Wednesday, October 17, 2012

MATA ROHANI YANG TERBUKA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Oktober 2012 -

Baca:  Markus 10:46-52

"Tanya Yesus kepadanya: 'Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?' Jawab orang buta itu: 'Rabuni, supaya aku dapat melihat!'" Markus 10:51

Selama berada di bumi Tuhan Yesus tidak pernah berhenti bekerja.  "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." (Yohanes 5:17), dan Ia pun menambahkan, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).

     Suatu ketika Tuhan Yesus berada di kota Yerikho bersama dengan murid-muridNya, dan orang berbondong-bondong mengikutiNya.  Mengapa? Karena mereka tahu bahwa di mana ada Tuhan Yesus di situ pasti terjadi mujizat!  Dan keberadaan Tuhan Yesus di situ di dengar pula oleh Bartimeus, seorang pengemis buta yang duduk di pinggir jalan.  Di zaman dahulu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pengemis hanyalah mengemis atau mengharapkan belas kasihan dari orang lain, tidak lebih.  Itulah sebabnya banyak orang memandang mereka sebagai orang yang rendah dan hina.  Bartimeus, meski buta, memiliki pendengaran yang peka.  Itulah sebabnya ketika mendengar bahwa Tuhan Yesus sedang melintas, berteriaklah ia,  "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (Markus 10:47).  Ini menunjukkan bahwa secara jasmani Bartimeus tidak dapat melihat, tapi 'mata rohani' terbuka sehingga ia dapat melihat bahwa Tuhan Yesus adalah Pribadi yang berkuasa, Dia adalah Sang Pembuat mujizat.  Bartimeus pun bertindak dengan iman dan berseru kepadaNya.  Lalu Tuhan Yesus mengulurkan tanganNya menjamah Bartimeus dan mujizat pun terjadi, terceliklah matanya yang buta!

     Banyak orang Kristen yang meski mata jasmaninya melihat, masih saja buta 'mata rohani' nya sehingga mereka masih saja tidak percaya kepada kuasa Tuhan dengan berkata, "Sanggupkah Tuhan menolong aku?  Sakitku apa mungkin sembuh?"  Kebutaan rohani ini juga dialami oleh Gehazi sehingga Elisa pun berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat. Maka Tuhan membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa."  (2 Raja-Raja 6:17).  Kuasa Tuhan Yesus tidak pernah berubah, dahulu, sekarang dan sampai selama-lamanya!

Asal kita datang kepada Tuhan dengan iman, mujizat pasti dinyatakanNya!

Tuesday, October 16, 2012

KUNCI MENGALAMI KETENANGAN HIDUP

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Oktober 2012 -

Baca:  Mazmur 62:1-13

"Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku."  Mazmur 62:2

Di manakah kita akan menemukan ketenangan dalam hidup ini?  Banyak orang berpikir bahwa hidup tenang hanya akan mereka rasakan ketika mereka punya uang ratusan juta atau deposito di bank, kekayaan yang melimpah, punya satpam yang menjaga rumah kita selama 24 jam penuh dan sebagainya.  Fakta membuktikan, banyak orang kaya yang hidupnya tidak tenang: selalu was-was dengan hartanya, kuatir dengan perusahaannya dan lain-lain.  Namun pemazmur menegaskan bahwa orang yang tinggal di dalam Tuhan (dekat dengan Tuhan) pasti akan mengalami ketenangan dalam hidupnya.  Masalah boleh saja datang, namun kita percaya bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita.  Tertulis:  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b).

     Hidup dalam ketidaktenangan, kacau, kuatir, cemas, panik dan lain-lain adalah hal yang sangat disukai oleh Iblis.  Sebab orang yang tidak tenang dalam hidupnya pasti akan mengalami kesulitan untuk berdoa dan fokus kepada Tuhan.  Itulah sebabnya Rasul Petrus menasihati,  "Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa." (1 Petrus 4:7b).  Doa yang lahir dari hati yang tenanglah yang dapat merasakan hadirat Tuhan.

     Apa kunci mengalami ketenangan?  Pertama, dekat dengan Tuhan atau memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan (ayat nas).  Ini berarti kita tidak meninggalkan jam-jam doa dan juga ibadah kita.  Daud adalah contoh pribadi yang sangat dekat dengan Tuhan.  "Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!  Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik." (Mazmur 84:2, 11).  Kedua, punya penyerahan diri kepada Tuhan.  Artinya kita mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan.  Nasihat Daud,  "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak."  (Mazmur 37:5).  Ketiga, hidup dalam kebenaran.  Ada tertulis:  "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya."  (Yesaya 32:17).

Di dalam dekat dengan Tuhan, berserah diri dan senantiasa hidup dalam ketaatanlah kita akan mengalami ketenangan hidup!