Thursday, October 11, 2012

BERKAT TUHAN BAGI ORANG PERCAYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Oktober 2012 -

Baca:  Mazmur 67:1-8

"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya."  Mazmur 67:2

Hidup yang diberkati adalah janji Tuhan bagi orang percaya dan berkat itu adalah pasti, sebab janji Tuhan adalah ya dan amin.  Meski demikian bukan berarti perjalanan hidup kita akan mulus tanpa kerikil tajam.  Dalam hal ini pemazmur hendak menyatakan bahwa meski di tengah masalah, ujian dan tantangan yang berat sekali pun, tangan kasih Tuhan tak pernah lelah untuk menopang kita dan penyertaanNya tidak pernah berubah.  Dikatakan,  "Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;  apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.  Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;" (Mazmur 37:23-24).  Ini adalah bukti bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan orang-orang yang senantiasa berharap kepadaNya, bahkan sampai kepada anak cucunya (keturunannya).

     Sepatutnya kita bersyukur memiliki Tuhan yang hidup yang senantiasa memperhatikan dan mengasihi kita, bahkan menyinari kita dengan wajahNya.  Oleh karena itu kita tidak perlu takut menghadapi apa pun juga asal kita tetap hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.  Hidup dalam kehendak Tuhan berarti tidak mengandalkan kekuatan sendiri, tapi berjalan menurut pimpinan Tuhan.  "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.  Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.  Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;" (Amsal 3:5-7).  Hidup dalam kehendak Tuhan juga berarti harus menundukkan diri kepadaNya.  Alkitab menyatakan jika kita punya penundukan diri, Tuhan akan mengangkat kita dan memberkati kita.

     Ingat, berkat Tuhan itu tidak terpengaruh sikon (situasi/kondisi);  bukan ketika kondisi lagi baik lalu Tuhan memberkati kita, sedangkan ketika situasi sedang buruk Dia tidak memberkati kita.

Di segala keadaan Tuhan sanggup memberkati dan mencukupkan segala yang kita perlukan;  berkatNya selalu tersedia bagi kita kapan pun!  Mari imani itu.

Wednesday, October 10, 2012

MEMBERI: Harus Dengan Motivasi Benar!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Oktober 2012 -

Baca:  Amsal 16:1-33

"Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati."  Amsal 16:2

Hati adalah bagian paling dalam dari diri seseorang.  Melalui 'hati' inilah dapat dinilai keberadaan seseorang sesungguhnya karena hati tidak bisa berbohong.  Kita bisa saja bersandiwara dan mengelabui orang lain dengan sikap dan tindakan kita, tapi hal ini tidak bisa dilakukan oleh hati.  Ada tertulis:  "Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu."  (Amsal 27:19).  Memang, orang lain tidak bisa mengetahui isi hati kita, tapi Tuhan sangat mengerti secara detail apa yang terdapat dalam isi hati kita tanpa terkecuali, karena Dia adalah Pribadi yang Mahatahu.  Itulah sebabnya Tuhan menilai hati kita terlebih dahulu sebelum Dia melihat perbuatan atau tindakan kita.

     Seberapa aktif seseorang dalam pelayanan, seberapa melimpahnya kekayaan seseorang, seberapa tinggi jabatannya dan seberapa terkenalnya seseorang di mata manusia, seberapa gagah dan cantiknya seseorang sama sekali tidak akan mempengaruhi penilaian Tuhan, karena Dia melihat hati.  Pemazmur berkata,  "Masakan Allah tidak akan menyelidikinya? Karena Ia mengetahui rahasia hati."  (Mazmur 44:22).  Oleh karena itu firmanNya dengan tegas menasihati,  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23).

     Begitu pula dalam hal memberi, hati juga memegang peranan yang sangat penting.  Tuhan tidak melihat berapa besar jumlah persembahan kita atau berapa banyak yang bisa kita berikan kepada orang lain, namun Dia melihat jauh ke dalam hati kita terlebih dahulu untuk mengetahui motivasi kita dalam memberi.  Itu sebabnya kita tidak bisa menipu dan mengelabui Tuhan.  Milikilah motivasi hati yang benar saat kita memberi, baik itu untuk pekerjaan Tuhan maupun juga kepada saudara kita yang membutuhkan pertolongan.  Jangan pernah terbersit sedikit pun di hati bahwa kita ini paling berjasa, misalnya dalam hal pembangunan gereja karena sumbangan kita paling besar jumlahnya, atau kita mencari pujian dan sanjungan dari orang lain.  Pemberian atau persembahan yang diberikan dengan tulus, sukarela dan sukacita itulah yang menyukakan hati Tuhan.

Tuhan tidak pernah menutup mata terhadap apa yang telah kita persembahkan untuk Dia dan sesama, berkatNya pasti dicurahkan atas kita!