam Yesaya 49:15 ditegaskan, "Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku." (Yesaya 49:15-16). Ini membuktikan bahwa Tuhan sangat memperhatikan dan mengasihi kita.
Terhadap bangsa Israel, suatu bangsa yang tegar tengkuk, yang seringkali memberontak, tidak setia dan hidup dalam ketidaktaatan, Tuhan pun tetap menunjukkan kasih dan kesabaranNya. Seperti tertulis, "Mereka menolak untuk patuh dan tidak mengingat perbuatan-perbuatan yang ajaib yang telah Kaubuat di antara mereka. Mereka bersitegang leher malah berkeras kepala untuk kembali ke perbudakan di Mesir. Tetapi Engkaulah Allah yang sudi mengampuni, yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya. Engkau tidak meninggalkan mereka." (Nehemia 9:17). Mengapa ketika masalah datang, kita selalu berpikir bahwa Tuhan telah melupakan kita dan menyembunyikan wajahNya? Karena fokus kita hanya tertuju pada keinginan hati kita sendiri; Maunya Tuhan mengikuti 'agenda' kita. Sementara, kita tidak mau mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup kita. Perlu kita ketahui bahwa Tuhan tidak bisa dikendalikan oleh apapun dan oleh siapapun, Dia adalah Tuhan yang berdaulat penuh atas hidup kita, tidak pernah ingkar terhadap janji-janjiNya, apalagi sampai melupakan umat tebusanNya.
Ditegaskan, "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum." (Yesaya 42:3).
Tanamkan dalam hati bahwa Tuhan tidak pernah melupakan dan meninggalkan kita, karena itu berhentilah menyalahkan Dia!
Subscribe to:
Posts (Atom)