Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Oktober 2012 -
Baca: Amsal 11:1-31
"Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda." Amsal 11:28
Tidak ada seorang pun manusia di dunia ini mau hidup dalam kemiskinan atau hidup dalam kekurangan. Semua orang ingin hidup berkecukupan dan berkelimpahan materi. Harta atau kekayaan menjadi dambaan setiap orang. Secara manusia keinginan seperti itu tidaklah salah dan juga bukanlah dosa. Namun bila kita tidak berhati-hati dalam mengejar kekayaan, kita akan jatuh, "Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam
jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang
mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan
kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu
uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka." (1 Timotius 6:9-10). Karena itu kita harus selalu waspada agar kita tidak terjerat dalam ketamakan ketika kita mengejar harta atau kekayaan.
Pemahaman kita terhadap kekayaan akan menentukan sikap hati kita terhadap kekayaan itu sendiri. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan: pertama, sebesar apa pun kekayaan yang kita peroleh tidak akan pernah memberikan rasa cukup. "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai
kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkotbah 5:9). Kita akan selalu merasa kurang dan kurang. Akibatnya kita terus bekerja keras siang dan malam supaya kekayaan kita terus bertambah. Tidak sedikit dari kita yang akhirnya sampai lupa waktu: lupa berdoa, lupa baca firman dan lupa ibadah, karena terus 'kejar setoran'.
Kedua, kekayaan itu tidak kekal. Dikatakan, "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar." (1 Timotius 6:7). Kita tidak akan membawa apa-apa ketika kita mati kelak. Apalah artinya hidup ini bila kita berlimpah kekayaan di dunia fana, tetapi kelak kita akan binasa? FirmanNya menasihati, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya." (Matius 6:19-20). (Bersambung)
Friday, October 19, 2012
Thursday, October 18, 2012
TUHAN ADALAH BENTENG BAGI KITA!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Oktober 2012 -
Baca: Mazmur 28:1-9
"Tuhan adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!" Mazmur 28:8
Daud memiliki pengalaman luar biasa bersama Tuhan. Ketika mengalami masa-masa suram dalam hidupnya, ia tetap menguatkan hati untuk percaya dan menaruh pengharapan hanya kepada Tuhan, dan terbukti pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktunya. Itulah sebabnya Daud dapat berkata, "Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya." (Mazmur 28:7a). Daud juga menambahkan bahwa Tuhan adalah benteng keselamatan baginya. Bahkan Tuhan sendiri menyatakan bahwa Dia adalah benteng bagi umatNya seperti tertulis: "Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng." (Mazmur 48:4).
Jika berbicara tentang benteng, pikiran kita pasti terarah kepada hal yang berhubungan dengan perang. Apa itu benteng? Definisi dari kata benteng adalah bangunan tempat untuk berlindung atau bertahan dari serangan musuh; dinding atau tembok untuk menahan serangan. Apa maksud Tuhan menyatakan diriNya sebagai benteng? Ini untuk menegaskan bahwa Dia akan memberikan perlindungan yang sempurna kepada anak-anakNya, bahkan Dia akan memperlakukan kita seperti biji mataNya sendiri, sehingga "...sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya-" (Zakharia 2:8b).
Jadi, apa yang perlu kita takutkan? Memang, perjalanan kekristenan kita bukanlah perjalanan yang bebas dari ujian dan tantangan, karena musuh (Iblis) selalu berusaha menyerang kita dari segala sisi kehidupan ini dan "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Karena itu kita harus selalu berjaga-jaga di dalam doa. Tetapi jangan takut! Mari kita hadapi semuanya ini dengan iman yang teguh! Berserahlah kepada Tuhan dan percayakan hidup ini sepenuhnya kepada Dia, niscaya kita akan aman dalam lindunganNya, karena "Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu." (Mazmur 121:4-5).
Jika Tuhan yang menjadi benteng hidup kita ada jaminan keamanan yang pasti! Karena itu jangan pernah tinggalkan Tuhan dan hidup di luar Dia!
Baca: Mazmur 28:1-9
"Tuhan adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!" Mazmur 28:8
Daud memiliki pengalaman luar biasa bersama Tuhan. Ketika mengalami masa-masa suram dalam hidupnya, ia tetap menguatkan hati untuk percaya dan menaruh pengharapan hanya kepada Tuhan, dan terbukti pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktunya. Itulah sebabnya Daud dapat berkata, "Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya." (Mazmur 28:7a). Daud juga menambahkan bahwa Tuhan adalah benteng keselamatan baginya. Bahkan Tuhan sendiri menyatakan bahwa Dia adalah benteng bagi umatNya seperti tertulis: "Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng." (Mazmur 48:4).
Jika berbicara tentang benteng, pikiran kita pasti terarah kepada hal yang berhubungan dengan perang. Apa itu benteng? Definisi dari kata benteng adalah bangunan tempat untuk berlindung atau bertahan dari serangan musuh; dinding atau tembok untuk menahan serangan. Apa maksud Tuhan menyatakan diriNya sebagai benteng? Ini untuk menegaskan bahwa Dia akan memberikan perlindungan yang sempurna kepada anak-anakNya, bahkan Dia akan memperlakukan kita seperti biji mataNya sendiri, sehingga "...sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya-" (Zakharia 2:8b).
Jadi, apa yang perlu kita takutkan? Memang, perjalanan kekristenan kita bukanlah perjalanan yang bebas dari ujian dan tantangan, karena musuh (Iblis) selalu berusaha menyerang kita dari segala sisi kehidupan ini dan "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Karena itu kita harus selalu berjaga-jaga di dalam doa. Tetapi jangan takut! Mari kita hadapi semuanya ini dengan iman yang teguh! Berserahlah kepada Tuhan dan percayakan hidup ini sepenuhnya kepada Dia, niscaya kita akan aman dalam lindunganNya, karena "Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu." (Mazmur 121:4-5).
Jika Tuhan yang menjadi benteng hidup kita ada jaminan keamanan yang pasti! Karena itu jangan pernah tinggalkan Tuhan dan hidup di luar Dia!
Subscribe to:
Posts (Atom)